Sinergi Mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam Membangun Kesehatan Balita Melalui Posyandu di Desa Sumberahayu

- Redaksi

Jumat, 15 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang berpartisipasi dalam Posyandu di Desa Sumberahayu, Kendal, sebagai langkah mendukung kesehatan balita dan mencegah stunting. Mereka melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan, serta edukasi penting bagi para orang tua untuk menjaga tumbuh kembang anak.

Kendal, Sorotnesia.comMahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 26 aktif berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu di Desa Sumberahayu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, pada 12 November 2024. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB ini dilaksanakan di Pos Kesehatan Desa (PKD) Sumberahayu dan menjadi bukti nyata kepedulian mahasiswa terhadap kesehatan balita di desa tersebut.

Kegiatan ini diinisiasi oleh kader kesehatan yang telah mendapat pelatihan khusus dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana, bekerja sama dengan anggota PKK dan tokoh masyarakat setempat. Posyandu Desa Sumberahayu sendiri rutin diadakan setiap tanggal 12 setiap bulannya dan menjadi sarana penting bagi warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak.

Menurut Ibu Ani, salah satu kader Posyandu, pemeriksaan kesehatan balita yang dilakukan meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, serta pengukuran lingkar kepala dan lengan. Selain itu, kegiatan Posyandu juga diisi dengan pembagian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mendukung asupan gizi balita.

Baca Juga :  Belajar Ekosistem Jadi Menyenangkan, KKN UNS 310 Ajak Siswa SDN Tangkisan Amati Burung dan Buat Terrarium

Meski demikian, Ibu Ani menjelaskan bahwa tidak semua balita yang hadir merasa nyaman selama pemeriksaan. “Beberapa balita menangis dan merasa takut saat diperiksa. Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk memberikan pendampingan agar anak merasa aman,” katanya.

Setelah pemeriksaan selesai, hasil yang diperoleh dari setiap balita dicatat oleh kader dalam buku kesehatan khusus. Buku ini harus dibawa oleh orang tua setiap kali mengikuti kegiatan Posyandu. Menurut Ibu Wijayanti, anggota kader lainnya, pencatatan data ini sangat penting karena menjadi basis data yang nantinya dilaporkan ke pusat untuk dianalisis lebih lanjut. “Data ini akan digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita sehingga bisa mendeteksi kemungkinan stunting sejak dini,” jelasnya.

Stunting sendiri merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak sejak usia dini. Selain postur tubuh yang pendek, stunting dapat menyebabkan masalah serius seperti kecerdasan di bawah rata-rata, sistem imun yang lemah, dan risiko penyakit serius seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke di masa dewasa.

Ibu hamil dan bayi yang mengalami gizi buruk menjadi faktor utama penyebab stunting, dengan kondisi yang sering kali diperparah oleh keterbatasan pengetahuan ibu serta akses kesehatan yang minim.

Baca Juga :  Mendagri Tito Karnavian Dorong Penguatan Desa untuk Pemerataan Ekonomi

Sebagai upaya pencegahan stunting, pemantauan rutin melalui program Pos Layanan Terpadu (Posyandu) sangat diperlukan. Selain menyediakan layanan bagi balita, Posyandu juga memberikan perhatian khusus pada ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur. Hal ini menjadikan Posyandu memiliki peran vital dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Namun, dalam kegiatan terakhir, kehadiran orang tua bersama balita mengalami penurunan yang cukup signifikan. “Balita yang datang kali ini sedikit sekali, tidak seperti biasanya,” ungkap salah satu kader Posyandu.

Hal ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran para orang tua tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin di Posyandu. Untuk itu, perlu dilakukan edukasi intensif kepada para orang tua mengenai manfaat Posyandu, khususnya dalam mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak secara berkala dengan biaya yang terjangkau atau bahkan gratis.

Dalam wawancaranya, salah satu mahasiswa KKN menekankan pentingnya keberlanjutan program seperti Posyandu dalam meningkatkan taraf kesehatan di masyarakat.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi motivasi bagi para orang tua untuk semakin sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin bagi anak-anak mereka,” ungkap mahasiswa KKN tersebut.

Penulis : Faridhatun Nisa' | UIN Walisongo Semarang

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Satu Titik Seribu Pandang, Ikon Wisata Baru dari KKN UNS di Desa Glapansari
BRAVY Hadirkan Ruang Aman untuk Latihan Speaking di BraySpace: Belajar Bahasa Inggris Tanpa Takut Salah
Ombak Berdaya, Nelayan Sejahtera: Inovasi Mahasiswa UNEJ Menggerakkan Ekonomi Pesisir Pugerkulon
Dokter Muda Lulusan LPDP, Tungki Pratama Umar, Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Berpengaruh di Dunia
Inovasi Mahasiswa KKN UNS 131: Ubah Limbah Makanan Jadi Kompos Cair untuk Dukung SDGs dan Kemandirian Pangan
Radya Nasywa Zahira, Mahasiswi UGM yang Terpilih Sebagai Delegasi Fully Funded SMI Youth Exchange 2025
Mahasiswa KKN UNS 281 Dorong Kemandirian Desa Udanwuh Lewat Inovasi Cenil dan Hidroponik
Mahasiswa KKN UNS Gaungkan Edukasi Gizi dan Kemandirian Pangan di Jogotirto

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 16:43 WIB

Satu Titik Seribu Pandang, Ikon Wisata Baru dari KKN UNS di Desa Glapansari

Rabu, 29 Oktober 2025 - 18:19 WIB

BRAVY Hadirkan Ruang Aman untuk Latihan Speaking di BraySpace: Belajar Bahasa Inggris Tanpa Takut Salah

Rabu, 8 Oktober 2025 - 19:34 WIB

Ombak Berdaya, Nelayan Sejahtera: Inovasi Mahasiswa UNEJ Menggerakkan Ekonomi Pesisir Pugerkulon

Rabu, 1 Oktober 2025 - 22:47 WIB

Dokter Muda Lulusan LPDP, Tungki Pratama Umar, Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Berpengaruh di Dunia

Senin, 29 September 2025 - 09:03 WIB

Inovasi Mahasiswa KKN UNS 131: Ubah Limbah Makanan Jadi Kompos Cair untuk Dukung SDGs dan Kemandirian Pangan

Berita Terbaru