Langkah Besar yang Mengantar Raisya Rabiah Jadi Duta Favorit

- Redaksi

Jumat, 19 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Raisya Rabiah dinobatkan sebagai Duta Keterbukaan informasi publik (KIP) favorit Putri UIN Bandung. Foto: IG: raisyarabiah_

Raisya Rabiah dinobatkan sebagai Duta Keterbukaan informasi publik (KIP) favorit Putri UIN Bandung. Foto: IG: raisyarabiah_

Bandung, Sorotnesia.com – Di salah satu sudut kampus UIN Bandung, seorang mahasiswi berkerudung tampak melangkah perlahan. Jalannya tenang, namun menyimpan arah yang pasti. Dari sorot matanya, ada tekad yang tak riuh, tetapi kuat.

Dialah Raisya Rabiah Adawiyah Mutiara Putri, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, si bungsu dari lima bersaudara yang memilih merantau jauh dari rumah demi menjemput pendidikan dan pengalaman hidup. Dari langkah sederhana itulah, perjalanan panjangnya bermula, hingga akhirnya mengantarkannya menyandang gelar Duta Keterbukaan Informasi Publik Favorit UIN Bandung.

Ketertarikan Raisya pada isu keterbukaan informasi lahir dari kegelisahan yang ia rasakan sehari-hari. Di lingkungan mahasiswa, ia melihat betapa mudahnya kabar simpang siur beredar, hoaks berseliweran, dan informasi kerap diterima tanpa saringan. Baginya, keterbukaan informasi bukan sekadar jargon institusi, melainkan fondasi penting untuk menciptakan ruang akademik yang jujur, transparan, dan bertanggung jawab.

Perjalanan itu datang tanpa banyak rencana. Sehari menjelang penutupan pendaftaran, seorang teman asal Malaysia bernama Hashani mengajaknya mengikuti ajang Duta Keterbukaan Informasi Publik. Waktu yang tersisa begitu singkat, namun ajakan itu justru menjadi pintu tak terduga yang membawa Raisya melangkah lebih jauh dari batas yang selama ini ia kenal.

Dengan waktu persiapan yang terbatas, Raisya memutuskan untuk menyelam sepenuhnya. Ia mempelajari peran dan fungsi PPID, memperkaya wawasan seputar keterbukaan informasi, serta mempersiapkan diri menghadapi tahapan seleksi yang panjang. Tes tertulis, wawancara, presentasi, hingga persaingan dengan peserta lain yang lebih berpengalaman menjadi bagian dari proses yang harus ia lewati.

Baca Juga :  Menelisik Perjalanan Anak Muda Bandung, Menemukan Jati Diri hingga ke Negeri Sakura

Tak sedikit momen yang menguji ketenangan dan ketajaman berpikirnya. Pertanyaan-pertanyaan kritis kerap datang tanpa kompromi. Namun Raisya memilih bertahan. Ia belajar, merenung, lalu bangkit kembali.

Diskusi dengan mentor, teman seperjuangan, hingga para Duta KIP angkatan sebelumnya menjadi ruang pembentukan mental dan sikap yang lebih matang. Dari proses itu, ia belajar bahwa kepercayaan diri tidak lahir tiba-tiba, melainkan ditempa melalui keberanian menghadapi keraguan.

Puncak perjalanan itu tiba ketika namanya dipanggil. Bukan sekadar sebagai peserta, melainkan sebagai Duta Keterbukaan Informasi Publik Favorit. Ruang acara menjadi saksi haru yang sulit ia sembunyikan.

Mata yang berkaca-kaca, tangan yang bergetar, dan senyum tipis yang mengiringi langkahnya ke depan panggung. Raisya mengaku tak pernah memasang ekspektasi tinggi. Justru ketidaksangkaan itulah yang membuat momen tersebut terasa begitu bermakna.

