Mengelola FoMO dalam Strategi Pemasaran Produk Lokal di Era Digital

- Jurnalis

Kamis, 26 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi fomo. (GG)

Ilustrasi fomo. (GG)

Di tengah perkembangan era digital yang semakin pesat, fenomena Fear of Missing Out (FoMO) menjadi salah satu faktor yang secara signifikan memengaruhi perilaku konsumen. FoMO merupakan perasaan cemas atau takut tertinggal dari tren atau pengalaman yang sedang viral.

Perasaan ini kian menguat seiring masifnya penggunaan media sosial, yang menyajikan tayangan-tayangan tentang gaya hidup, produk-produk terbaru, serta pengalaman konsumen lainnya. Akibatnya, banyak individu terdorong untuk ikut serta dalam tren demi merasakan eksistensi sosial dan aktualisasi diri.

Fenomena FoMO tidak hanya memengaruhi keputusan pembelian secara umum, tetapi juga berperan dalam menentukan pilihan antara produk luar negeri dan produk lokal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam strategi pemasaran produk dalam negeri, terutama ketika konsumen, khususnya generasi muda, cenderung mengaitkan eksistensi sosial dengan kepemilikan terhadap produk-produk berlabel internasional.

Penelitian yang dilakukan oleh Sasongko, Mubarok, dan Ridwan (2023) mengungkapkan bahwa FoMO dapat menggeser preferensi konsumen dari produk lokal ke produk luar negeri, meskipun kualitas produk lokal tidak kalah bersaing.

Bahkan, nilai-nilai patriotisme yang seharusnya menjadi penggerak utama konsumsi produk dalam negeri tampak kurang kuat ketika dibandingkan dengan daya dorong FoMO. Dengan kata lain, keinginan untuk tampil “tidak ketinggalan zaman” cenderung lebih dominan dibandingkan kecintaan terhadap produk bangsa sendiri.

Sebagai ilustrasi, dalam studi mengenai preferensi konsumen terhadap sepatu, ditemukan bahwa sebagian besar responden lebih memilih sepatu bermerek luar yang tengah populer. Padahal, tersedia alternatif dari produsen lokal dengan kualitas yang setara dan harga yang lebih kompetitif.

Baca Juga :  Kemiskinan di Indonesia

Pilihan ini lebih banyak dipengaruhi oleh eksposur media sosial dan pengaruh influencer, yang secara tidak langsung menciptakan standar sosial mengenai produk yang seharusnya dimiliki.

Kondisi ini menandakan pentingnya penyusunan strategi pemasaran yang tidak hanya menonjolkan nilai lokalitas, tetapi juga mampu memanfaatkan FoMO sebagai alat persuasi yang efektif. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah menghadirkan produk lokal dalam narasi yang relevan dengan tren global, misalnya melalui kampanye “produk lokal rasa internasional” atau dengan menggandeng figur publik yang berpengaruh di dunia maya untuk mempromosikan produk tersebut.

Selain itu, pendekatan pemasaran yang mengedepankan konsep “limited edition” atau “exclusive offer” terbukti mampu memicu dorongan membeli karena memberikan kesan eksklusivitas yang sangat disukai generasi digital.

Apabila ditambahkan dengan narasi nasionalisme—misalnya dengan menyampaikan bahwa produk tersebut merupakan hasil karya anak bangsa yang mendukung UMKM lokal—dampak emosional terhadap keputusan pembelian akan semakin kuat.

Kesadaran akan pentingnya membangun brand lokal yang relevan secara sosial dan emosional menjadi kunci dalam menghadapi dominasi produk luar negeri. Para pemasar perlu menggabungkan elemen emosional dari FoMO dengan semangat kebanggaan terhadap produk lokal agar dapat menciptakan keseimbangan antara aspirasi global dan identitas nasional.

Baca Juga :  Jadi, Ini Warna Pink Putih atau Toska Abu? Jangan Bingung! Kenali Jawabannya Lewat Social Representation Theory!

Sebagai penutup, penting bagi pelaku usaha dan pemasar untuk menyadari bahwa FoMO bukan semata-mata ancaman, melainkan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam merancang strategi pemasaran yang lebih kreatif dan berdampak.

Dengan mengintegrasikan pemahaman terhadap dinamika psikologis konsumen, strategi pemasaran dapat diarahkan untuk tidak hanya meningkatkan daya beli, tetapi juga memperkuat jati diri bangsa melalui dukungan nyata terhadap produk lokal.


Sumber Referensi:

  • R.M. Sasongko, Yudhistira S., dan Hafidh R.A. “Sense of “Love for Indonesian Products” due to “Fear of Missing Out”: Patriotism on Shoe Product Choice Ventela vs Converse”, 2023.
  • R.M. Sasongko, A.A. Mubarok, dan M. Ridwan, “Fear of Missing Out dalam Pemasaran: Kajian Literatur dan Implikasi,” 2023, 4(2).
  • W.B. Maundeni, “Literature Study: The Value Of the Character Of Love For the Motherland In Science Learning,” J Eval Educ JEE, vol. 4, no. 3, pp. 110–119, Jul. 2023.
  • M.C. Good dan M.R. Hyman, “Direct and indirect effects of fear‐of‐missing‐out appeals on purchase likelihood,” J Consum Behav, vol. 20, no. 3, pp. 564–576, May 2021.
  • C. Hodkinson, “‘Fear of Missing Out’ (FOMO) marketing appeals: A conceptual model,” J Mark Commun, vol. 25, no. 1, pp. 65–88, Jan. 2019.

Penulis : Rolan Mart Sasongko, S.E., M.M. | Dosen Program Studi Manajemen | Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hukum: Fungsi, Masalah, dan Solusi dalam Implementasinya
Pers – Peran, Tantangan, dan Solusinya
Peran Anak Muda dalam Meningkatkan Ekonomi di Era Digital
Perilaku Bullying di Kalangan Remaja: Sebuah Ancaman Serius
Bahaya Narkoba bagi Pelajar, Ancaman Nyata bagi Masa Depan
Peran Penting Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Keselamatan Lalu Lintas: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Menelusuri Ketidakadilan di Papua: Pelanggaran HAM dan Peran Otonomi Khusus

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 16:30 WIB

Mengelola FoMO dalam Strategi Pemasaran Produk Lokal di Era Digital

Senin, 17 Februari 2025 - 18:20 WIB

Hukum: Fungsi, Masalah, dan Solusi dalam Implementasinya

Senin, 17 Februari 2025 - 17:39 WIB

Pers – Peran, Tantangan, dan Solusinya

Minggu, 9 Februari 2025 - 20:59 WIB

Peran Anak Muda dalam Meningkatkan Ekonomi di Era Digital

Minggu, 9 Februari 2025 - 18:26 WIB

Perilaku Bullying di Kalangan Remaja: Sebuah Ancaman Serius

Berita Terbaru

Dua profesional sedang bekerja bersama dengan penuh fokus, mencerminkan etos kerja yang terencana, terstruktur, dan produktif sebagaimana diajarkan dalam Islam. Foto: Pexels/Mikhail Nilov

Opini

Sarjana Muslim di Tengah Tantangan Dunia Kerja

Senin, 30 Jun 2025 - 21:30 WIB