Magelang, Sorotnesia.com – Budaya literasi di SMP Negeri 3 Magelang terus mendapat perhatian serius. Peserta didik sudah terbiasa membaca dan menulis, bahkan menjadikannya bagian dari keseharian. Namun, agar semangat literasi tidak berhenti di titik yang sama, perlu adanya penyegaran dan inovasi.
Menjawab kebutuhan tersebut, tim magang Universitas Tidar menghadirkan program “SEMAR” (Scan Edukatif Membaca Aktif dan Reflektif), sebuah terobosan literasi digital berbasis QR Code.
Program SEMAR secara resmi diperkenalkan pada 15 Agustus 2025 melalui kegiatan sosialisasi yang dihadiri para guru. Fahmi Adi Wicaksono, mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA sekaligus ketua program kerja SEMAR, menjelaskan bahwa program ini dirancang bukan sekadar sebagai tambahan kegiatan, melainkan dorongan nyata untuk memperkuat budaya literasi.
“Harapan kami sederhana, SEMAR dapat mendorong peningkatan literasi peserta didik, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik,” ungkap Fahmi di hadapan guru dan peserta didik.
Pelaksanaan SEMAR berlangsung pada 19–29 Agustus 2025 dengan mekanisme sederhana namun menarik. Setiap poster yang dipasang di lingkungan sekolah berisi pertanyaan pemancing. Untuk menemukan jawabannya, peserta didik cukup memindai QR Code yang tertera. Hasil pemindaian akan mengarahkan mereka pada bacaan singkat yang harus dipahami, lalu dituliskan kembali dengan bahasa sendiri dalam bentuk resensi.
Konten yang disajikan pun dikemas secara unik. Pertanyaan-pertanyaan memuat fakta-fakta menarik seputar sains dan matematika yang jarang diketahui, sehingga mendorong rasa ingin tahu peserta didik. Dengan cara ini, literasi tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga pengalaman belajar yang menyenangkan.
Shevi, peserta didik kelas VII, mengaku mendapat banyak manfaat dari program ini.
“Setelah adanya program ini, pemahaman saya jadi lebih luas. Yang sebelumnya saya tidak tahu, sekarang jadi tahu bahwa banyak fakta unik di luar sana. Selain itu, saya jadi tidak malas belajar melalui internet. Dengan adanya QR Code, saya juga mengetahui bagaimana cara memindainya dan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.
Bagi mahasiswa magang Universitas Tidar, program ini juga memberikan pengalaman berarti. Fahmi bersama rekannya, Rizma, menuturkan bahwa kemampuan peserta didik dalam merangkum dan menuliskan kembali informasi semakin meningkat.
“Dari jawaban yang lebih terperinci, terlihat pemahaman mereka terhadap bacaan juga berkembang,” jelas keduanya.
Lebih dari sekadar membaca, SEMAR mendorong peserta didik untuk mengaitkan isi bacaan dengan pengalaman serta pengetahuan yang mereka miliki. Proses ini membiasakan mereka berpikir kritis sekaligus kreatif. Dengan demikian, literasi bukan hanya soal kemampuan memahami teks, tetapi juga keterampilan merefleksikan isi bacaan dalam konteks kehidupan nyata.
Fahmi menambahkan bahwa keberlanjutan program menjadi hal yang penting. “Rencana ke depan, semoga sekolah bisa melanjutkan program yang telah terlaksana ini dengan mekanisme yang berbeda dan lebih terorganisir,” ujarnya.
Program SEMAR diharapkan mampu menanamkan benih literasi kritis di SMP Negeri 3 Magelang. Tidak hanya membentuk generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir mendalam di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi. Dengan inovasi semacam ini, sekolah berupaya mencetak generasi muda yang adaptif, reflektif, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Penulis : Mahasiswa Magang Kependidikan terintegrasi UNTIDAR 2025
Editor : Anisa Putri