K-pop atau Korean Pop Music telah berkembang menjadi fenomena global dalam beberapa tahun terakhir. Grup-grup musik seperti BTS, Blackpink, dan EXO telah berhasil menembus pasar internasional dan menarik perhatian audiens dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Budaya K-pop tidak hanya berpengaruh pada dunia musik, tetapi juga membentuk pola konsumsi media, khususnya di kalangan mahasiswa yang aktif menggunakan teknologi. Esai ini membahas dampak budaya K-pop terhadap pola konsumsi media mahasiswa serta perubahan preferensi media yang terjadi sebagai akibat dari fenomena ini.
Penelitian dilakukan dengan metode survei kuantitatif untuk mengumpulkan data dari 100 mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia. Sampel diambil secara acak dari berbagai fakultas dan jurusan untuk mendapatkan pandangan yang representatif.
Kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan digunakan untuk mengeksplorasi beberapa aspek seperti frekuensi konsumsi media digital, jenis media tradisional yang masih dikonsumsi, interaksi dengan komunitas K-pop baik offline maupun online, dan pengaruh budaya K-pop terhadap preferensi media.
Responden diminta memberikan jawaban berdasarkan skala Likert dari 1 hingga 5 untuk setiap pertanyaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk melihat hubungan antara konsumsi K-pop dan perubahan pola konsumsi media.
Dari 100 responden, sekitar 80% mengaku mengikuti minimal satu grup K-pop, dengan BTS dan Blackpink sebagai grup yang paling populer. Sebagian besar mahasiswa (65%) lebih sering mengonsumsi media digital dibandingkan media tradisional, dengan YouTube menjadi platform utama untuk menonton video musik K-pop, konser, dan konten terkait lainnya.
Media sosial seperti Instagram dan Twitter juga digunakan secara aktif untuk mengikuti berita terbaru tentang artis K-pop dan berinteraksi dengan komunitas penggemar. Interaksi ini memungkinkan mahasiswa untuk merasakan kedekatan dengan idola mereka melalui berbagai konten yang diunggah secara berkala.
Sebanyak 72% mahasiswa melaporkan bahwa mereka lebih sering mengakses media digital dibandingkan media tradisional setelah mengenal budaya K-pop. Hanya 28% yang masih mengonsumsi media tradisional secara rutin, seperti menonton televisi atau mendengarkan radio.
Hal ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan dari konsumsi media tradisional ke media digital yang didorong oleh kecintaan mereka terhadap K-pop. Pergeseran ini juga diiringi dengan meningkatnya konsumsi media sosial yang memungkinkan mahasiswa untuk terhubung dengan komunitas penggemar dari berbagai belahan dunia.
Interaksi mahasiswa dengan komunitas K-pop global meningkat pesat. Sebanyak 68% responden mengaku merasa lebih terhubung dengan komunitas penggemar melalui media sosial. Mereka sering berbagi konten, mendiskusikan artis favorit, atau mengikuti live streaming konser melalui platform digital.
Pengalaman ini memberikan rasa keterlibatan langsung dengan artis idola mereka, yang sulit ditemukan dalam media tradisional. Selain itu, mahasiswa juga aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti voting untuk penghargaan, streaming lagu, dan mendukung aktivitas promosi grup K-pop yang mereka sukai.
Dampak budaya K-pop terhadap pola konsumsi media mahasiswa terlihat dalam cara mereka memanfaatkan media digital sebagai sumber utama hiburan dan informasi. Konten K-pop, yang awalnya hanya dapat diakses di Korea Selatan, kini tersedia secara global melalui platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok.
Mahasiswa sebagai kelompok yang paham teknologi memiliki kemudahan untuk mengakses konten ini kapan saja dan di mana saja. Ini menjadikan pengalaman konsumsi media lebih fleksibel dan personal.
Salah satu alasan utama K-pop mampu memengaruhi pola konsumsi media adalah sifat interaktif dari budaya ini. Penggemar memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas melalui media sosial.
Mereka dapat memberikan suara untuk artis favorit mereka dalam acara penghargaan, mengikuti siaran langsung konser, atau berkomunikasi dengan penggemar lain dari seluruh dunia. Aktivitas-aktivitas ini menciptakan pengalaman konsumsi media yang tidak hanya bersifat satu arah, tetapi juga lebih dinamis dan interaktif.
Pergeseran ini mencerminkan perubahan dalam cara mahasiswa mengonsumsi media. Sebagian besar dari mereka lebih memilih menonton konten K-pop di YouTube atau Instagram karena platform tersebut memberikan akses real-time ke aktivitas artis idola mereka.
Selain itu, mereka merasa dapat menjadi bagian dari komunitas penggemar global yang aktif, sehingga memperkaya pengalaman mereka sebagai konsumen media. Fenomena ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya mengonsumsi konten K-pop, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk menciptakan ruang interaksi yang lebih luas dengan komunitas penggemar.
Penelitian ini menunjukkan bahwa budaya K-pop memiliki dampak signifikan terhadap pola konsumsi media mahasiswa. Fenomena ini mendorong mereka untuk beralih dari media tradisional ke media digital. YouTube, Instagram, dan Twitter menjadi platform utama yang digunakan untuk mengakses konten K-pop dan berinteraksi dengan komunitas.
Selain itu, mahasiswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan komunitas penggemar, yang mengubah konsumsi media menjadi lebih dinamis dan berbasis interaksi. Perubahan ini juga menunjukkan bahwa budaya pop global seperti K-pop dapat memengaruhi tidak hanya preferensi hiburan, tetapi juga cara mahasiswa mengonsumsi media secara keseluruhan.
Budaya pop global seperti K-pop tidak hanya memengaruhi pola konsumsi media, tetapi juga memperlihatkan bagaimana teknologi digital dapat menjadi elemen penting dalam kehidupan mahasiswa. Mereka tidak lagi terbatas pada media tradisional sebagai sumber informasi dan hiburan.
Sebaliknya, mereka menggunakan teknologi untuk terhubung dengan dunia yang lebih luas, menciptakan hubungan dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, dan mendapatkan pengalaman konsumsi media yang lebih mendalam. Dampak ini menggambarkan peran besar teknologi digital dalam membentuk kebiasaan media generasi muda di era modern.
Budaya K-pop telah mengubah pola konsumsi media mahasiswa secara signifikan. Dengan hadirnya platform digital, mahasiswa kini memiliki akses tak terbatas ke berbagai jenis konten K-pop, memungkinkan mereka untuk terhubung dengan komunitas penggemar secara global.
Pergeseran ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam cara konsumsi media, tetapi juga menunjukkan potensi besar teknologi dalam memengaruhi budaya pop dan preferensi generasi muda.
Penulis : Dinda Gustina / Universitas Dharmas Indonesia
Editor : Intan Permata