Kripik kaca lagi naik daun banget belakangan ini. Camilan bening, tipis, dan super renyah ini jadi favorit banyak orang, terutama anak muda. Kalau buka media sosial, gampang banget nemuin konten orang makan kripik kaca dengan level pedas yang bikin ngiler. Dari tampilannya aja udah bikin penasaran, bening kayak kaca tapi kriuk abis.
Nah, yang bikin menarik, di balik kesederhanaannya ternyata ada sains keren yang bekerja. Bahan dasar kripik kaca adalah tepung tapioka. Ketika dicampur air lalu dipanaskan, granula pati di dalamnya menyerap air, mengembang, terus pecah.
Proses ini disebut gelatinisasi pati. Hasilnya? Adonan jadi transparan dan kenyal. Setelah dikeringkan tipis-tipis dan digoreng, lahirlah si kripik kaca dengan tekstur rapuh tapi tetap gurih dan renyah.
Selain enak buat ngemil, kripik kaca juga punya potensi besar buat jadi peluang usaha rumahan. Bahan bakunya gampang banget dicari, cara bikinnya juga simpel, dan modalnya relatif kecil.
Kalau dikasih sentuhan inovasi, misalnya bikin varian rasa unik atau kemasan yang lebih kekinian, ditambah promosi lewat media sosial, bisa banget jadi bisnis yang menjanjikan.
Tapi, meski lagi viral, kripik kaca juga punya sisi yang harus diperhatikan. Dari segi nutrisi, camilan ini didominasi karbohidrat dan minyak, jadi nilai gizinya nggak terlalu tinggi. Apalagi kalau pakai penyedap dan pewarna berlebihan, bisa bikin nggak sehat buat tubuh. Karena itu, penting banget buat para produsen mikirin kualitas bahan dan cara pengolahan, biar kripik kaca tetap aman dan enak dinikmati.
Intinya, kripik kaca bukan cuma sekadar camilan musiman yang ikut-ikutan tren. Makanan ini bukti nyata kalau ilmu pangan bisa hadir di meja makan sehari-hari. Dari singkong sederhana yang biasanya cuma digoreng, bisa diubah jadi camilan unik dengan tampilan bening yang bikin heboh.
Dengan sedikit sains, banyak kreativitas, dan peluang usaha yang terbuka lebar, kripik kaca sukses jadi camilan tipis-tipis yang justru punya tempat tebal di hati pecintanya.
Referensi
- Costa, W. Y., & Manihuruk, F. M. (2021). Karakteristik Kimia Dan Organoleptik Kerupuk Daging Dengan Penambahan Tepung Tapioka Dan Waktu Pengukusan Berbeda. Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, 5(1), 9-14.
- Dewi, R. D. C. (2021). Keripik Kaca Rasa Buah Pisang dan Strawbery Sebagai Nutrisi Meningkatkan Imunitas di Masa Pandemi Covid-19: Banana And Strawbery Flavor Glass Chips As Nutrition To Increase Immunity During The Covid-19 Pandemic. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan, 7(3), 47-53.
Penulis : Muhammad Arya Tama Dipa | Program Studi Teknologi Pangan | Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor : Anisa Putri