Transformasi Sampah Menjadi Solusi, Mahasiswa KKN UNS Tawarkan Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan di Morowali

- Jurnalis

Kamis, 24 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyerahan Papan Sosialisasi Umur Sampah dengan Kepala Desa Laroenai. Pembuatan Pupuk Organik. Foto: Pribadi

Penyerahan Papan Sosialisasi Umur Sampah dengan Kepala Desa Laroenai. Pembuatan Pupuk Organik. Foto: Pribadi

Mahasiswa KKN UNS menghadirkan inovasi pertanian berkelanjutan di Desa Laroenai, Morowali, melalui pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga dan kampanye visual tentang umur sampah untuk tingkatkan kesadaran lingkungan masyarakat pesisir tambang.

Di tengah gempuran isu kerusakan lingkungan dan ketergantungan terhadap bahan kimia dalam pertanian, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuktikan bahwa limbah rumah tangga bisa menjadi solusi nyata untuk tantangan pertanian berkelanjutan.

Berlokasi di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah yang dikenal sebagai wilayah pesisir dengan aktivitas tambang yang intensif mahasiswa KKN hadir membawa pendekatan baru:

mengolah sampah organik menjadi pupuk organik cair (POC) dan kompos padat. Lebih dari sekadar program sosialisasi, mereka menanamkan pola pikir baru: bahwa limbah, jika dikelola dengan tepat, adalah sumber daya berharga.

Sosialisasi Pupuk Organik. Foto: Pribadi
Sosialisasi Pupuk Organik. Foto: Pribadi

Bahan-bahan yang selama ini dianggap sampah seperti air cucian beras, kulit buah, dan sisa sayur diolah menggunakan teknologi tepat guna yang sederhana. Melalui proses fermentasi menggunakan molase dan EM4, limbah tersebut berubah menjadi pupuk cair yang kaya akan unsur hara. Dengan teknik pengomposan tumpuk dan lubang, sampah padat pun dimanfaatkan menjadi kompos alami.

Baca Juga :  Bill Gates Kunjungi Sekolah di Jakarta, Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

“Kami ingin masyarakat melihat bahwa mereka tidak perlu membeli pupuk kimia mahal. Sumber nutrisinya ada di dapur mereka sendiri,” ujar Fahrul Rosid Alam, mahasiswa Ilmu Tanah yang menjadi pelaksana kegiatan.

Lebih jauh, kegiatan ini menjawab masalah ganda: menekan volume sampah rumah tangga dan menyediakan alternatif pupuk ramah lingkungan yang mudah dibuat dan diaplikasikan di lahan pekarangan.

Sebagai bentuk edukasi yang tak kalah penting, mahasiswa KKN UNS juga memasang papan sosialisasi umur sampah di beberapa titik strategis desa. Papan ini menampilkan informasi tentang lamanya waktu penguraian berbagai jenis sampah seperti plastik, kaca, kaleng, dan kertas.

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Foto: Pribadi
Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Foto: Pribadi

Pendekatan visual ini terbukti efektif. Anak-anak hingga orang dewasa tertarik membaca informasi tersebut, dan diskusi kecil tentang sampah pun mulai ramai terdengar. Bagi masyarakat yang selama ini terbiasa membakar atau membuang sampah sembarangan, informasi ini menjadi pemantik kesadaran baru.

“Saya baru tahu kalau plastik butuh ratusan tahun untuk terurai. Mulai sekarang saya lebih hati-hati,” ujar salah satu warga usai membaca papan sosialisasi.

Desa Laroenai bukanlah desa biasa. Kehadiran perusahaan tambang nikel PT. Bima Cakra Perkasa Mineralindo (BCPM) memberi dampak ganda: membuka lapangan kerja, namun juga membawa tantangan lingkungan. Di tengah dinamika tersebut, program KKN ini hadir untuk menggugah kembali potensi lokal yang selama ini terabaikan.

Baca Juga :  KKN GIAT 12 UNNES Gelar Sosialisasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Desa Pagersari

Mayoritas masyarakat bekerja sebagai nelayan atau buruh tambang. Namun dengan adanya pelatihan ini, sebagian mulai melihat bahwa pertanian pekarangan menggunakan pupuk organik bisa menjadi alternatif tambahan ekonomi, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari pemerintah desa dan melibatkan banyak pihak, termasuk karang taruna dan ibu-ibu rumah tangga. Meskipun masih terbatas pada pelatihan awal dan pemasangan papan edukasi, tindak lanjut seperti pelatihan lanjutan, penyediaan alat komposter, hingga kemungkinan produksi pupuk skala rumahan mulai dirancang.

Di sisi lain, keberhasilan pendekatan ini menunjukkan bahwa pengembangan pertanian berkelanjutan tak harus bergantung pada modal besar. Dengan edukasi yang tepat dan teknologi yang merakyat, masyarakat bisa menjadi pelaku utama perubahan.

Dengan semangat inovatif dan pendekatan yang menyentuh akar permasalahan, mahasiswa KKN UNS telah menanamkan benih perubahan di Desa Laroenai. Sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi lingkungan dan masa depan pangan lokal.

Penulis : Fahrul Rosid Alam

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mahasiswa KKN UNS Gaungkan Edukasi Gizi dan Kemandirian Pangan di Jogotirto
Sinergi Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Kreatif: Transformasi Desa Poja Bersama Mahasiswa KKN UNS
KKN 225 UNS di Desa Ngumpul Dorong Digitalisasi dan Edukasi Keuangan UMKM
Mahasiswa KKN UNS Hadirkan Pojok Baca Kreatif, Tingkatkan Semangat Literasi Siswa SD MIS Ishlahul Ummah NW Paok Rempek di Lombok Utara
Sosialisasi Hipertensi dan PHBS, KKN UNS Dorong Kesadaran Kesehatan Lansia di Desa Jrakah
KKN 62 UNS Dorong Desa Sewurejo Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Lewat Biopori
Mahasiswa KKN 14 UNS Dorong Nilai Tambah Jagung di Desa Semanggi lewat Inovasi Keripik
Dari Scan ke Refleksi, Program SEMAR Perkuat Literasi Kritis Peserta Didik SMP Negeri 3 Magelang

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 20:00 WIB

Mahasiswa KKN UNS Gaungkan Edukasi Gizi dan Kemandirian Pangan di Jogotirto

Kamis, 11 September 2025 - 15:51 WIB

Sinergi Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Kreatif: Transformasi Desa Poja Bersama Mahasiswa KKN UNS

Rabu, 10 September 2025 - 17:42 WIB

KKN 225 UNS di Desa Ngumpul Dorong Digitalisasi dan Edukasi Keuangan UMKM

Selasa, 9 September 2025 - 20:20 WIB

Sosialisasi Hipertensi dan PHBS, KKN UNS Dorong Kesadaran Kesehatan Lansia di Desa Jrakah

Minggu, 7 September 2025 - 14:30 WIB

KKN 62 UNS Dorong Desa Sewurejo Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Lewat Biopori

Berita Terbaru

Mochi warna-warni dengan isian buah segar seperti stroberi, kiwi, dan pisang, bikin kudapan khas Jepang ini makin lezat sekaligus menyehatkan.
Sumber: bakingworld.id

Esai

Mengapa Mochi Bisa Kenyal? Ini Penjelasan Sainsnya!

Selasa, 16 Sep 2025 - 07:53 WIB