Hak Asasi Manusia: Nyata atau Sekadar Slogan?

- Redaksi

Senin, 27 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Belum lama ini publik dikejutkan oleh temuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pelanggaran lingkungan yang dilakukan sejumlah perusahaan tambang nikel di Raja Ampat. Dua di antaranya, PT Anugrah Surya Pratama (ASP) asal Tiongkok dan PT Mulia Raymond Perkasa (MRP), terbukti beroperasi tanpa izin dan tanpa sistem pengelolaan lingkungan yang memadai.

ASP diketahui menambang di Pulau Manuran tanpa sistem pengolahan limbah, sementara MRP melakukan eksplorasi di Pulau Batang Pele tanpa dokumen lingkungan dan izin pemanfaatan kawasan hutan (PPKH). Akibatnya, kegiatan keduanya dihentikan oleh KLHK.

Aktivitas tambang yang merusak ekosistem di Raja Ampat bukan sekadar pelanggaran administratif. Ia merupakan bentuk nyata pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu melanggar hak masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Baca Juga :  Menyatukan Kepentingan Bersama: Jalan Keluar dari Masalah Penambangan Timah Ilegal di Bangka Belitung

Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugi Yananto, menegaskan bahwa hak atas lingkungan yang sehat merupakan bagian dari hak dasar yang menjamin kehidupan manusia secara seimbang dan berkelanjutan.

Namun, pelanggaran HAM di negeri ini tidak berhenti di sana. Pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang, serta pembatasan kebebasan berekspresi terus terjadi. Maka, pertanyaan besar pun muncul: apakah hak asasi manusia di Indonesia benar-benar dijunjung tinggi, atau sekadar menjadi slogan kosong yang diulang tanpa makna?

Masalah utama terletak pada lemahnya komitmen politik dalam menegakkan HAM. Kepentingan ekonomi dan politik kerap mengalahkan perlindungan hak dasar warga negara. Di sisi lain, kesadaran masyarakat tentang HAM masih rendah.

Baca Juga :  Pemkab Pekalongan Kembangkan Aplikasi e-Parkir untuk Tingkatkan Efisiensi dan Pendapatan Retribusi

Banyak yang belum memahami konsep dan mekanisme untuk memperjuangkannya. Kekebalan hukum bagi pelaku pelanggaran juga memperparah keadaan, menciptakan ruang impunitas yang menumbuhkan rasa tidak percaya terhadap sistem hukum.

Perbaikan membutuhkan langkah nyata. Pemerintah harus menegaskan komitmennya dengan kebijakan yang berpihak pada penegakan HAM, bukan sekadar retorika. Pendidikan HAM perlu diintegrasikan dalam sistem pendidikan formal dan informal agar masyarakat memahami nilai-nilai kemanusiaan secara mendalam. Penegakan hukum pun harus dilakukan secara adil, transparan, dan tanpa diskriminasi.

HAM bukan tanggung jawab pemerintah semata. Ia adalah tugas moral seluruh elemen masyarakat. Melalui kolaborasi dan kesadaran kolektif, hak asasi manusia seharusnya tidak berhenti sebagai semboyan, melainkan menjadi realitas yang hidup dalam tindakan dan kebijakan setiap hari.


Penulis : Rama Permata Sari | Mahasiswi Prodi Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pembongkaran Makam, Luka bagi Kemanusiaan dan Akal Sehat
Bukan Sekadar Bencana Alam: Banjir Sumatra dan Krisis Ekologi yang Terabaikan
Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Pentingnya Kesadaran Bela Negara
Meneguhkan Risalah di Tengah Zaman Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Ketika Animasi Bicara tentang Kelas Sosial: Sisi Marxis dalam Zootopia 2
IPR sebagai Instrumen Penting untuk Tambang Rakyat yang Tertib dan Berkelanjutan di Bangka Belitung
Gunung Tak Membutuhkan Pendaki Pintar, Melainkan yang Beretika
Peran Generasi Muda dalam Mendorong Pertambangan yang Tertib dan Berkelanjutan

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:48 WIB

Pembongkaran Makam, Luka bagi Kemanusiaan dan Akal Sehat

Kamis, 11 Desember 2025 - 12:32 WIB

Bukan Sekadar Bencana Alam: Banjir Sumatra dan Krisis Ekologi yang Terabaikan

Rabu, 10 Desember 2025 - 21:08 WIB

Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Pentingnya Kesadaran Bela Negara

Selasa, 9 Desember 2025 - 16:46 WIB

Meneguhkan Risalah di Tengah Zaman Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

Sabtu, 6 Desember 2025 - 13:40 WIB

Ketika Animasi Bicara tentang Kelas Sosial: Sisi Marxis dalam Zootopia 2

Berita Terbaru

Opini

Pembongkaran Makam, Luka bagi Kemanusiaan dan Akal Sehat

Jumat, 12 Des 2025 - 18:48 WIB