Jakarta Selatan, Sorotnesia.com – Di tengah kehidupan urban yang semakin individualistis, sekelompok mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Ciledug) mencoba menghidupkan kembali nilai lama yang nyaris terlupakan: gotong royong.
Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) 2025, mereka bertransformasi menjadi motor penggerak perubahan sosial dengan merevitalisasi Pos Ronda RT 06/02 Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Sabtu dan Minggu (8–9 November 2025).
Kegiatan bertajuk “Tanamkan Semangat Gotong Royong di Pos Ronda RT 06/02 Petukangan Utara” ini tidak hanya berfokus pada mempercantik fasilitas umum, tetapi juga menjadi upaya menanamkan kembali semangat kebersamaan yang kini mulai memudar di tengah masyarakat perkotaan.
Menurut Nur Ramadhan, mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik dan Informatika UBSI Ciledug, yang menjadi perwakilan Kelompok JORDAN, pos ronda bukan sekadar bangunan kecil di ujung gang, melainkan simbol penting dari budaya gotong royong yang menjadi jati diri bangsa.
“Banyak pos ronda di lingkungan warga yang kini terbengkalai. Padahal, tempat ini dulu menjadi pusat interaksi sosial dan keamanan lingkungan. Kami ingin mengembalikan maknanya melalui kegiatan sederhana tapi berdampak,” ungkap Nur Ramadhan dalam keterangan yang diberikan pada (11/11/2025).
Alih-alih sekadar melakukan pengecatan, tim mahasiswa UBSI menambahkan sentuhan inovatif seperti pemasangan kentungan tradisional dan kotak P3K agar pos ronda bisa kembali difungsikan sebagai tempat berinteraksi, berdiskusi, hingga menampung kegiatan sosial warga.
Namun yang paling berharga, menurut Nur, bukan hanya hasil fisik yang terlihat, melainkan hubungan sosial yang tumbuh selama proses pengerjaan.
“Awalnya kami sempat canggung. Tapi begitu warga melihat keseriusan kami, mereka langsung turun tangan. Ada yang bantu mengecat, ada yang masak, ada juga yang memberi semangat. Dari situ kami belajar bahwa gotong royong itu masih hidup, hanya perlu dipantik kembali,” ujarnya.

Bagi warga Petukangan Utara, kegiatan ini menjadi napas segar di tengah rutinitas. Warga merasa tersentuh karena mahasiswa datang bukan sekadar untuk menunaikan kewajiban kampus, melainkan benar-benar ingin berbuat bagi lingkungan.
Cuaca sempat menjadi kendala pada hari pertama kegiatan. Namun, semangat kelompok JORDAN tidak surut.
“Kami tetap lanjut dengan menyesuaikan jadwal dan membagi peran. Setiap anggota punya tanggung jawabnya masing-masing. Prinsip kami, kerja harus kompak seperti warga yang bergotong royong,” jelas Nur Ramadhan.
Dari pengalaman ini, para mahasiswa menyadari bahwa pengabdian masyarakat tidak selalu harus dilakukan dalam skala besar.
“Seringkali, aksi kecil justru memberi makna besar. Revitalisasi pos ronda ini mengajarkan kami bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana,” tambahnya.

Ke depan, mereka berencana mengembangkan kegiatan serupa dengan menambahkan program edukatif, seperti pelatihan literasi digital dan sosialisasi kebersihan lingkungan.
“Kami ingin kegiatan ini bukan hanya memperindah ruang fisik, tapi juga membuka ruang pengetahuan dan kesadaran sosial,” tutur Nur optimistis.
Adapun anggota Kelompok JORDAN yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain: Nur Ramadhan (17220532), Fawza Parsa Aqila (17220476), Raihan Albani Hermawan (17221259), Erdimas Arvi Saputra (17220376), Sukmadi (17220319), Fauzan Dwi Alfianto (17220143), Syamsul Bahri (17210222), dan Dicky Julianto (17221113).
Revitalisasi pos ronda yang dilakukan mahasiswa UBSI ini menjadi bukti nyata bahwa gotong royong bukan konsep usang yang kalah oleh zaman. Di tangan generasi muda, nilai itu justru menemukan bentuk barunya lebih segar, lebih relevan, dan lebih bermakna.
Penulis : Redaksi
Editor : Intan Permata









