Mahasiswa UNS Surakarta menggagas program Dapur UMKM di Joyosuran untuk meningkatkan kualitas produksi dan promosi digital UMKM. Lewat pelatihan GMP dan digital marketing, program ini dorong transformasi bisnis lokal berbasis technosociopreneurship dan SDGs.
Surakarta, Sorotnesia.com – Upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menjadi sorotan dalam menghadapi era digital. Inisiatif terbaru datang dari mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang menggagas program Dapur UMKM di Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas produksi, tetapi juga mendorong adopsi digitalisasi bagi pelaku usaha lokal.
Program yang diinisiasi oleh Nafisah, mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian UNS angkatan 2021, mengusung pendekatan technosociopreneurship. Pendekatan ini menggabungkan teknologi dan jiwa kewirausahaan sosial untuk menciptakan solusi berkelanjutan bagi tantangan yang dihadapi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM.
“Melalui Dapur UMKM, saya ingin masyarakat—terutama pelaku UMKM di Joyosuran—lebih mengenal praktik produksi yang baik serta memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing produk mereka,” jelas Nafisah dalam keterangan yang diberikan (26/4/2025).
Program ini merupakan bagian dari proyek sociopreneurship mahasiswa yang juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan nomor 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta tujuan nomor 9 mengenai industri, inovasi, dan infrastruktur.
Sesi awal kegiatan digelar di Balai Kelurahan Joyosuran dengan agenda sosialisasi dan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Peserta kegiatan meliputi anggota PKK dan Kelompok Usaha Produk Lokal (KUPL).
Dalam forum tersebut, peserta diajak memetakan potensi lokal dan menganalisis kekuatan produk unggulan wilayah seperti rengginan Sultan, gethuk, dan karak gendar. Ketiga produk ini telah dikenal luas di lingkungan sekitar dan dikelola secara kolektif oleh KUPL.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan penuh dari pihak kelurahan. Kasi Permas Kelurahan Joyosuran, Ibu Arjati Dewi, menyambut baik kegiatan yang digagas oleh mahasiswa ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kesinambungan dalam pendampingan UMKM agar hasilnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
“Kegiatan seperti ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa untuk memahami dinamika sosial dan ekonomi lokal,” ungkap Arjati dalam sambutannya.
Salah satu materi penting dalam rangkaian kegiatan ini adalah pelatihan tentang Good Manufacturing Practice (GMP) yang disampaikan oleh dosen ITP UNS, Ardhea Mustika Sari, S.T.P., M.Sc., pada tanggal 21 Oktober 2024. GMP menjadi hal yang sangat krusial untuk menjamin kualitas dan keamanan produk makanan UMKM.
“Penerapan GMP bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen. Konsumen saat ini makin sadar akan pentingnya produk yang aman dan higienis,” jelas Ardhea dalam pemaparannya.
Selain itu, pelaku UMKM juga diperkenalkan dengan strategi digital marketing, termasuk pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi. Salah satu narasumber pada sesi ini adalah Alif Danan, pemilik usaha “Ampyang Jawa” yang telah sukses memasarkan produknya melalui platform TikTok.
“TikTok bukan sekadar tempat hiburan, tetapi bisa menjadi alat promosi yang sangat ampuh. Kita harus berani tampil dan mempromosikan produk dengan cara yang kreatif,” terang Alif, yang juga membagikan tips dan strategi konten kepada peserta pelatihan.
Program Dapur UMKM menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan multidisiplin antara teknologi, kewirausahaan sosial, dan pendidikan dapat diterapkan secara kolaboratif untuk mendukung ketahanan ekonomi lokal. Pendekatan technosociopreneurship seperti ini menunjukkan bahwa inovasi sosial berbasis akademik bisa memberikan dampak positif yang luas jika dilakukan secara terarah dan berkelanjutan.
Nafisah menyampaikan harapannya agar program ini tidak berhenti pada satu fase kegiatan saja, melainkan dapat terus dikembangkan dan direplikasi di wilayah lain. “Saya percaya bahwa sinergi antara mahasiswa, akademisi, dan masyarakat dapat menciptakan desa yang mandiri, produktif, dan memiliki daya saing tinggi,” tutupnya penuh optimisme.
Dengan semangat kolaborasi dan transformasi digital yang kuat, UMKM Joyosuran kini memiliki harapan baru untuk berkembang dan beradaptasi di tengah tantangan zaman. Program ini bukan hanya menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa, namun juga menjadi jembatan bagi masyarakat dalam menghadapi era digital secara lebih siap dan tangguh.
Meta Deskripsi (150 karakter):
Penulis : Nafisa | Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) | UNS
Editor : Anisa Putri