Momen selendang duta menyentuh pundaknya. Foto: IG raisyarabiah_

Momen selendang duta menyentuh pundaknya. Foto: IG raisyarabiah_

Kini, gelar itu bukan hanya penghias nama. Bagi Raisya, ia adalah amanah. Kepercayaan dirinya tumbuh seiring tanggung jawab untuk mengedukasi mahasiswa mengenai hak atas akses informasi publik. Ia mulai merajut mimpi baru, menghadirkan ruang diskusi, seminar, dan percakapan terbuka agar kesadaran akan transparansi tumbuh lebih luas di lingkungan kampus.

Baca Juga :  Muncratnya Bakso, Mengalirnya Cerita di Tepi Sungai

Di balik pencapaian itu, Raisya menyimpan banyak nama dalam ingatan. Orang tua dan keluarga menjadi sumber kekuatan utama. Dukungan Ka Alam, Ka Cindy, para Duta KIP sebelumnya, serta bimbingan Pa Dian dan Ka Eryanti mengiringi langkahnya sejak awal proses hingga hari pengukuhan.

Dibalik pantulan cermin, raisya melihat dirinya yang baru. Foto: IG: raisyarabiah_
Dibalik pantulan cermin, raisya melihat dirinya yang baru. Foto: IG: raisyarabiah_

Raisya memegang satu prinsip sederhana, jangan takut gagal. Baginya, kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari pendewasaan. Selama berada di jalan yang benar, ia percaya setiap langkah akan bermuara pada hasil terbaik.

Seperti yang ia tuturkan, “Aku percaya keterbukaan informasi adalah salah satu pilar penting dalam mewujudkan pemerintahan yang transparan dan bertanggung jawab.”

Ia juga mengenang kebersamaan dalam program itu sebagai momen paling berkesan, seraya berpesan agar mahasiswa tak ragu keluar dari zona nyaman.

Raisya mungkin hanya seorang bungsu perantau. Namun keberanian, keyakinan, dan langkah kecil yang ia ambil telah menjadikannya inspirasi. Sebuah bukti bahwa satu keputusan sederhana mampu mengubah arah masa depan. Dan bagi Raisya, perjalanan itu tampaknya baru saja dimulai.


Penulis : Lusy Fitria Ramadhani | Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Editor : Intan Permata

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Suara yang Pulang ke Langit, Cahaya yang Tinggal di Bumi
Menelisik Perjalanan Anak Muda Bandung, Menemukan Jati Diri hingga ke Negeri Sakura
Dua Jiwa, Satu Lapangan: Perjalanan Silva dan Silvi Menyemai Mimpi di Voli Pasir
Muncratnya Bakso, Mengalirnya Cerita di Tepi Sungai
Pabrik Kopi Dartoyo: Hadirkan Cerita, Suasana Jawa dan Aroma Kopi yang Menggugah
Menyusuri Rasa di Cibiru Melalui Surabi Legendaris
“Luwes, Ikhlas, Sabar”: Kisah Pak Asep, Satpam Ma’had UIN Bandung yang Ramah dan Selalu Tersenyum

Berita Terkait

Jumat, 19 Desember 2025 - 14:25 WIB

Langkah Besar yang Mengantar Raisya Rabiah Jadi Duta Favorit

Jumat, 19 Desember 2025 - 12:31 WIB

Suara yang Pulang ke Langit, Cahaya yang Tinggal di Bumi

Jumat, 19 Desember 2025 - 12:06 WIB

Menelisik Perjalanan Anak Muda Bandung, Menemukan Jati Diri hingga ke Negeri Sakura

Jumat, 19 Desember 2025 - 10:00 WIB

Dua Jiwa, Satu Lapangan: Perjalanan Silva dan Silvi Menyemai Mimpi di Voli Pasir

Jumat, 19 Desember 2025 - 08:56 WIB

Muncratnya Bakso, Mengalirnya Cerita di Tepi Sungai

Berita Terbaru

Opini

Mencari Keseimbangan sebagai Landasan Etika Sosial

Selasa, 23 Des 2025 - 23:30 WIB

Opini

Mengelola Diri Sendiri Sebelum Mengelola Orang Lain

Selasa, 23 Des 2025 - 19:25 WIB

Opini

Membangkitkan Nilai Pancasila bagi Generasi Muda

Selasa, 23 Des 2025 - 19:05 WIB