Banyuurip, Sorotnesia.com – Di tengah tantangan ekonomi pedesaan dan meningkatnya persoalan sampah rumah tangga, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dari Kelompok 265 menghadirkan terobosan baru di Desa Seborokrapyak, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Mereka memberikan pelatihan pembuatan sabun ramah lingkungan berbahan dasar ekoenzim kepada warga, khususnya Gabungan Kelompok Tani setempat, pada 30 Juli 2025.
Program ini bukan sekadar sosialisasi pengolahan sampah organik, melainkan sebuah strategi pemberdayaan ekonomi berbasis inovasi hijau. Ekoenzim sendiri merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik dapur, seperti kulit sayur dan buah yang dipadukan dengan gula merah atau gula cokelat serta air, kemudian difermentasi selama 90 hari. Hasil fermentasi ini dikenal multifungsi, mulai dari pembersih rumah, pupuk cair, hingga bahan dasar sabun yang bernilai jual.
Rizky Ahmad Abudan, Ketua Tim KKN 265 UNS, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang agar masyarakat tidak hanya mampu mengurangi timbunan sampah rumah tangga, tetapi juga mendapatkan peluang usaha baru.
“Harapan kami, keterampilan ini bisa dimanfaatkan warga untuk menghasilkan produk sabun ekoenzim yang ramah lingkungan sekaligus membuka jalan bagi usaha kecil yang berdaya saing,” ujarnya.
Pelatihan ini diikuti sekitar 30 warga dengan antusiasme tinggi. Peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga langsung terlibat dalam praktik pembuatan sabun. Mereka mempelajari tahap demi tahap, mulai dari pengolahan cairan ekoenzim, pencampuran dengan bahan sabun seperti MES dan foam booster, hingga proses pengemasan dengan desain menarik yang layak dipasarkan.
Yahya, Ketua BUMDes Seborokrapyak, menilai program ini sejalan dengan potensi pengembangan usaha desa.
“Pelatihan ini bagus sekali. Saya bisa melihat peluang jika produk sabun ekoenzim ini masuk ke unit usaha BUMDes, sehingga bisa diproduksi lebih besar dan dipasarkan,” ungkapnya.
Dengan bekal keterampilan tersebut, warga diharapkan dapat mengembangkan usaha berbasis lingkungan. Pemasaran sabun ekoenzim sendiri dirancang tidak hanya melalui jalur konvensional, tetapi juga memanfaatkan platform digital agar produk lokal desa mampu menjangkau pasar yang lebih luas.
Kegiatan KKN UNS ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat desa dapat menghadirkan solusi praktis atas masalah sehari-hari. Bukan hanya tentang pengelolaan limbah organik, tetapi juga penciptaan ekonomi hijau, lapangan kerja baru, serta penguatan kemandirian desa.
Melalui inovasi sederhana namun berdampak, Desa Seborokrapyak kini memiliki peluang untuk mengembangkan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomis, sekaligus berkontribusi terhadap gerakan keberlanjutan.
Penulis : Herditya Sinta Roenda | Universitas Sebelas Maret
Editor : Anisa Putri