Bayangin deh, kamu baru aja nyendok sepiring nasi putih hangat yang rasanya enak banget. Saat itu perutmu terasa penuh, tapi belum juga dua jam, sudah keroncongan lagi. Rasanya kayak ada yang kurang, padahal porsinya lumayan banyak.
Lalu ada temanmu yang makan nasi porang, porsi makannya malah lebih sedikit, tapi kenyangnya bisa bertahan jauh lebih lama. Nah, pertanyaan yang muncul adalah, kenapa bisa berbeda begitu?
Jawabannya ada pada serat. Serat itu bagian dari makanan yang tubuh kita sebenarnya nggak bisa cerna, tapi justru punya peran penting. Menurut penelitian Sinulingga tahun 2020, serat terbagi menjadi dua jenis berdasarkan kelarutannya.
Ada serat larut yang ketika bertemu air berubah jadi gel kental di dalam lambung. Gel ini bikin perut terasa penuh, proses pengosongan lambung jadi lebih lambat, dan rasa kenyang bertahan lebih lama. Di sisi lain, ada juga serat tidak larut yang bekerja seperti penyapu di saluran pencernaan. Serat ini membantu melancarkan buang air besar sekaligus menjaga kesehatan usus.
Nah, tanaman porang punya senjata rahasia bernama glucomannan. Zat ini merupakan sejenis serat larut super yang bisa menyerap air berkali-kali lipat dari berat aslinya. Begitu masuk ke dalam perut, glucomannan akan berubah menjadi gel kental yang mengisi ruang di lambung. Efeknya, kamu jadi merasa kenyang lebih lama meski makan sedikit. Beda jauh dengan nasi putih yang meskipun mengenyangkan di awal, efeknya cepat hilang.
Kalau kita lihat secara kimiawi, nasi putih memang termasuk karbohidrat kompleks. Tetapi, di dalam nasi ada kandungan amilopektin yang mudah sekali diurai oleh tubuh menjadi glukosa. Bayangkan nasi putih itu seperti ranting kering di api unggun.
Begitu tersulut api, dia langsung menyala besar, tapi cepat padam dan jadi abu. Itulah mengapa nasi putih membuat gula darah naik drastis lalu turun dengan cepat juga. Akhirnya perut jadi cepat lapar kembali.
Berbeda halnya dengan porang yang kaya serat. Makanan ini lebih mirip kayu bakar tebal di api unggun. Butuh waktu lebih lama untuk terbakar, tapi apinya stabil dan tahan lama. Hasilnya, energi yang dihasilkan tubuh juga lebih konsisten. Itulah alasan kenapa olahan porang bisa bikin kenyang lebih awet dan stabil.
Selain efek kenyang, serat dari porang ternyata punya banyak manfaat tambahan. Penelitian Nurcahaya dan kawan-kawan pada tahun 2022 menyebutkan bahwa porang bisa membantu menurunkan kolesterol, menjaga kadar gula darah tetap stabil, sekaligus mendukung program diet sehat. Nggak heran kalau nasi porang sering dijuluki sebagai “beras sehat” oleh banyak orang yang sedang menjaga pola makan.
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa porang bukan berarti bisa sepenuhnya menggantikan karbohidrat. Tubuh manusia tetap butuh asupan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Jadi, kuncinya ada pada bagaimana kamu mengatur porsi dan kombinasinya. Kalau bisa menyeimbangkan nasi putih dengan olahan porang, tubuhmu akan tetap dapat energi yang cukup sekaligus menikmati manfaat serat porang yang luar biasa.
Pada akhirnya, pilihan antara sepiring nasi putih atau semangkuk nasi porang bukan sekadar soal rasa kenyang. Lebih dari itu, pilihanmu menentukan bagaimana tubuh menjaga keseimbangan energi. Dengan sedikit bijak dalam memilih, kamu bisa tetap bertenaga tanpa harus cepat lapar, sekaligus menjaga kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh.
Daftar Pustaka:
- Sinulingga, B. O. 2020. Pengaruh Konsumsi Serat dalam Menurunkan Kadar Kolesterol. Jurnal Penelitian Sains. Vol. 22(1): 9-15.
- Nurcahya, S. B., Mantri, Y. M., dan Hatimatunnisani, H. 2022. Analisis Potensi Porang sebagai Pengganti Beras untuk Ketahanan Pangan di Kabupaten Pangandaran. Jurnal Pendidikan, Humaniora, Linguistik Dan Sosial (JAGADDHITA). Vol. 1(1): 22-35.
Penulis : Rani Kallista Nataline | Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor : Anisa Putri