Dlingo, Sorotnesia.com – Inovasi pengelolaan limbah organik menjadi peluang baru bagi warga Dusun Dlingo 2, Kalurahan Dlingo, Kapanewon Dlingo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Kelompok 05, mengenalkan teknik penanaman bibit cabai menggunakan limbah baglog jamur sebagai media tanam ramah lingkungan.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan bercocok tanam, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan dan membuka peluang usaha skala rumah tangga. Program ini digagas oleh Deny Nurwahid, mahasiswa Program Studi Peternakan UMBY, dengan menghadirkan narasumber alumni Agroteknologi UMBY, Muhammad Dwi Prasetya, S.P., atau yang akrab disapa Mas Pras.
Menurut Deny, penggunaan limbah baglog jamur mampu menekan biaya produksi sekaligus memanfaatkan sumber daya lokal yang selama ini kurang dimaksimalkan.
“Kami ingin warga melihat bahwa dari bahan sederhana pun, kita bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi,” ujarnya.
Mas Pras menjelaskan, meskipun masa panen jamur telah berakhir, baglog masih menyimpan nutrisi yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Struktur media ini dapat menjaga kelembapan tanah, memperbaiki aerasi, serta meningkatkan kesuburan tanpa bahan kimia tambahan.
“Daripada dibuang atau dibakar, baglog jamur bekas bisa menjadi media tanam cabai yang justru memberikan hasil bagus,” katanya.
Pelatihan yang berlangsung di balai dusun itu dihadiri sekitar 50 warga, mewakili 100 Kartu Keluarga (KK) Dusun Dlingo 2. Antusiasme tampak sejak awal, apalagi ketika warga diberi kesempatan praktik langsung menanam bibit cabai di media baglog. Suasana hangat terlihat dari interaksi peserta yang aktif bertanya seputar teknik perawatan, penyiraman, hingga cara mengantisipasi serangan hama.
Tidak hanya memberi pelatihan, mahasiswa KKN juga membagikan total 400 bibit cabai. Sebanyak 200 bibit dibagikan kepada warga (masing-masing KK mendapat dua bibit), 100 bibit diserahkan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Dlingo 2, dan 100 bibit lagi untuk lahan milik Dukuh Dusun Dlingo 2, Parjiyono.
Parjiyono mengapresiasi inisiatif mahasiswa karena membawa metode baru yang mudah diterapkan. “Kalau ini berhasil, bukan tidak mungkin akan kita kembangkan lebih luas lagi di dusun ini,” ujarnya penuh optimisme.
Selain memberikan manfaat ekonomi, program ini juga menumbuhkan kesadaran akan pengelolaan limbah organik. Baglog jamur yang sebelumnya dianggap sisa tak berguna kini menjadi sumber media tanam yang efektif. Inovasi ini sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan yang mengutamakan efisiensi sumber daya dan pengurangan limbah.
Menurut Deny, jika warga mengembangkan metode ini secara konsisten, hasil panen cabai tidak hanya untuk konsumsi keluarga, tetapi bisa dijual ke pasar. Dengan harga cabai yang sering berfluktuasi, peluang usaha ini dinilai menjanjikan.
Program ini juga menjadi contoh sinergi antara dunia akademik dan masyarakat. Mahasiswa tidak hanya hadir untuk menjalankan program KKN, tetapi benar-benar memberikan solusi yang sesuai dengan kondisi dan potensi lokal. Harapannya, metode ini dapat menginspirasi desa lain untuk melakukan inovasi serupa.
Dengan adanya pelatihan ini, Dusun Dlingo 2 berpotensi menjadi salah satu sentra cabai berbasis media tanam limbah jamur di wilayah Dlingo. Langkah ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memperkuat ekonomi warga.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program KKN-PPM UMBY Kelompok 05 yang fokus pada pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian inovatif dan pemanfaatan sumber daya lokal. Semangat warga dalam mengikuti pelatihan menjadi modal penting untuk keberlanjutan program, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.
Penulis : Mahasiswa KKN - PPM UMBY kelompok 05
Editor : Anisa Putri