Octavision UMM sukses gelar “Honey Get Wild” di Wisata Petik Madu, Malang. Rangkaian event edukatif ini jadi ajang praktik komunikasi strategis mahasiswa serta mendorong promosi digital dan pemberdayaan staf wisata lokal.
Lawang, Sorotnesia.com – Kelompok praktikum Public Relations dan Manajemen Event bernama Octavision dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan inovatif bertajuk “Honey Get Wild”. Program yang berlangsung selama satu bulan lebih, dari Juni hingga Juli 2025 ini, digelar di kawasan Wisata Petik Madu, Lawang, Kabupaten Malang.
Rangkaian kegiatan ini merupakan bentuk implementasi pembelajaran praktikum yang tidak hanya mengandalkan teori, namun juga mengaplikasikan strategi komunikasi dan manajemen event secara langsung. “Honey Get Wild” terdiri dari tiga tahapan utama: Bee Pro, Bee Explorer, dan Bee Thankful yang masing-masing memiliki tujuan dan segmentasi yang spesifik dalam mendukung branding dan pengembangan destinasi wisata lokal.

Kegiatan pertama, Bee Pro, digelar pada 12 Juni 2025 dan difokuskan pada pelatihan media sosial yang ditujukan kepada staf internal Wisata Petik Madu. Materi pelatihan mencakup keterampilan dasar dalam editing visual, pembuatan konten digital, hingga pemanfaatan media sosial untuk promosi.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memberikan bekal praktis kepada para staf agar mampu mempromosikan wisata mereka secara mandiri dan lebih kreatif di era digital,” jelas Dias Sulistiani, salah satu anggota Octavision dalam rilis yang diberikan pada 13 Juli 2025.
Langkah ini menjadi bentuk revitalisasi promosi digital, mengingat selama ini destinasi tersebut masih lebih dikenal melalui jalur promosi konvensional seperti brosur atau kunjungan sekolah.
Memasuki sesi kedua, kegiatan berlanjut pada 28 Juni 2025 dengan event puncak bertajuk Bee Explorer. Acara ini bertujuan untuk memperluas segmentasi pengunjung, terutama dari kalangan remaja hingga dewasa muda, karena mayoritas pengunjung sebelumnya adalah siswa sekolah dasar.
Bee Explorer menghadirkan aktivitas edukatif dan rekreatif seperti tur edukasi lebah, workshop membuat lilin madu, serta berbagai games interaktif. Pada kesempatan yang sama, para staf yang telah mengikuti pelatihan Bee Pro diberi tantangan untuk membuat konten promosi secara langsung di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa ilmu yang diberikan dalam pelatihan sebelumnya langsung dipraktikkan. Ini tidak hanya mengasah keterampilan mereka, tapi juga mendukung visibilitas wisata secara nyata,” ungkapnya.

Sebagai penutup, Bee Thankful digelar pada 12 Juli 2025 sebagai bentuk apresiasi dan refleksi atas rangkaian kegiatan yang telah dilalui. Acara ini dilaksanakan dengan suasana penuh kekeluargaan yang diisi dengan sesi makan bersama, pemutaran video hasil karya peserta tantangan konten, serta penyerahan hadiah bagi karya terbaik.
“Momentum ini menjadi ruang refleksi sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung, termasuk pengelola dan staf Wisata Petik Madu,” ujarnya. Acara juga ditutup dengan sesi menulis pesan dan kesan yang ditempel di papan sticky notes, sebagai simbol perpisahan yang bermakna.

Kegiatan “Honey Get Wild” bukan hanya sekadar tugas praktikum, melainkan sebuah misi nyata untuk menciptakan dampak berkelanjutan dalam pengembangan pariwisata edukatif di tingkat lokal. Dengan pendekatan komunikasi strategis dan pemberdayaan digital, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa memiliki kontribusi penting dalam mendukung promosi wisata daerah.
“Octavision membuktikan bahwa kolaborasi antara kampus, mahasiswa, dan pelaku wisata bisa menjadi solusi kreatif dalam menghadapi tantangan promosi digital,” tutup pernyataan resmi kelompok tersebut.
Dengan keberhasilan ini, Octavision berharap kegiatan serupa dapat direplikasi di destinasi wisata lain, sebagai wujud kontribusi aktif dunia akademik dalam pengembangan potensi lokal yang berkelanjutan.
Penulis : Dias Sulistiani | Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
Editor : Anisa Putri