Poja, Krajan.id – Selama lebih dari 40 hari, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Kelompok 2 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2025 meninggalkan jejak pengabdian di Desa Poja, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
Dengan mengusung tema “Pengembangan Potensi Pariwisata Internasional untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Pelestarian Desa Poja”, mereka menghadirkan berbagai program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Alih-alih hanya berfokus pada satu bidang, para mahasiswa memilih pendekatan lintas sektor. Mereka melihat bahwa membangun desa tidak cukup dengan satu aspek, melainkan perlu sinergi antara kebersihan lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi kreatif. Pendekatan inilah yang menjadi benang merah seluruh kegiatan KKN.
Salah satu fokus utama mahasiswa UNS adalah dunia pendidikan anak. Mereka menyadari bahwa literasi dasar menjadi tantangan serius bagi sebagian siswa sekolah dasar dan menengah di Desa Poja. Melalui bimbingan rutin, anak-anak dibantu menguasai keterampilan membaca dan menulis, sehingga mereka memiliki bekal penting untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya.

Tak hanya berhenti di aspek literasi, mahasiswa juga menanamkan pemahaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Lewat praktik sederhana seperti sikat gigi bersama, cuci tangan pakai sabun, hingga olahraga motorik, anak-anak diajak untuk mencintai kebersihan diri. Dengan cara ini, nilai kesehatan tidak diajarkan secara teoritis, melainkan melalui kebiasaan sehari-hari yang menyenangkan.
Selain pendidikan anak, kelompok KKN turut memfokuskan perhatian pada peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat. Mereka memperkenalkan literasi keuangan sederhana: mulai dari pencatatan pendapatan dan pengeluaran hingga cara mengelola usaha kecil.
Edukasi ini bertujuan agar warga terbiasa mengelola keuangan secara lebih sistematis, sehingga potensi usaha berbasis wisata bisa berkembang secara mandiri.
Program ini menjadi langkah awal untuk membangun budaya ekonomi kreatif di desa, di mana setiap rumah tangga tidak hanya mengandalkan sektor pertanian, tetapi juga mampu melihat peluang dari potensi pariwisata yang sedang tumbuh.
Keberlanjutan juga menjadi perhatian penting. Mahasiswa UNS mengajak warga mengubah limbah menjadi produk bernilai. Limbah tekstil diolah menjadi gantungan kunci, daun-daun lokal dimanfaatkan untuk ecoprint pada pouch, sementara totebag polos disulap menjadi karya lukis unik.
Produk-produk ini bukan sekadar barang kerajinan, melainkan simbol bahwa sampah dapat menjadi sumber daya baru. Pesan ramah lingkungan ini diterima masyarakat dengan antusias, karena selain mengurangi sampah plastik, mereka juga belajar menciptakan barang yang memiliki nilai jual.
Sebagai desa dengan potensi wisata bahari, Desa Poja memiliki peluang besar untuk dikenal secara internasional. Untuk itu, mahasiswa UNS memperkenalkan pengajaran bahasa Mandarin bagi generasi muda desa. Langkah ini menjadi bekal penting agar warga mampu berinteraksi dengan wisatawan asing yang datang berkunjung.

Tak hanya itu, mahasiswa juga memproduksi video promosi wisata berbahasa Inggris yang menampilkan keindahan pantai dan budaya masyarakat setempat. Video ini diharapkan menjadi pintu awal promosi Desa Poja di dunia digital, sekaligus memperkenalkan Kecamatan Sape ke kancah global.

Walaupun banyak program dijalankan, isu kebersihan tetap menjadi landasan. Mahasiswa UNS bersama warga mengadakan aksi bersih pantai, menyiapkan tempat sampah, hingga membuat papan penunjuk arah wisata dari bahan bekas. Upaya ini tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga menunjukkan bahwa desa mampu mengelola potensi wisata dengan konsep ramah lingkungan.
Kepala Desa Poja memberikan apresiasi tinggi atas seluruh kontribusi mahasiswa. Ia menegaskan bahwa program-program ini memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa UNS. Program ini tidak hanya bermanfaat saat ini, tetapi juga menjadi dasar penting bagi pengembangan desa wisata di masa mendatang,” tegasnya.
Kegiatan KKN resmi berakhir pada (17/8/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan. Namun, warisan yang ditinggalkan tidak berhenti pada tanggal tersebut. Semangat pengabdian, keterampilan baru, dan kesadaran masyarakat akan kebersihan serta kemandirian ekonomi diyakini akan terus tumbuh.
Jejak mahasiswa UNS di Desa Poja adalah contoh nyata bagaimana pengabdian lintas bidang dapat memberikan dampak yang menyeluruh: lingkungan lebih bersih, anak-anak lebih cerdas, ekonomi kreatif mulai bersemi, dan masyarakat semakin siap menyambut wisatawan internasional.
Dengan segala program yang telah dijalankan, Desa Poja kini melangkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan: indah secara alam, kuat dalam budaya, cerdas melalui pendidikan, dan mandiri lewat ekonomi kreatif.
Penulis : Mohammad Daffa (Humas KKN Kelompok 2 UNS)
Editor : Anisa Putri