Mahasiswa UNS bersama Kelompok Tani Kismorejo membangun Rumah Organik Jetis di Karanganyar. Program ini mendorong pertanian ramah lingkungan melalui pelatihan kompos, biochar, dan pestisida nabati, serta mendukung ketahanan pangan berbasis kearifan lokal.
Karanganyar, Sorotnesia.com – Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menghadirkan inovasi nyata di sektor pertanian melalui program “Rumah Organik Jetis”, yang diinisiasi sebagai bagian dari program Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program ini dilaksanakan di Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, dari 17 Februari hingga 17 Juni 2025, dan melibatkan kemitraan erat dengan Kelompok Tani Kismorejo.
Desa Jetis yang dikenal sebagai wilayah agraris memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Namun, para petani lokal menghadapi tantangan serius akibat tingginya harga pupuk dan pestisida kimia. Melihat kondisi tersebut, tim mahasiswa menawarkan pendekatan baru melalui edukasi pertanian organik yang berfokus pada keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Program ini mencakup serangkaian kegiatan edukatif, seperti sosialisasi pertanian ramah lingkungan, pelatihan pembuatan kompos dari limbah rumah tangga, produksi biochar dari sekam padi, serta peracikan pestisida nabati yang ramah lingkungan. Semua kegiatan tersebut dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan oleh para petani.
Salah satu tonggak penting dalam program ini adalah pendirian Rumah Organik Jetis, sebuah fasilitas sederhana yang difungsikan sebagai pusat pengolahan bahan-bahan pertanian organik. Rumah Organik ini dibangun di atas lahan milik anggota Kelompok Tani Kismorejo, menggunakan kerangka bambu dan atap pelapis plastik UV. Meski tampak sederhana, bangunan ini menjadi simbol penting dari transformasi pertanian yang tengah berlangsung di Desa Jetis.
“Tujuan kami bukan hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian organik, tetapi juga memberikan keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan,” ujar Muhammad Naufal Zaky, perwakilan dari tim mahasiswa.

Inisiatif ini mendapat respon positif dari para petani. Ketua Kelompok Tani Kismorejo, Supoyo, menyambut baik kolaborasi ini dan menyatakan harapannya agar program ini memberikan manfaat jangka panjang.
“Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Semoga Rumah Organik Jetis bisa terus dikembangkan dan menjadi contoh bagi desa-desa lain,” ujar Supoyo.
Tak hanya fokus pada aspek teknis, program ini juga menekankan pentingnya ketahanan pangan berbasis kearifan lokal. Mahasiswa dan petani bersama-sama berupaya mendorong praktik pertanian yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Inisiatif Rumah Organik Jetis sejalan dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin-poin seperti pengentasan kelaparan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta aksi terhadap perubahan iklim. Harapannya, proyek ini dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain dengan kondisi serupa.
Program Hibah MBKM Fakultas Pertanian UNS ini menjadi bukti bahwa sinergi antara dunia akademik dan komunitas lokal dapat melahirkan solusi konkret terhadap permasalahan agraria yang selama ini dihadapi masyarakat desa.
Ke depan, diharapkan Rumah Organik Jetis tidak hanya menjadi pusat edukasi dan produksi pertanian organik, tetapi juga wahana bagi mahasiswa dan petani untuk terus berinovasi menciptakan pertanian masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Penulis : Muhammad Naufal Dzaky | UNS
Editor : Anisa Putri