Ibu-ibu kader PKK Desa Tamanrejo mengikuti pelatihan pembuatan sabun ecoenzyme ramah lingkungan bersama KKN Posko 28 UIN Walisongo Semarang. Dengan antusias, mereka belajar teori hingga praktik pembuatan sabun yang ekonomis dan ramah lingkungan. Program ini meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga lingkungan.
Kendal, Sorotnesia.com – Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 28 UIN Walisongo Semarang, pelatihan pembuatan sabun berbahan ecoenzyme ramah lingkungan digelar di Balai Desa Tamanrejo pada 15 November 2024. Acara ini dimulai pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh ibu-ibu kader PKK Desa Tamanrejo dengan antusiasme tinggi.
Pelatihan menghadirkan Salsanas Lingga Widiasasti, anggota KKN Posko 28 yang berpengalaman dalam pengolahan ecoenzyme, sebagai pemateri utama. Kegiatan ini dipandu oleh moderator Rulli Alawiyah, juga anggota KKN Posko 28, yang memastikan jalannya acara berlangsung interaktif dan lancar.
Acara diawali dengan pemaparan materi tentang ecoenzyme, larutan organik hasil fermentasi sisa buah dan sayur, gula, serta air. Proses fermentasi ini menghasilkan enzim yang dapat digunakan sebagai bahan pembersih serbaguna yang aman bagi lingkungan.
“Ecoenzyme tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dan ekonomis jika diproduksi sendiri di rumah,” ujar Salsanas.
Peserta yang hadir aktif bertanya, terutama mengenai manfaat lain ecoenzyme dan cara pembuatannya. Setelah sesi teori, acara dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan sabun cair menggunakan ecoenzyme. Salsanas menunjukkan langkah-langkah pencampuran 1 liter ecoenzyme dengan bahan-bahan lain untuk menghasilkan sabun cair berkualitas tinggi.
Selama demonstrasi, ibu-ibu kader PKK tampak bersemangat mencatat bahan dan langkah-langkah pembuatan. Setelah proses selesai, dihasilkan 5 liter sabun cair ramah lingkungan yang kemudian dikemas dalam 30 botol kecil. Sabun ini dibagikan kepada para peserta sebagai buah tangan dan sebagian didistribusikan ke fasilitas umum di Desa Tamanrejo, seperti masjid, mushola, dan sekolah dasar.
Menurut Salsanas, pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan ecoenzyme, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Kami berharap ibu-ibu kader PKK dapat menjadi agen perubahan dengan mengedukasi warga lain untuk mulai beralih ke produk ramah lingkungan,” tambahnya.
Acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama peserta, pemateri, dan moderator. Senyum ceria terlihat dari para ibu yang merasa mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat.

“Kami berharap pelatihan seperti ini bisa diadakan secara rutin agar Desa Tamanrejo semakin maju dalam mendukung gerakan ramah lingkungan,” ujar salah satu peserta.
Pelatihan ini menjadi langkah kecil namun berarti dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli lingkungan. Program KKN UIN Walisongo Semarang Posko 28 ini diharapkan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Desa Tamanrejo, khususnya dalam mendukung praktik-praktik ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari.
Penulis : KKN Reguler 83 UIN Walisongo Posko 28
Editor : Anisa Putri