Pancasila di Era Milenial: Pedoman Lintas Generasi dan Benteng Melawan Disinformasi Global

- Redaksi

Kamis, 18 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital yang kian meniadakan batas, generasi muda Indonesia, khususnya Generasi Z dan generasi setelahnya, tumbuh dalam ruang hidup yang serba cepat, terbuka, dan penuh distraksi informasi.

Setiap hari, gawai menjadi pintu masuk bagi beragam narasi yang saling berkelindan antara fakta, opini, manipulasi, dan kebohongan yang sengaja dirancang untuk memecah belah. Dalam lanskap seperti ini, tantangan kebangsaan tidak lagi semata bersifat fisik, melainkan ideologis dan kognitif. Pancasila, karena itu, tidak cukup diposisikan sebagai teks normatif atau hafalan seremonial, melainkan harus dihidupkan sebagai nilai etis yang membimbing sikap dan tindakan warga negara.

Pancasila sejatinya merupakan jembatan lintas generasi. Nilai-nilainya lahir dari pengalaman historis bangsa yang majemuk, namun tetap relevan untuk menjawab problem mutakhir. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menanamkan spiritualitas yang inklusif, bukan sikap merasa paling benar, melainkan kesadaran untuk menghormati keyakinan orang lain.

Dalam konteks masyarakat digital yang mudah terpolarisasi, nilai ini penting untuk merawat empati dan menolak fanatisme sempit. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab menegaskan bahwa martabat manusia harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan, termasuk saat merespons perbedaan pendapat dan konflik di ruang publik.

Baca Juga :  Sinergi Fintech Syariah dan Ekonomi Kreatif: Jalan Baru Ekonomi Berkeadilan

Persatuan Indonesia, yang kerap diuji oleh politik identitas dan narasi eksklusif, mengingatkan bahwa keberagaman bukan sumber ancaman, melainkan fondasi kebangsaan. Bagi generasi yang akrab dengan media sosial, persatuan tidak berhenti pada slogan, tetapi tercermin dalam kemampuan menahan diri dari provokasi, menolak ujaran kebencian, dan tidak mudah terseret arus penghakiman massal. Di sinilah Pancasila berjumpa dengan praktik keseharian generasi digital.

Nilai sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, menemukan relevansinya dalam etika berdiskusi di ruang publik. Demokrasi digital sering kali direduksi menjadi kebisingan opini dan adu emosi.

Padahal, hikmat kebijaksanaan menuntut kedewasaan berpikir, kesediaan mendengar, serta kemampuan membedakan kritik yang membangun dari serangan yang merusak. Sikap ini menjadi penyangga penting agar demokrasi tidak terperosok menjadi anarki informasi.

Disinformasi global merupakan ancaman serius bagi kohesi sosial dan kualitas demokrasi. Berita palsu, narasi ekstrem, serta manipulasi emosi menyebar cepat dengan memanfaatkan algoritma dan kerentanan psikologis manusia.

Baca Juga :  Upaya Memperkuat Jati Diri Bangsa Melalui Pemahaman Wawasan Nusantara di Era Gempuran Kebudayaan Asing

Dalam situasi tersebut, sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengajak warga untuk bersikap kritis terhadap setiap informasi. Pertanyaan mendasar perlu diajukan: siapa yang diuntungkan, siapa yang dirugikan, dan apakah kebenaran dikorbankan demi kepentingan tertentu. Sikap kritis semacam ini menjadi prasyarat bagi warga negara yang berdaulat secara informasi.

Pancasila, dengan demikian, bukan milik satu generasi atau simbol masa lalu. Ia adalah kompas nilai yang menghubungkan generasi yang mengalami perjuangan fisik dengan generasi yang menghadapi perang ide dan informasi. Ketika generasi muda mampu menghayati Pancasila dalam sikap kritis, empatik, dan bertanggung jawab, disinformasi global tidak akan mudah menggerus fondasi kebangsaan.

Modernitas dan keterbukaan global tidak harus berujung pada kehilangan arah, selama nilai dasar bangsa tetap dijadikan rujukan bersama. Di tangan generasi muda, Pancasila memiliki peluang untuk terus hidup sebagai panduan masa depan Indonesia.

Penulis : Ego Pratama | Prodi Kewirausahaan | Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatra

Editor : Fadli Akbar

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mencari Keseimbangan sebagai Landasan Etika Sosial
Dari Tradisional ke Digital: Manajemen Inovasi Pendidikan Tinggi Indonesia
Mengelola Diri Sendiri Sebelum Mengelola Orang Lain
Membangkitkan Nilai Pancasila bagi Generasi Muda
Korupsi dan Kebuntuan Masa Depan Indonesia
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat sebagai Kunci Pencegahan Peredaran Narkoba
Ujaran Kebencian di Ruang Digital dan Ancaman bagi Persatuan
Mengecam Kekerasan Seksual dan Menuntut Keadilan

Berita Terkait

Selasa, 23 Desember 2025 - 23:30 WIB

Mencari Keseimbangan sebagai Landasan Etika Sosial

Selasa, 23 Desember 2025 - 20:00 WIB

Dari Tradisional ke Digital: Manajemen Inovasi Pendidikan Tinggi Indonesia

Selasa, 23 Desember 2025 - 19:25 WIB

Mengelola Diri Sendiri Sebelum Mengelola Orang Lain

Selasa, 23 Desember 2025 - 19:05 WIB

Membangkitkan Nilai Pancasila bagi Generasi Muda

Senin, 22 Desember 2025 - 20:04 WIB

Edukasi dan Kesadaran Masyarakat sebagai Kunci Pencegahan Peredaran Narkoba

Berita Terbaru

Opini

Mencari Keseimbangan sebagai Landasan Etika Sosial

Selasa, 23 Des 2025 - 23:30 WIB

Opini

Mengelola Diri Sendiri Sebelum Mengelola Orang Lain

Selasa, 23 Des 2025 - 19:25 WIB

Opini

Membangkitkan Nilai Pancasila bagi Generasi Muda

Selasa, 23 Des 2025 - 19:05 WIB