Surabaya, Sorotnesia.com – Sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN Veteran Jatim) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Moderasi Beragama Berperan Penting dalam Membentuk Generasi Penerus yang Toleran”.
Kegiatan yang pada 6 Desember 2025 tersebut berlangsung di Panti Asuhan Muhammadiyah Gayungan Al-Muttaqin, Surabaya, ini bertujuan memperkuat nilai toleransi, membangun dialog antarumat beragama, dan menanamkan semangat hidup berdampingan sejak usia dini.
Kegiatan tersebut diinisiasi sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik. Puluhan mahasiswa dari berbagai angkatan terlibat aktif dalam penyelenggaraan sejumlah aktivitas interaktif, mulai dari diskusi publik, permainan edukatif, hingga pembelajaran yang berfokus pada nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Anak-anak penghuni panti yang mengikuti kegiatan tampak antusias, terutama ketika diajak berdiskusi tentang cara bersikap saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum rangkaian kegiatan dimulai, para mahasiswa melakukan pre-test untuk memetakan pemahaman dasar anak-anak mengenai toleransi. Hasil awal menunjukkan bahwa sebagian besar anak telah memahami konsep toleransi pada tingkat dasar.
Setelah menerima materi dan mengikuti aktivitas interaktif, pemahaman mereka dinilai semakin menguat. Temuan ini menjadi indikator bahwa metode penyuluhan yang melibatkan partisipasi aktif efektif membantu anak-anak menyerap nilai toleransi secara berkelanjutan.
Dosen pengampu mata kuliah Agama Islam sekaligus pembimbing kegiatan, Dr. Fazlul Rahman, Lc., M.A., menilai pengabdian masyarakat seperti ini menjadi wujud komitmen UPN Veteran Jatim dalam mendukung program strategis nasional tentang moderasi beragama. Ia menekankan bahwa moderasi bukan sekadar posisi netral, tetapi sikap adil, proporsional, serta mampu menjaga harmoni antarumat.
“Moderasi bukan berarti netral tanpa sikap, melainkan sikap adil dan proporsional dalam beragama. Pengabdian ini adalah praktik nyata dari nilai akademik yang kami upayakan agar berdampak positif bagi masyarakat,” ujar Dr. Fazlul Rahman.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa dan anak-anak panti asuhan. Dalam suasana hangat, mereka saling berbagi pengalaman dan harapan tentang pentingnya hidup rukun di tengah keberagaman. Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama sebagai simbol harapan agar nilai moderasi beragama tetap terjaga dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Para mahasiswa berharap kegiatan semacam ini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai upaya memperkuat persatuan melalui pemahaman yang inklusif. Selain memberikan pengalaman pengabdian yang bermakna bagi mahasiswa, kegiatan ini juga menjadi ruang belajar bagi anak-anak untuk tumbuh sebagai generasi yang toleran, terbuka, dan penuh kasih sayang.
Dengan semakin kompleksnya tantangan keberagaman di masa depan, kegiatan-kegiatan literasi toleransi seperti ini dinilai penting untuk memperkuat fondasi sosial masyarakat Indonesia agar tetap harmonis dan inklusif.
Penulis : Ratih Dewi Maulidiah
Editor : Anisa Putri









