Mie Gacoan sudah jadi primadona banyak orang dari mahasiswa yang lapar di akhir bulan sampai pekerja kantoran yang butuh makan cepat dan nikmat. Level pedasnya menggoda, topping-nya melimpah, dan harganya pun bersahabat.
Tapi, pernah nggak sih kamu mikir sejenak: seberapa cepat tubuh kita menyerap karbohidrat dari mie itu? Dan seberapa besar lonjakan gula darah yang mungkin terjadi setelah menikmatinya?
Di balik rasa gurih dan tekstur kenyalnya, Mie Gacoan menyimpan cerita lain yang jarang disadari: kandungan pati alias sumber utama karbohidrat yang bisa memengaruhi kadar gula darah kita.
Pati merupakan karbohidrat kompleks yang jadi sumber energi utama dari makanan pokok seperti nasi, roti, dan mie. Saat kamu menyantap sepiring Mie Gacoan, enzim di tubuhmu akan memecah pati itu menjadi glukosa, yaitu gula sederhana yang berfungsi sebagai bahan bakar tubuh.
Namun, nggak semua pati dicerna dengan kecepatan yang sama. Para ahli pangan membaginya menjadi tiga tipe:
- Rapidly Digestible Starch (RDS) – dicerna sangat cepat, bikin gula darah naik dalam waktu singkat.
- Slowly Digestible Starch (SDS) – dicerna lebih lambat, gula darah naik perlahan dan stabil.
- Resistant Starch (RS) – tidak dicerna di usus halus, berperan seperti serat yang bantu pencernaan dan bikin kenyang lebih lama.
Jadi, semakin tinggi kandungan pati cepat cerna dalam makanan, semakin besar kemungkinan gula darah melonjak sesaat setelah makan. Sebaliknya, jika makanan punya banyak resistant starch, tubuh akan menyerap glukosa lebih pelan dan rasa kenyang bisa bertahan lebih lama.
Kenyalnya Mie Gacoan bukan tanpa alasan. Teksturnya yang lembut dan empuk menandakan bahwa pati di dalamnya sudah mengalami gelatinisasi, yaitu proses ketika granula pati pecah karena pemanasan air panas saat direbus. Proses ini memang bikin mie terasa lebih enak di lidah, tapi juga membuatnya lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Akibatnya, penyerapan glukosa jadi lebih cepat dan gula darah bisa melonjak dalam waktu singkat. Kalau mie disajikan panas dan langsung disantap seperti Mie Gacoan pada umumnya maka sebagian besar patinya tetap dalam bentuk rapidly digestible starch.
Sebaliknya, kalau mie didinginkan dulu, sebagian kecil patinya bisa berubah jadi resistant starch yang lebih lambat dicerna. Tapi, tentu saja, siapa yang mau makan Mie Gacoan dingin, kan?
Dari kacamata teknologi pangan, Mie Gacoan bisa dikategorikan tinggi energi tapi rendah serat. Kandungan gizinya kira-kira seperti ini:
- Karbohidrat (pati dari tepung terigu): 65–75% dari berat kering mie.
- Protein: 10–12%, tergantung dari tepung dan tambahan telur.
- Serat: kurang dari 2%, artinya terlalu rendah untuk menahan laju penyerapan glukosa.
- Lemak dan natrium: meningkat dari saus pedas dan topping berminyak.
Kombinasi ini membuat Mie Gacoan cepat memberi energi, tapi juga bikin gula darah naik dengan cepat dan energi cepat turun lagi setelahnya. Inilah kenapa banyak orang merasa lapar lagi tak lama setelah makan.
Nggak ada yang salah dengan menikmati Mie Gacoan. Tapi biar tubuh tetap aman dan gula darah nggak naik drastis, coba beberapa cara ini:
- Tambahkan sayur rebus atau tumis seperti sawi, brokoli, atau tauge untuk menambah serat.
- Batasi penggunaan saus manis dan topping berminyak.
- Tambahkan sumber protein seperti telur rebus, ayam tanpa kulit, atau tahu-tempe.
- Jadikan Mie Gacoan sebagai treat sesekali, bukan makanan utama tiap hari.
Mie Gacoan memang menggoda, tapi memahami apa yang terjadi di tubuh kita setelah menyantapnya sama pentingnya dengan menikmati rasanya. Dari sisi teknologi pangan, mie ini tergolong tinggi pati cepat cerna, yang artinya gula darah bisa melonjak cepat setelah makan.
Evaluasi nilai gizi bukan untuk mengurangi kenikmatan, tapi agar kita bisa makan lebih sadar dan seimbang. Karena pada akhirnya, kenikmatan sejati bukan cuma di lidah, tapi juga di tubuh yang tetap sehat.
Penulis : Sri Lestari Handayani | Teknologi Pangan | Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Editor : Anisa Putri