Tangan yang Kasar, Tapi Mengukir Masa Depan

- Jurnalis

Jumat, 10 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi foto/int

Ilustrasi foto/int

Tangan seorang ibu adalah simbol kasih sayang, pengorbanan, dan kekuatan. Meski kadang terlihat kasar dengan kapalan, kerutan, dan bekas-bekas luka, tangan itu memiliki cerita panjang yang menjadi saksi perjalanan hidupnya. Tangan yang kasar bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti dari kerja keras dan cinta yang tak pernah padam. Dari tangan yang seperti itu, masa depan sering kali terukir dengan penuh keajaiban.

Setiap ibu memiliki caranya sendiri untuk menghidupi dan membahagiakan keluarganya. Ada yang bekerja di ladang di bawah terik matahari, ada yang menjadi buruh pabrik, ada yang berjualan di pasar, bahkan ada yang bekerja dari pagi hingga larut malam hanya demi memastikan kebutuhan keluarganya terpenuhi. Dalam setiap gerakan tangan mereka—entah itu mencuci, memasak, mengangkat beban, atau menyulam—tersembunyi doa yang tak pernah putus untuk anak-anak mereka.

Kasarnya tangan ibu bukan hanya akibat dari pekerjaan fisik yang berat, tetapi juga karena dedikasi tanpa henti yang sering kali mengabaikan rasa lelah. Tangan itu menggendong kita ketika bayi, menggenggam kita saat belajar berjalan, dan menopang kita saat jatuh.

Ketika kita sakit, tangan itu dengan lembut merawat dan menghibur. Tangan yang sama juga menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan memastikan setiap sudut kehidupan kita terasa nyaman.

Namun, sering kali kita, sebagai anak, tidak menyadari atau bahkan mengabaikan apa yang dilakukan oleh ibu. Kita terlalu sibuk dengan dunia kita sendiri, lupa bahwa di balik semua kenyamanan yang kita nikmati, ada seseorang yang bekerja keras untuk itu.

Kita mungkin tak pernah melihat bagaimana ibu harus bangun lebih awal dari siapa pun di rumah, atau bagaimana ia harus tidur paling akhir setelah semua orang terlelap. Kita mungkin tak tahu betapa sulitnya menahan sakit di punggungnya setelah seharian bekerja, atau menahan tangis ketika kesulitan ekonomi menimpanya.

Baca Juga :  Mengalahkan Keraguan Diri Dapat Mengubah Hidup

Tangan ibu yang kasar adalah simbol pengorbanan tanpa batas. Ia rela melewati banyak hal berat demi memastikan anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik. Bagi seorang ibu, kebahagiaan anak adalah segalanya. Ia mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengejar mimpinya sendiri, tetapi ia memastikan bahwa anak-anaknya bisa meraih apa yang tidak sempat ia capai.

Kisah seorang ibu yang mengukir masa depan dengan tangan kasar juga sering kali melibatkan perjuangan yang tidak terlihat. Ada ibu yang menjahit di malam hari hanya untuk menambah penghasilan keluarga.

Ada ibu yang bekerja sebagai petani, memanen hasil bumi yang menjadi sumber penghidupan. Ada pula yang menjadi pekerja rumah tangga di rumah orang lain, mengorbankan waktu bersama keluarga demi menyekolahkan anak-anaknya. Semua itu dilakukan tanpa keluhan, karena cinta seorang ibu memang tidak mengenal batas.

Di tengah perjuangan itu, ibu jarang meminta balasan. Ia tidak menginginkan hadiah mewah atau penghargaan besar. Yang ia harapkan hanyalah melihat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bahagia.

Ia hanya ingin memastikan bahwa pengorbanannya tidak sia-sia. Meski begitu, sering kali ibu terlupakan. Setelah dewasa, banyak anak yang sibuk dengan kehidupan mereka sendiri hingga lupa untuk sekadar bertanya, “Bagaimana kabar Ibu?”

Kita perlu merenung dan menghargai setiap hal kecil yang telah ibu lakukan. Tangan yang kasar itu adalah pengingat bahwa kesuksesan yang kita capai hari ini tidak lepas dari perjuangannya. Mungkin ia tidak bisa memberikan banyak materi, tetapi cinta dan pengorbanannya adalah warisan terbesar yang tak ternilai harganya.

Baca Juga :  Bahaya Bullying dan Dampaknya Terhadap Korban

Sebagai anak, kita bisa menunjukkan rasa terima kasih kita dengan cara yang sederhana. Menghabiskan waktu bersama ibu, mendengarkan ceritanya, atau bahkan membantu meringankan pekerjaannya adalah bentuk penghormatan yang besar. Tidak ada salahnya juga untuk sesekali memanjakan ibu—membelikan sesuatu yang ia suka, atau mengajaknya berlibur. Semua itu adalah cara kecil untuk menunjukkan bahwa kita peduli.

Tangan yang kasar, meski terlihat sederhana, adalah pilar dari banyak impian yang akhirnya menjadi nyata. Dari tangan itu, masa depan dibentuk, harapan diciptakan, dan cinta dijaga. Kita mungkin tidak pernah bisa sepenuhnya membalas pengorbanan ibu, tetapi setidaknya kita bisa membuatnya merasa bahwa segala yang telah ia lakukan tidak sia-sia.

Ketika nanti kita melihat tangan ibu yang mulai melemah karena usia, jangan pernah lupa bahwa tangan itu adalah fondasi dari kehidupan kita. Dalam setiap kerutan dan kelemahan itu, tersimpan kenangan perjuangan yang tanpa henti. Saat tangan itu tak lagi mampu bekerja seperti dulu, di situlah kita belajar untuk memberikan perhatian lebih.

Melalui sikap hormat dan kasih sayang, kita dapat menunjukkan betapa berharganya ibu di setiap tahap kehidupan, bukan hanya saat ia masih kuat, tetapi juga ketika ia membutuhkan dukungan dari kita. Hargai, cintai, dan jaga ibu selama kita masih diberi kesempatan. Sebab, tangan yang kasar itu adalah bukti nyata cinta yang tak pernah pudar, yang telah mengukir masa depan kita dengan penuh ketulusan.

Penulis : Siti Munawaroh / Prodi Keperawatan / Universitas Dharmas Indonesia

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hukum: Fungsi, Masalah, dan Solusi dalam Implementasinya
Pers – Peran, Tantangan, dan Solusinya
Peran Anak Muda dalam Meningkatkan Ekonomi di Era Digital
Perilaku Bullying di Kalangan Remaja: Sebuah Ancaman Serius
Bahaya Narkoba bagi Pelajar, Ancaman Nyata bagi Masa Depan
Peran Penting Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Keselamatan Lalu Lintas: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Menelusuri Ketidakadilan di Papua: Pelanggaran HAM dan Peran Otonomi Khusus

Berita Terkait

Senin, 17 Februari 2025 - 18:20 WIB

Hukum: Fungsi, Masalah, dan Solusi dalam Implementasinya

Senin, 17 Februari 2025 - 17:39 WIB

Pers – Peran, Tantangan, dan Solusinya

Minggu, 9 Februari 2025 - 20:59 WIB

Peran Anak Muda dalam Meningkatkan Ekonomi di Era Digital

Minggu, 9 Februari 2025 - 18:26 WIB

Perilaku Bullying di Kalangan Remaja: Sebuah Ancaman Serius

Minggu, 9 Februari 2025 - 16:57 WIB

Bahaya Narkoba bagi Pelajar, Ancaman Nyata bagi Masa Depan

Berita Terbaru