Mahasiswa merupakan kelompok usia yang berada pada tahap transisi penting dalam kehidupan, di mana mereka mulai mengatur hidup secara mandiri termasuk dalam hal pola makan dan gaya hidup.
Pada periode ini, mereka sering kali menghadapi tantangan besar, mulai dari tuntutan akademik yang tinggi, kehidupan sosial yang dinamis, hingga masalah keuangan yang bisa memengaruhi pilihan makanan mereka.
Salah satu hal yang sering terabaikan adalah pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan bergizi. Banyak mahasiswa yang cenderung mengabaikan asupan nutrisi seimbang demi kemudahan atau karena kebiasaan makan yang buruk.
Diet yang buruk atau tidak seimbang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik dan mental mahasiswa, yang pada gilirannya dapat mengganggu proses belajar dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi yang seimbang bagi mahasiswa sangatlah penting, bukan hanya untuk menunjang kesehatan tubuh, tetapi juga untuk mendukung keberhasilan akademik dan kesejahteraan mental mereka.
Diet mahasiswa seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Salah satu yang paling dominan adalah kesibukan akademik. Mahasiswa seringkali terjebak dalam rutinitas yang padat, mulai dari kuliah, tugas, hingga ujian yang membuat mereka sering melewatkan waktu makan dengan teratur.
Hal ini menyebabkan mereka cenderung mengandalkan makanan cepat saji, mie instan, atau camilan tinggi gula dan lemak sebagai solusi praktis untuk mengisi perut. Padahal, makanan jenis ini cenderung kurang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, masalah keuangan sering menjadi kendala lainnya. Banyak mahasiswa yang merasa terbebani dengan biaya hidup yang semakin tinggi, sehingga mereka cenderung memilih makanan murah yang kurang bernutrisi.
Pilihan seperti makanan cepat saji atau makanan olahan memang lebih ekonomis, namun mereka kaya akan kalori kosong, yakni kalori yang tidak disertai dengan zat gizi yang bermanfaat, seperti vitamin, mineral, dan serat.
Faktor sosial juga berperan dalam pola makan mahasiswa. Aktivitas sosial yang melibatkan makan bersama teman atau mengikuti tren kuliner sering kali mengarah pada pilihan makanan yang tidak sehat. Misalnya, mengonsumsi makanan berat larut malam atau mengikuti tren diet ekstrem yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pola makan yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu dampak yang paling sering terjadi adalah masalah berat badan, baik itu kelebihan berat badan maupun penurunan berat badan yang drastis. Kelebihan berat badan, misalnya, dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung. Sementara itu, penurunan berat badan yang terlalu cepat atau kurang gizi dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.
Tidak hanya itu, kekurangan gizi tertentu, seperti kekurangan zat besi, vitamin D, atau kalsium, dapat mengganggu kesehatan tulang, sistem imun, dan perkembangan otak mahasiswa. Nutrisi yang baik sangat penting untuk menjaga fungsi otak yang optimal, karena otak memerlukan asupan gizi yang tepat untuk mendukung proses kognitif, memori, dan konsentrasi dalam belajar.
Selain dampak fisik, diet yang buruk juga dapat memengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa asupan gizi yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan. Ketidakseimbangan kadar gula darah akibat konsumsi makanan tinggi gula dan lemak dapat menyebabkan fluktuasi mood yang berujung pada stres emosional.
Agar tubuh dan otak dapat berfungsi dengan optimal, mahasiswa perlu memastikan asupan nutrisi mereka tercukupi dengan baik. Diet yang seimbang harus mencakup lima kelompok makanan utama: karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, serta air yang cukup.
Karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, dan ubi jalar memberikan energi yang tahan lama. Protein dari sumber hewani (seperti ayam, ikan, dan telur) atau nabati (seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan) sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
Lemak sehat yang terdapat pada kacang-kacangan, alpukat, dan ikan berlemak seperti salmon, sangat berguna untuk mendukung kesehatan otak dan sistem saraf. Selain itu, asupan vitamin dan mineral dari buah-buahan, sayuran, serta produk susu sangat penting untuk menjaga keseimbangan metabolisme tubuh, memperkuat sistem imun, dan mendukung kesehatan tulang.
Penting juga bagi mahasiswa untuk mengatur pola makan mereka dengan baik, seperti makan tiga kali sehari dengan porsi yang tepat, serta menghindari kebiasaan makan berlebihan atau makan malam terlalu larut. Makan dalam porsi kecil dan sering juga dapat membantu menjaga kestabilan gula darah dan memberikan energi sepanjang hari.
Untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya diet seimbang, dibutuhkan pendekatan yang menyeluruh. Pertama, kampus dapat menyediakan edukasi tentang gizi melalui seminar, workshop, atau bahkan program konsultasi gizi. Mahasiswa perlu diberikan informasi yang jelas tentang bagaimana nutrisi memengaruhi kinerja akademik dan kesehatan mental mereka.
Selain itu, penyediaan makanan sehat di kantin kampus dapat menjadi salah satu solusi. Jika kantin menawarkan pilihan makanan sehat dengan harga yang terjangkau, mahasiswa akan lebih cenderung memilih makanan bergizi daripada makanan cepat saji.
Pembentukan kebiasaan makan sehat di lingkungan kampus juga bisa didorong dengan mengadakan acara-acara yang mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya pola makan sehat.
Pemerintah dan lembaga kesehatan juga dapat berperan dalam menyebarluaskan informasi gizi yang tepat kepada mahasiswa. Melalui kampanye-kampanye kesehatan, mahasiswa dapat lebih sadar tentang bagaimana memilih makanan yang sehat, mengenali kebutuhan gizi mereka, dan menghindari kebiasaan makan yang buruk.
Diet yang sehat dan bergizi adalah fondasi penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mendukung prestasi akademik mahasiswa. Meskipun tantangan gaya hidup mahasiswa yang sibuk dan faktor keuangan sering kali membuat mereka kesulitan untuk menjaga pola makan yang sehat, kesadaran akan pentingnya nutrisi seimbang harus terus ditumbuhkan.
Untuk itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk kampus, keluarga, dan pemerintah, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat bagi mahasiswa. Dengan menjaga pola makan yang baik, mahasiswa tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental mereka, tetapi juga mencapai potensi akademik terbaik mereka.
Penulis : Fhalen Syoefra / Prodi Keperawatan / Universitas Dharmas Indonesia
Editor : Anisa Putri