Mahasiswa KKN 129 UNS mengedukasi petani Giritontro tentang pembuatan pupuk organik cair (POC) dari sampah organik, serta pelatihan penggunaan pH meter tanah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah dan produktivitas pertanian, dengan rencana pengembangan dalam skala lebih besar.
Giritontro, Sorotnesia.com – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 129 Universitas Sebelas Maret (UNS) menginisiasi inovasi pertanian berkelanjutan di Kelurahan Giritontro dengan memperkenalkan metode pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik cair (POC).
Edukasi yang berlangsung pada Senin, 20 Januari 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga secara ramah lingkungan sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.
Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari Kelompok Tani Pagedungan 2A, yang turut hadir dalam sesi edukasi dan praktik pembuatan POC. Azriel Rahmatul Nabawi, mahasiswa Ilmu Tanah UNS, menyampaikan materi mengenai manfaat POC dalam meningkatkan kesuburan tanah serta mendemonstrasikan secara langsung proses pembuatannya.
“Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan pupuk organik cair dalam pertanian. Hasil dari pembuatan POC malam ini akan diinkubasi selama 14 hari sebelum akhirnya didistribusikan kepada Kelompok Tani Pagedungan 2A,” jelas Azriel.

Selain edukasi terkait POC, mahasiswa KKN 129 UNS juga memberikan pelatihan penggunaan pH meter tanah digital. Setiap anggota kelompok tani membawa sampel tanah untuk diuji tingkat keasamannya, guna memahami kondisi tanah mereka secara lebih akurat. Dengan pengetahuan ini, petani dapat menentukan jenis pupuk yang tepat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen mereka.
Program KKN ini tidak berhenti pada satu kali pelatihan. Mahasiswa UNS berencana untuk terus mendampingi masyarakat dalam mengembangkan metode pembuatan pupuk organik cair dalam skala yang lebih besar. Selain itu, mereka juga ingin memperkenalkan berbagai teknik pengelolaan sampah lainnya agar masyarakat lebih mandiri dalam memanfaatkan limbah organik untuk kepentingan pertanian.
“Kami berharap, setelah mendapatkan edukasi ini, masyarakat Giritontro dapat menerapkan ilmu yang didapatkan untuk mengelola sampah rumah tangga dengan lebih baik, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan pertanian lebih produktif,” tambah Azriel.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah secara bijak serta mampu memanfaatkannya menjadi sumber daya yang lebih bernilai. Inisiatif ini menjadi langkah awal dalam menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kelurahan Giritontro.
Penulis : Desifa Al-Fitri Shafira | Mahasiswa UNS
Editor : Intan Permata