Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 26 adakan seminar kesehatan mental bagi pasien hipertensi dan diabetes di Padangsari. Kegiatan meliputi edukasi gangguan mental, pengenalan mindfulness, serta skrining kesehatan door to door untuk mendukung perawatan holistik pasien.
Kesehatan mental sering kali terabaikan dalam penanganan penyakit fisik kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus. Menyadari hal tersebut, mahasiswa KKN-T IDBU Tim 26 Kelompok 3 Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar seminar bertema pengenalan masalah mental pada pasien hipertensi dan diabetes melitus untuk warga Kelurahan Padangsari, Kota Semarang.
Acara yang berlangsung pada 3 Agustus 2025 di Balai RW 03 ini bertujuan memberikan pemahaman bahwa kesehatan mental tidak dapat dipisahkan dari kesehatan fisik. Banyak pasien hipertensi dan diabetes yang mengalami tekanan psikologis, namun enggan mencari bantuan karena kurangnya pengetahuan dan stigma yang melekat.
Dalam pemaparannya, mahasiswa menjelaskan berbagai jenis gangguan kesehatan mental, tanda-tanda awal yang perlu diwaspadai, serta pentingnya deteksi dini. Salah satu metode yang diperkenalkan adalah mindfulness, yaitu teknik memberikan perhatian penuh pada kondisi diri dan lingkungan sekitar. Praktik ini dinilai efektif untuk menjaga kestabilan mental pasien sehingga dapat mendukung pengelolaan penyakit kronis mereka.

Tidak hanya sebatas seminar, kegiatan ini juga disertai skrining kesehatan secara door to door. Tim mendatangi langsung pasien hipertensi dan diabetes untuk mendata kondisi fisik mereka, memeriksa tekanan darah, serta mencatat gejala-gejala yang mungkin terkait kesehatan mental. Pendekatan langsung ini diharapkan memudahkan petugas kesehatan maupun keluarga pasien dalam memantau dan memberikan penanganan yang tepat.
Lurah Kelurahan Padangsari, Sri Agustin Wulandari, S.E., yang hadir dalam kegiatan ini, mengapresiasi langkah mahasiswa Undip. Menurutnya, upaya tersebut memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup warganya.
“Saya berterima kasih sekali atas kegiatan yang sangat bermanfaat, terutama untuk pengetahuan kesehatan bagi warga kami. Mudah-mudahan setelah ada kegiatan seminar ini mereka dapat menerapkan hidup yang lebih sehat, mentalnya dijaga, jiwanya dijaga, agar tercermin kesehatan di jiwanya,” ujar Sri Agustin Wulandari.

Seminar ditutup dengan pembagian doorprize kepada peserta yang hadir sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif mereka. Meski sederhana, momen ini menambah antusiasme warga untuk terus mengikuti kegiatan edukasi kesehatan di masa mendatang.
Dari kegiatan ini, terlihat bahwa penanganan pasien hipertensi dan diabetes tidak cukup hanya dengan obat-obatan dan pola makan sehat. Kesehatan mental perlu mendapat perhatian serius sebagai bagian dari perawatan holistik. Kesadaran ini diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat bahwa kesehatan adalah keseimbangan antara tubuh dan jiwa.
Penulis : A’isyah Rahmawati / Sastra Indonesia / Universitas Diponegoro
Editor : Anisa Putri