Banjir melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera akibat intensitas hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir. Ribuan orang terdampak, ratusan rumah terendam, dan aktivitas warga terganggu. Berbagai upaya penanganan darurat telah dilakukan oleh pemerintah dan tim gabungan.
Sorotnesia.com – Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir kembali melanda beberapa wilayah di Sumatera, memicu dampak signifikan pada kehidupan masyarakat dan infrastruktur. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa penyebab utama adalah intensitas hujan yang tinggi yang memicu luapan sungai di berbagai daerah.
Di Kabupaten Aceh Timur, banjir merendam 78 unit rumah warga di Kecamatan Pante Bidari pada Senin (13/1/2025) pukul 07.00 waktu setempat. Luapan sungai akibat hujan lebat selama beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama.
“Hingga saat ini, debit air di Kecamatan Pante Bidari terus bertambah. Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan siaga,” ujar Abdul Muhari, yang akrab disapa Aam, Selasa (14/1/2025).
Tim BPBD bersama relawan telah mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman dan terus memantau perkembangan situasi.
Di Sumatera Utara, banjir melanda Kota Binjai dan Kota Medan. Hujan deras menyebabkan meluapnya tiga sungai, yakni Sungai Bangkatan, Sungai Binjai, dan Sungai Mencirim, di Kota Binjai. Akibatnya, banjir dengan ketinggian air 20-100 cm merendam Kelurahan Rambung Barat, Kecamatan Binjai Selatan.
“Sebanyak 807 jiwa terdampak dan 169 rumah terendam. Meski banjir mulai surut pada pukul 14.00 WIB, BPBD tetap siaga mengantisipasi banjir susulan,” jelas Aam.
Di Kota Medan, 680 jiwa terdampak banjir di dua kecamatan. Kelurahan Terjun di Kecamatan Medan Marelan mencatat tinggi muka air hingga 130 cm, memaksa sebagian warga mengungsi ke kantor lurah.
Sementara itu, di Kelurahan Belawan, Kecamatan Medan Belawan, tinggi air berkisar antara 20-40 cm, namun warga memilih bertahan di rumah masing-masing.
“Kami terus membantu evakuasi dan memonitor kondisi cuaca untuk mencegah dampak lebih besar,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Kabupaten Kampar di Provinsi Riau juga mengalami banjir parah. Luapan Sungai Subayang akibat hujan deras pada Senin pagi menyebabkan 456 jiwa terdampak dan merendam 180 rumah serta satu fasilitas pendidikan.
“Ketinggian air bervariasi antara 10-100 cm. Akses jalan lumpuh sehingga kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melintas,” kata Aam. BPBD Kabupaten Kampar telah mengerahkan satu unit perahu fiber dan satu unit drone untuk pemantauan udara.
Pemerintah daerah bersama BPBD setempat terus melakukan langkah-langkah darurat, seperti evakuasi warga, distribusi bantuan, dan pendataan korban. Meski sebagian wilayah banjir mulai surut, potensi banjir susulan masih menjadi ancaman serius mengingat cuaca ekstrem yang belum sepenuhnya reda.
Bencana banjir di Sumatera menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Intensitas hujan yang tinggi, ditambah dengan luapan sungai, menunjukkan perlunya langkah preventif seperti perbaikan drainase, reboisasi, dan edukasi masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana.
Pemerintah diharapkan terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani dampak banjir dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Penulis : Wira Pratama
Editor : Intan Permata