Bantul, Sorotnesia.com – Transformasi digital kini bukan hanya milik perusahaan besar di kota, tetapi juga telah merambah hingga ke desa-desa. Hal ini dibuktikan oleh Mahasiswa KKN-PPM XLVII Kelompok 34 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang tengah mengabdi di Padukuhan Seropan II, Kalurahan Muntuk, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul. Mereka meluncurkan program Go Digital UMKM untuk membantu pelaku usaha lokal memanfaatkan teknologi demi memperluas pasar.
Salah satu penerima manfaatnya adalah UMKM Aneka Keripik Mbok Wi, produsen keripik khas Seropan II yang telah memiliki sertifikat halal dan surat izin usaha resmi. Usaha yang dikelola oleh Ibu Wi ini memproduksi berbagai jenis keripik, mulai dari keripik pisang, keripik bayam, hingga keripik talas, dengan cita rasa khas yang dipertahankan sejak awal berdiri.
Meski legalitas usaha telah lengkap, pemasaran Mbok Wi sebelumnya masih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan penjualan langsung di sekitar desa. Tantangan inilah yang mendorong mahasiswa KKN-PPM untuk membawa sentuhan teknologi ke dalam proses pemasaran.
Melalui program Go Digital UMKM, tim KKN-PPM membuat akun WhatsApp Business yang dilengkapi katalog produk berisi foto, deskripsi, harga, dan informasi kontak. Fitur ini memungkinkan calon pembeli melihat produk dan melakukan pemesanan tanpa harus datang langsung ke lokasi.
Selain itu, mereka juga merancang poster digital yang memuat varian produk secara menarik, dengan desain yang menonjolkan keunikan dan kelezatan keripik Mbok Wi. Poster ini kemudian dibagikan melalui media sosial dan grup percakapan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Tidak berhenti di situ, mahasiswa juga memproduksi video promosi singkat yang menampilkan proses pembuatan keripik, mulai dari pengolahan bahan baku hingga pengemasan. Video ini diunggah ke WhatsApp dan Facebook untuk memberikan pengalaman visual yang menggugah selera.
“Sekarang pembeli bisa lihat langsung produk dan cara membuatnya lewat video yang dibagikan di WA dan Facebook. Rasanya jadi lebih dekat dengan pembeli,” ujar Ibu Wi.
Selain memperkuat sisi digital, mahasiswa KKN-PPM turut memberikan sentuhan pada identitas visual UMKM Aneka Keripik Mbok Wi. Logo baru dirancang dengan konsep yang merepresentasikan kualitas, cita rasa, dan identitas lokal. Logo ini kemudian diaplikasikan pada stiker kemasan yang memuat nama merek, varian produk, label halal, dan nomor izin usaha.

Kemasan yang sebelumnya polos kini tampil lebih profesional dan informatif. Banner promosi juga dibuat dengan warna cerah dan foto produk yang menggugah selera, sehingga mampu menarik perhatian pelanggan yang melintas di sekitar lokasi produksi.
“Dulu kami hanya mengandalkan pembeli dari kenalan atau yang datang langsung. Sekarang, usaha kami sudah punya logo, kemasan dengan stiker, banner, dan promosi lewat internet. Rasanya jadi lebih percaya diri dan semangat untuk terus berjualan,” ungkap Ibu Suwi, pemilik UMKM Mbok Wi.
Langkah-langkah tersebut mulai menunjukkan hasil. Minat pembeli meningkat, terutama dari mereka yang mengetahui produk melalui media sosial. Keberadaan katalog WhatsApp Business mempermudah pelanggan luar wilayah untuk memesan. Sementara itu, poster digital dan video promosi mendapat sambutan positif dari warga dan pelanggan baru.
“Harapan kami, Mbok Wi bisa menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan sampai ke luar kota, dan terus berkembang sebagai UMKM unggulan di Seropan II,” kata Rio Indriana Rahayu, Ketua Kelompok 34 KKN-PPM, Jumat (15/8/2025).
Tidak hanya membuat materi promosi, mahasiswa KKN-PPM juga memberikan pelatihan singkat kepada pemilik UMKM mengenai cara memperbarui katalog, membagikan poster digital, dan mengunggah konten ke media sosial. Tujuannya agar setelah masa KKN berakhir, pelaku usaha dapat melanjutkan strategi pemasaran secara mandiri.

Sinergi ini menjadi bukti bahwa digitalisasi bukan hanya relevan bagi perusahaan besar. Dengan kreativitas dan pemanfaatan teknologi yang tepat, UMKM di desa pun dapat memperkuat citra merek, memperluas jaringan pemasaran, dan meningkatkan potensi penjualan.
Program Go Digital UMKM ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain di Seropan II. Transformasi digital yang dilakukan tim KKN-PPM menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang tepat, pelaku UMKM dapat mengoptimalkan teknologi untuk menghadapi tantangan pasar modern.
“Kalau dulu kami hanya menunggu pembeli, sekarang kami bisa menjemput pembeli melalui internet. Bedanya sangat terasa,” ujar Ibu Wi dengan senyum bangga.
Tim KKN-PPM XLVII Kelompok 34 UMBY:
Rio Indriana Rahayu (Manajemen), Alim Risaldi (Manajemen), Azas Kariyaman Gulo (Psikologi), Yohana Claritha Zaputri (Manajemen), Elsa Abeliyani (Manajemen), Gloria Livelita Sapakoly (Manajemen), Olivia Somi Sabon (Psikologi), Lusy Alvionita Rizki (Psikologi), Fenike Imelia Christin Sitepu (Psikologi), Imelda Hayunani Rusmita (Psikologi).
Dengan kolaborasi yang solid, mahasiswa dan pelaku UMKM di Seropan II telah membuktikan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan nyata untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan.
Penulis : Tim KKN-PPM XLVII Kelompok 34 UMBY
Editor : Anisa Putri