Karanganyar, Sorotnesia.com – Upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman kebakaran kembali mendapat perhatian khusus. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 65 Universitas Sebelas Maret (UNS) bekerja sama dengan Karang Taruna dan perangkat desa Dukuh Sosogan, Kelurahan Rejosari, Kabupaten Karanganyar, merancang inovasi sensor pendeteksi api sederhana.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 22 Juli 2025 sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang mengusung tema Pencegahan Kebakaran Melalui Inovasi Sensor Pendeteksi Api untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat.
Program ini juga mendukung arahan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) wilayah Karisidenan Surakarta yang mendorong penggunaan teknologi tepat guna untuk pencegahan bencana. Langkah ini sejalan dengan Program Kampung Iklim yang mengedepankan solusi berbasis teknologi sederhana namun efektif.
Alat ini dirancang agar masyarakat dapat menerima peringatan dini jika terdeteksi api, perubahan suhu, atau cahaya yang tiba-tiba. Dengan begitu, tindakan penanggulangan bisa dilakukan lebih cepat, sekaligus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya mitigasi risiko kebakaran.
Ketua Tim KKN Kelompok 65 UNS, Valentina Collins, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keprihatinan terhadap tingginya risiko kebakaran di lingkungan padat penduduk.
“Kami melihat peluang besar dalam memanfaatkan teknologi sensor pendeteksi api yang mampu memberikan peringatan dini. Dengan demikian, masyarakat dapat segera mengambil tindakan dan mencegah api menyebar luas,” ujarnya.

Kegiatan ini melibatkan 10 mahasiswa, termasuk dua mahasiswa internasional asal Bangladesh dan Nigeria. Selain Valentina Collins, anggota tim terdiri dari Fransiska Imelia Puspitasari, Miranda, Dini Febriyanti, Helen Angel Sulistyo, Isnawi Nurjanah, Oktavian Dias Firmansyah, Mahmud, Ibrahim Mustapha Salisu, dan Erni Pujiastuti.
Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang didampingi langsung oleh Ketua RT 01, RT 02, RT 03, dan Ketua RW 07. Metode pembuatan sensor bukan hanya untuk menghasilkan alat yang berfungsi, tetapi juga membangun kesadaran dan keterampilan warga dalam memanfaatkan teknologi yang bermanfaat.
Materi pelatihan disampaikan oleh Valentina Collins, dengan pendampingan teknis oleh Isnawi Nurjanah, Miranda, dan Dini Febriyanti. Peserta diperkenalkan pada langkah-langkah pemasangan sensor, prosedur penanganan saat peringatan berbunyi, serta komponen yang digunakan.
Alat ini dirakit menggunakan komponen sederhana seperti PCB, buzzer, transistor, LED, resistor, kabel jumper, dan baterai 9 volt. Untuk mempermudah, peserta dibekali gambar rangkaian sehingga proses perakitan lebih mudah dipahami.
Ketua Karang Taruna Dukuh Sosogan, Lucky Satria, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk nyata kolaborasi masyarakat.
“Program ini menjadi contoh gotong royong antara pemuda, mahasiswa, dan perangkat desa. Kami berharap alat ini bisa menjadi awal dari sistem peringatan dini kebakaran yang lebih luas di wilayah kami,” ujarnya.

Adapun tujuan utama dari inovasi ini meliputi:
- Memberikan peringatan dini saat potensi kebakaran terdeteksi.
- Meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan warga.
- Mengurangi risiko kerugian material dan korban jiwa akibat keterlambatan penanganan.
- Memberdayakan warga melalui keterlibatan langsung dalam pembuatan dan penggunaan sensor.
Inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju terwujudnya lingkungan yang aman dan tanggap risiko kebakaran. Melalui sinergi antara akademisi, perangkat desa, dan masyarakat, Dukuh Sosogan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam membangun sistem peringatan dini yang efektif.

Selain melindungi keselamatan warga dan lingkungan, program ini juga memperkuat budaya gotong royong serta kesadaran bersama dalam pengelolaan risiko bencana secara berkelanjutan.
Dengan pendekatan sederhana namun tepat guna, teknologi ini membuktikan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan biaya besar untuk memberi dampak signifikan. Mahasiswa KKN UNS berharap program ini dapat diadopsi di wilayah lain, khususnya daerah rawan kebakaran, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
Penulis : Tim KKN 65 Mahasiswa UNS
Editor : Anisa Putri