Kalian pasti sudah nggak asing lagi dengan yang namanya pati. Buat banyak orang, pati identik dengan karbohidrat yang bikin kenyang atau jadi sumber energi buat tubuh. Kita mengenalnya lewat nasi, kentang, jagung, singkong, sampai sagu.
Tapi, tahukah kamu kalau pati punya peran lain yang diam-diam bikin makanan jadi lebih nikmat? Yup, pati bukan cuma bahan bakar tubuh, tapi juga pengatur tekstur makanan.
Bayangin deh bubur ayam yang kental, puding yang kenyal, atau saus yang pas nempel di lidah. Coba kalau sup encer ditambahin sedikit tepung maizena, seketika kuahnya berubah jadi kental. Banyak orang mengira ini sekadar “trik dapur”, padahal ada reaksi kimia seru di baliknya. Semua itu terjadi karena pati bekerja saat dipanaskan bersama air.
Saat butiran pati kena panas, mereka menyerap air, membengkak, lalu pecah. Proses ini disebut gelatinisasi. Hasilnya, cairan yang tadinya encer berubah jadi kental. Kalau prosesnya lebih lama dengan banyak air, lahirlah bubur yang lembut. Gampangnya, makin lama dimasak, makin creamy teksturnya.
Contohnya, pada bubur, butiran pati pecah total sehingga menghasilkan tekstur lembut dan creamy. Pada saus, sedikit tambahan tepung maizena aja udah bisa bikin teksturnya berubah dari encer jadi lebih kental. Sementara di puding, pati berfungsi buat mengikat air, bikin adonannya padat tapi tetap empuk.
Coba bayangkan kalau nggak ada pati: bubur cuma jadi air beras encer, saus tetap cair dan nggak bisa nempel, sedangkan puding cuma jadi air manis tanpa bentuk. Rasanya jelas beda banget, bahkan mungkin nggak enak dimakan.
Dari sini bisa disimpulkan, peran pati di dapur bukan cuma soal “ngisi perut”, tapi juga ngasih pengalaman makan yang lebih asik. Memang benar pati dikenal sebagai sumber karbohidrat, tapi perannya jauh lebih besar dari itu. Ia adalah pengatur tekstur yang bikin makanan terasa lezat dan berkesan di lidah.
Jadi, lain kali saat kamu menikmati sepiring bubur hangat, saus gurih, atau puding favoritmu, jangan lupa, ada kerja keras pati di balik semua itu. Dialah si kecil yang bikin makanan terasa istimewa.
Penulis : Tiara Adistya Ramadhani | Program Studi Teknologi Pangan | Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor : Anisa Putri