Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif, serta proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya.
Potensi tersebut mencakup kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan anak, pada dasarnya, adalah tanggung jawab bersama antara sekolah dan keluarga.
Pendidikan tersebut mencakup tidak hanya pembelajaran formal di sekolah, tetapi juga aspek-aspek informal yang diperoleh di rumah dan melalui pengalaman sehari-hari.
Selain itu, pendidikan anak berperan dalam pembentukan karakter, etika, dan kemampuan sosial, yang membantu mereka tumbuh menjadi individu yang berdaya serta mampu memberikan kontribusi positif pada masyarakat.
Pendidikan juga menumbuhkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan nasional ini, peran sekolah sangatlah penting.
Kolaborasi, menurut Roucek dan Warren, adalah proses bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi menciptakan kekuatan bersama yang melibatkan pembagian tugas, di mana setiap pihak mengerjakan bagian yang menjadi tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan yang sama.
Dalam konteks pendidikan anak, kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Ketika kedua belah pihak bekerja bersama, akan terbentuk sinergi yang dapat mengarahkan anak-anak pada pendidikan yang lebih baik.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lainnya melalui media atau perantara. Umumnya, komunikasi antara orang tua dan guru adalah salah satu cara untuk memastikan akuntabilitas sekolah.
Dengan komunikasi yang baik, orang tua dapat mengetahui perilaku dan perkembangan anak di sekolah, serta guru dapat memperoleh informasi terkait dengan kondisi anak di rumah. Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, tetapi mereka juga menghabiskan waktu yang cukup banyak di rumah bersama keluarga. Oleh karena itu, baik orang tua maupun guru harus memantau perkembangan anak secara menyeluruh.
Komunikasi yang buruk antara guru dan orang tua akan menghambat pemahaman tentang kemajuan anak. Hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk mendidik anak sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan utama dari komunikasi antara orang tua dan guru adalah untuk memastikan anak belajar dengan efektif dan bahwa kebutuhan belajarnya dipenuhi dengan baik.
Meskipun orang tua memainkan peran penting dalam mendidik anak, mereka tidak selalu memiliki pengetahuan atau waktu yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan pendidikan anak secara optimal. Oleh karena itu, pendidikan formal di sekolah perlu menjadi kelanjutan dari pendidikan di rumah.
Peran guru dalam pendidikan sangatlah penting. Sebagai pengajar dan fasilitator pembelajaran, guru tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga membimbing dan menginspirasi siswa. Mereka bertanggung jawab mengenalkan teknologi dalam pembelajaran dan membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, staf administrasi sekolah juga berperan dalam mengelola manajemen operasional sekolah, seperti menyelenggarakan kegiatan harian, mengatur jadwal, dan memastikan bahwa sekolah memiliki kebijakan yang mendukung lingkungan belajar yang efektif.
Selain peran guru, orang tua juga memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung pendidikan anak. Orang tua tidak hanya menyediakan kebutuhan fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam perkembangan akademik, emosional, dan sosial anak.
Mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, mendorong minat belajar anak, serta memberikan motivasi yang dibutuhkan. Melalui komunikasi yang terbuka dengan sekolah, orang tua dapat mengetahui perkembangan anak dan turut berperan aktif dalam proses pendidikan. Dukungan moral dan bimbingan yang diberikan oleh orang tua sangat penting dalam membentuk karakter dan sikap positif anak terhadap pembelajaran.
Orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi anak dalam pendidikan mereka. Mereka perlu memonitor kemajuan akademis anak, terlibat dalam tugas-tugas rumah, dan menjaga komunikasi dengan guru secara teratur. Selain itu, orang tua harus memotivasi anak, mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul, dan memberikan dukungan emosional serta bimbingan karir.
Kolaborasi yang efektif antara sekolah dan keluarga dimulai dengan membangun komunikasi yang terbuka. Sekolah harus menyediakan saluran komunikasi yang mudah diakses oleh orang tua, seperti aplikasi pesan, WhatsApp, dan pertemuan rutin.
Orang tua juga perlu merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan guru atau staf sekolah ketika ada hal-hal yang perlu dibahas mengenai perkembangan anak. Pertemuan antara orang tua dan guru penting untuk membahas pencapaian anak, tantangan yang dihadapi, serta rencana tindak lanjut yang harus dilakukan. Dalam pertemuan ini, orang tua dapat berbagi wawasan tentang anak mereka di rumah, sementara guru memberikan informasi tentang perkembangan anak di sekolah.
Di rumah, orang tua juga dapat terlibat dalam kegiatan belajar anak, seperti membaca bersama, bermain permainan edukatif, atau berbicara mengenai pengalaman sehari-hari. Keterlibatan ini dapat memperkaya pembelajaran anak dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.
Kesimpulannya, kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat penting dalam mendukung pendidikan anak. Dengan adanya hubungan yang kuat antara kedua pihak, terciptalah lingkungan yang kondusif bagi perkembangan akademis, sosial, dan emosional anak.
Kolaborasi ini dapat meningkatkan keterlibatan anak dalam belajar, memperkuat komunikasi, mendukung kesejahteraan emosional anak, serta menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang lebih tepat. Selain itu, kolaborasi yang baik juga berperan dalam membangun karakter anak dan memperkuat konsistensi dalam pendidikan.
Oleh karena itu, komunikasi terbuka, partisipasi aktif, pelatihan bersama, dan ruang diskusi yang memadai sangat penting untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuhnya.
Penulis : Selvia Anisa Putri / Universitas Dharmas Indonesia
Editor : Anisa Putri