Kendal, Sorotnesia.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES) sukses menggelar sosialisasi dan simulasi kesiapsiagaan bencana di Desa Pagersari, Kabupaten Kendal. Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Pagersari ini merupakan bagian dari program kerja Desa Tangguh Bencana (Destana) dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat setempat.
Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES dengan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal. Dua personel BPBD turut hadir dan memberikan materi langsung kepada peserta. Kolaborasi tersebut memperlihatkan komitmen bersama antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat kapasitas desa menghadapi risiko bencana.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan BPBD Kendal yang telah membantu menyukseskan kegiatan ini. Kehadiran para ahli membuat materi yang disampaikan lebih komprehensif, aplikatif, dan sesuai dengan kondisi masyarakat,” ungkap Muhammad Furqon Yasinsyah, Koordinator KKN GIAT 12 UNNES.
Dalam sesi sosialisasi, tim KKN dan BPBD memberikan edukasi seputar dua jenis bencana yang berpotensi besar terjadi di wilayah Desa Pagersari, yaitu gempa bumi dan kekeringan.
Materi dipaparkan menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami seluruh lapisan masyarakat. Penjelasan juga diperkaya dengan contoh nyata yang relevan dengan kondisi geografis desa. Beberapa poin penting yang ditekankan kepada peserta antara lain:
- Karakteristik dan tanda-tanda awal terjadinya gempa bumi.
- Dampak serta risiko yang dapat ditimbulkan gempa bumi.
- Fenomena kekeringan dan faktor penyebabnya.
- Upaya mitigasi serta adaptasi menghadapi kekeringan.
Dengan pendekatan tersebut, masyarakat tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaitkannya dengan pengalaman sehari-hari.
Bagian yang paling menarik dalam kegiatan ini adalah sesi simulasi kesiapsiagaan bencana. Tidak seperti simulasi konvensional yang menekankan pada gerakan evakuasi fisik, simulasi kali ini mengedepankan diskusi interaktif. Peserta diajak berpikir kritis melalui skenario realistis mengenai langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan ketika bencana datang tiba-tiba.

“Kami menggunakan pendekatan diskusi agar peserta lebih memahami setiap langkah secara mendalam. Dengan metode ini, masyarakat bisa benar-benar memikirkan tindakan yang paling tepat ketika berada dalam kondisi darurat,” jelas Elisabeth Dias Felicia, salah satu anggota tim KKN GIAT 12 UNNES.
Metode tersebut terbukti efektif. Selama beberapa jam pelaksanaan, masyarakat Desa Pagersari terlihat aktif bertanya, memberikan pendapat, serta berbagi pengalaman. Antusiasme itu menunjukkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana di tingkat desa.
Kegiatan ini menjadi salah satu tahapan penting dalam mewujudkan Desa Pagersari sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana). Program Destana merupakan inisiatif pemerintah untuk memperkuat daya tahan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana, dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek utama dalam penanggulangan risiko.
Tim KKN GIAT 12 UNNES menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat. Mereka berencana melaksanakan kegiatan lanjutan, antara lain pembentukan tim siaga bencana desa serta penyusunan rencana kontinjensi bencana yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Dengan terselenggaranya sosialisasi dan simulasi ini, diharapkan masyarakat Desa Pagersari semakin siap, waspada, dan tangguh menghadapi ancaman bencana di masa depan. Sejalan dengan jargon, “Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari desa”, kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat akar rumput.
Penulis : Dea Rachmawati | Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
Editor : Anisa Putri