Kecanduan Gadget: Menyikapi Teknologi sebagai Tantangan Pendidikan dan Pola Asuh

- Jurnalis

Kamis, 12 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Foto: Penulis

Ilustrasi Foto: Penulis

Dalam era digital yang serba cepat, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Namun, di balik manfaat teknologi yang begitu menjanjikan, kecanduan gadget menjadi tantangan baru yang menguji pola asuh orang tua dan sistem pendidikan kita.

Gadget tidak lagi sekadar alat untuk hiburan; ia telah menjadi sumber utama informasi dan media belajar. Namun, penggunaan gadget yang tidak terkendali mengancam kesehatan fisik, perkembangan sosial, dan prestasi akademik anak.

Misalnya, anak yang terus-menerus terpapar layar dapat mengalami kelelahan mata, postur tubuh yang buruk, bahkan obesitas akibat kurangnya aktivitas fisik. Dari sisi psikologis, interaksi yang terbatas secara langsung dengan orang lain sering kali menurunkan kemampuan anak untuk membangun hubungan sosial yang sehat.

Dalam dunia pendidikan, efek kecanduan gadget menjadi semakin nyata. Konsentrasi anak terpecah karena notifikasi dari media sosial atau permainan daring yang menarik perhatian mereka dari tugas sekolah. Bahkan, waktu tidur berkualitas yang berkurang akibat penggunaan gadget hingga larut malam membuat anak sulit berkonsentrasi saat belajar. Semua ini memengaruhi daya ingat dan motivasi anak untuk mencapai potensi terbaiknya.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN-PPM UMBY Kelompok 14 Dorong Masyarakat Tekik Jadi Garda Terdepan Cegah Narkoba

Teknologi sebagai Alat, Bukan Pengganti Pola Asuh

Penting untuk memahami bahwa masalah kecanduan gadget bukan semata soal teknologi, tetapi juga bagaimana kita menyikapinya. Kurangnya batasan dari orang tua sering kali menjadi akar masalah. Orang tua perlu memandang gadget sebagai alat, bukan pengganti pola asuh. Dengan pendekatan yang lebih bijak, orang tua dapat menetapkan aturan penggunaan gadget yang jelas, seperti membatasi durasi penggunaan atau menentukan waktu bebas gadget dalam keluarga.

Selain itu, menyediakan alternatif kegiatan yang menarik bagi anak menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada gadget. Kegiatan seperti olahraga, seni, membaca, atau bermain di luar ruangan dapat menyeimbangkan kebutuhan anak akan hiburan dan pengembangan diri.

Baca Juga :  Tingkatkan Daya Tarik Wisata, Mahasiswa Amikom Beri Sentuhan Kreatif pada Desa Wisata Puri Mataram

Sekolah juga dapat mengambil peran dengan mengintegrasikan pendidikan literasi digital dalam kurikulum. Literasi ini tidak hanya mengajarkan anak cara menggunakan gadget secara produktif tetapi juga membangun kesadaran mereka akan bahaya yang mengintai jika digunakan secara berlebihan. Di sisi lain, regulasi dari pemerintah juga diperlukan untuk memastikan konten yang tersedia ramah anak dan mendukung perkembangan mereka.

Kolaborasi untuk Generasi yang Lebih Baik

Kecanduan gadget tidak dapat diatasi hanya oleh satu pihak. Orang tua, guru, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak. Ketika gadget digunakan secara bijak, ia dapat menjadi alat yang mendukung pendidikan dan kreativitas anak, bukan ancaman yang merusak.

Kunci keberhasilan terletak pada tindakan bersama yang mengedepankan keseimbangan antara teknologi dan kehidupan nyata. Masa depan anak-anak kita bergantung pada bagaimana kita membimbing mereka untuk memanfaatkan teknologi dengan cara yang sehat dan produktif.

Penulis : Agnes | Mahasiswa Program Studi Psikologi dan Laras Oktaviani | Dosen Universitas Triatma Mulya

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sinergi Mahasiswa KKN UNISRI dan Masyarakat Desa Daleman: Dari Edukasi Biopori hingga Inovasi Lilin Aromaterapi
Penguatan SDG Desa oleh Mahasiswa UNS melalui Pemberdayaan Masyarakat dengan Optimalisasi Potensi Lokal
Atasi Masalah Sampah dan Pakan Ternak, KKN 04 UNS Hadirkan Inovasi Budidaya Maggot di Desa Tempellemahbang
KKN GIAT 12 UNNES Gelar Sosialisasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Desa Pagersari
Belajar Ekosistem Jadi Menyenangkan, KKN UNS 310 Ajak Siswa SDN Tangkisan Amati Burung dan Buat Terrarium
Satu KKN, Dua Manfaat: Sinergi Mahasiswa UMBY dan Posyandu Karangkulon Hadirkan Layanan Kesehatan dan Edukasi PHBS
Jejak Kolaborasi KKN UNS 335: Mendorong Desa Tangguh dari Ekonomi, Pendidikan, hingga Kesehatan
Pentingnya Manajemen Kas terhadap Usaha UMKM dengan Owner Gen Z

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 10:38 WIB

Sinergi Mahasiswa KKN UNISRI dan Masyarakat Desa Daleman: Dari Edukasi Biopori hingga Inovasi Lilin Aromaterapi

Senin, 25 Agustus 2025 - 07:19 WIB

Penguatan SDG Desa oleh Mahasiswa UNS melalui Pemberdayaan Masyarakat dengan Optimalisasi Potensi Lokal

Minggu, 24 Agustus 2025 - 19:00 WIB

Atasi Masalah Sampah dan Pakan Ternak, KKN 04 UNS Hadirkan Inovasi Budidaya Maggot di Desa Tempellemahbang

Jumat, 22 Agustus 2025 - 18:06 WIB

KKN GIAT 12 UNNES Gelar Sosialisasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Desa Pagersari

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:59 WIB

Belajar Ekosistem Jadi Menyenangkan, KKN UNS 310 Ajak Siswa SDN Tangkisan Amati Burung dan Buat Terrarium

Berita Terbaru