Di era globalisasi ini, pembelajaran digital menjadi bagian yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Namun, tidak semua daerah memiliki akses yang memadai untuk mendukung perkembangan tersebut. Sebagai contoh, di Provinsi Jambi, tepatnya di Kabupaten Tebo, masih banyak wilayah terpencil yang kesulitan mengakses teknologi.
Ketidakmerataan akses ini menyebabkan ketertinggalan dalam memahami pentingnya pembelajaran digital. Hal ini menjadi hambatan besar bagi masyarakat, khususnya anak-anak, untuk mendapatkan pengalaman belajar yang setara dengan mereka yang tinggal di wilayah perkotaan.
Selain kendala infrastruktur, kurangnya pemahaman masyarakat tentang fungsi teknologi digital juga menjadi hambatan signifikan. Banyak anak-anak lebih mementingkan bermain hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti mengakses konten yang tidak sesuai usia di berbagai aplikasi.
Minimnya pengawasan orang tua turut memperparah situasi ini. Anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan cenderung terpapar konten negatif yang dapat memengaruhi perilaku mereka. Keadaan ini menandakan rendahnya kesadaran akan potensi penyalahgunaan teknologi digital.
Padahal, pembelajaran digital memiliki potensi besar untuk membuka akses informasi secara luas dan mendukung perkembangan intelektual.
Pembelajaran digital menawarkan berbagai manfaat, terutama dalam memperoleh informasi secara cepat dan mendalam. Namun, kesenjangan fasilitas antara kota dan desa menjadi tantangan yang signifikan. Di kota, akses terhadap perangkat digital dan internet relatif lebih baik dibandingkan di desa.
Keterbatasan ini membuat anak-anak di daerah terpencil sulit mendapatkan pengalaman belajar yang setara dengan rekan-rekan mereka di perkotaan. Kesenjangan ini semakin mempertegas perlunya perhatian khusus dari pemerintah untuk menjembatani gap teknologi di berbagai wilayah.
Dalam konteks ini, upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan menyediakan akses internet yang merata menjadi kebutuhan mendesak.
Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang layak, baik di desa maupun di kota. Dengan adanya kemajuan pembelajaran digital, Indonesia dapat memperkecil jarak ketertinggalan dari negara-negara dengan kualitas teknologi yang lebih maju.
Sebuah pepatah kuno mengatakan, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.” Negara seperti Cina telah membuktikan keunggulannya dalam teknologi pendidikan yang canggih. Dengan kualitas teknologi yang tinggi, negara tersebut mampu menyediakan sistem pembelajaran yang inovatif dan efektif.
Jika Indonesia mampu mengadopsi teknologi serupa, maka tidak mustahil kita dapat bersaing di kancah global. Namun, untuk mewujudkan hal ini, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, baik pemerintah, pendidik, maupun masyarakat.
Menurut buku Media Pembelajaran Berbasis Digital karya Hendra, dkk (2023), media pembelajaran merupakan alat perantara untuk menyampaikan proses pengajaran, baik secara digital maupun non-digital.
Media ini dirancang untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar agar peserta didik dapat memahami materi dengan lebih mudah. Dalam perkembangannya, media pembelajaran telah mengalami transformasi, mulai dari metode tradisional yang mengandalkan daya ingat, hingga menjadi media digital berbasis internet dan perangkat mobile.
Transformasi ini memberikan peluang besar bagi dunia pendidikan untuk menjadi lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman.
Media pembelajaran digital meliputi berbagai format, seperti visual, audio, hingga konten interaktif lainnya. Dengan memanfaatkan teknologi ini, proses belajar-mengajar menjadi lebih efektif dan menarik. Namun, pemanfaatannya juga harus dibarengi dengan kesadaran untuk menggunakan teknologi secara bijak.
Penyalahgunaan perangkat digital, seperti penggunaan gawai untuk bermain gim selama proses belajar, menjadi hambatan utama dalam mengoptimalkan pembelajaran digital. Kondisi ini sering kali diperburuk oleh kurangnya kontrol dari orang tua atau pendidik, yang seharusnya menjadi pengawas utama dalam penggunaan teknologi oleh anak-anak.
Syaiful Sagala mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala bahan yang digunakan untuk memengaruhi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Senada dengan itu, Prof. Dr. Sugeng Prayitno menekankan bahwa media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami materi secara efektif.
Ahmad Sudrajat juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana yang digunakan pendidik untuk membantu penyampaian informasi kepada peserta didik secara lebih terstruktur. Pandangan para ahli ini menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki peran penting dalam menciptakan proses pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Berdasarkan berbagai pandangan tersebut, jelas bahwa media pembelajaran memiliki peran krusial dalam meningkatkan efektivitas proses pendidikan. Namun, pemahaman yang rendah mengenai fungsi teknologi digital dapat menghambat tercapainya tujuan tersebut.
Orang tua, pendidik, dan pemerintah perlu bekerja sama untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat, sehingga pembelajaran digital dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung kemajuan pendidikan nasional.
Pentingnya literasi digital tidak hanya terletak pada kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga pada pemahaman etika dan tanggung jawab dalam menggunakannya.
Dengan menyediakan akses teknologi yang merata, memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi digital, Indonesia dapat menciptakan generasi yang lebih kompeten dalam menghadapi tantangan era digital.
Keseriusan dalam mengatasi hambatan ini akan membawa dampak positif yang besar bagi kemajuan pendidikan di masa depan. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta juga diperlukan untuk mempercepat pemerataan akses teknologi di seluruh wilayah Indonesia.
Melalui langkah-langkah strategis ini, diharapkan pembelajaran digital dapat menjadi solusi yang efektif dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
Penulis : Neni Anggraini / Universitas Dharmas Indonesia
Editor : Anisa Putri