Dampak Positif dan Negatif Gadget pada Konsentrasi Anak Sekolah Dasar

- Jurnalis

Senin, 16 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi anak kecanduan gadget. (klikdokter)

Ilustrasi anak kecanduan gadget. (klikdokter)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mengubah cara anak-anak berinteraksi dengan dunia, termasuk dalam proses belajar di sekolah dasar. Gadget seperti smartphone dan tablet kini bukan hanya alat hiburan, tetapi juga menjadi alat bantu belajar yang sering digunakan dalam keseharian. Namun, dampaknya pada konsentrasi anak sering kali menjadi perdebatan: apakah gadget membantu atau justru menghambat proses belajar?

Sebagai alat modern, gadget memiliki banyak potensi positif jika dimanfaatkan dengan bijak. Dengan akses internet, anak-anak dapat menemukan berbagai informasi edukatif, video pembelajaran, hingga aplikasi interaktif yang mendukung pemahaman materi pelajaran.

Misalnya, aplikasi permainan edukasi dapat membantu anak memahami konsep matematika, bahasa, atau ilmu pengetahuan alam dengan cara yang lebih menarik. Di sisi lain, guru dapat menggunakan gadget untuk memberikan tugas berbasis teknologi, seperti membuat presentasi sederhana atau mencari referensi daring.

Namun, manfaat gadget tersebut tidak datang tanpa tantangan. Penggunaan gadget yang tidak terkendali dapat berdampak buruk pada konsentrasi anak. Konten yang bersifat hiburan, seperti video permainan atau media sosial, sering kali menjadi distraksi yang membuat anak sulit fokus pada pelajaran.

Mereka lebih mudah tergoda untuk bermain atau menonton video daripada menyelesaikan tugas sekolah. Kebiasaan ini, jika tidak diawasi, dapat berdampak negatif pada prestasi akademis dan kemampuan berpikir kritis anak.

Baca Juga :  Efektivitas Program MBKM dalam Meningkatkan Prestasi Atlet Renang SKO Surakarta Tahun 2024

Studi yang dilakukan oleh Fareza Putri Azis dan tim dalam Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro mengungkapkan adanya hubungan signifikan antara tingkat penggunaan gadget dan konsentrasi belajar anak.

Anak yang menggunakan gadget secara berlebihan cenderung mengalami penurunan kemampuan fokus saat belajar di sekolah. Hal ini diperparah dengan minimnya waktu istirahat yang sering terabaikan akibat terlalu asyik bermain gadget, sehingga memengaruhi pola tidur dan energi anak keesokan harinya.

Di sisi lain, artikel Nicholas Carr dalam The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains menjelaskan bahwa teknologi digital telah mengubah pola pikir manusia secara mendasar. Paparan informasi instan melalui gadget dapat membuat otak anak terbiasa dengan hal-hal cepat dan praktis, tetapi melemahkan kemampuan berpikir mendalam. Ini menjadi salah satu penyebab utama anak sulit berkonsentrasi dalam waktu lama.

Kondisi ini memunculkan tantangan baru bagi orang tua dan guru. Orang tua, misalnya, perlu mengambil peran aktif dalam mengatur waktu penggunaan gadget di rumah. Membuat jadwal rutin, seperti mengalokasikan waktu tertentu untuk belajar tanpa gadget dan waktu khusus untuk bermain, adalah salah satu langkah yang bisa diterapkan. Di sekolah, guru dapat mengintegrasikan teknologi secara bijak, misalnya dengan memberikan tugas berbasis aplikasi pendidikan yang tetap terkontrol.

Baca Juga :  Kader PKK Desa Tamanrejo Antusias Belajar Membuat Sabun Ecoenzyme Ramah Lingkungan Bersama KKN Posko 28

Sebagai alat bantu, gadget bukan musuh yang harus dijauhi, melainkan alat yang perlu dikelola dengan baik. Buku oleh Sani Susanti et al. dalam Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menekankan pentingnya kerja sama antara orang tua dan sekolah dalam memanfaatkan gadget secara optimal.

Dukungan dari orang tua untuk mendampingi anak saat menggunakan gadget, serta pengawasan guru selama jam sekolah, menjadi faktor penting untuk menjaga keseimbangan antara hiburan dan pendidikan.

Dengan pengelolaan yang tepat, gadget dapat menjadi sarana pembelajaran yang bermanfaat tanpa mengorbankan konsentrasi anak. Orang tua dan guru perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang bijak, sehingga anak-anak memahami bahwa gadget adalah alat pendukung, bukan sumber utama hiburan yang menyita waktu.

Pendekatan yang terintegrasi antara edukasi, pengawasan, dan pemanfaatan teknologi secara bijak menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini. Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya bisa menikmati manfaat dari gadget, tetapi juga berkembang menjadi individu yang fokus, kritis, dan kreatif dalam belajar.

Penulis : Ni Wayan Murdani, S.Pd / Mahasiswa Prodi Psikologi dan Laras Oktaviani / Dosen Universitas Triatma mulya

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Penyuluhan “Ecodana” Mahasiswa UPN Jatim Dorong Ibu-Ibu PKK Surabaya Lebih Melek Keuangan dan Peduli Lingkungan
Menjaga Kemanusiaan di Era Kecerdasan Buatan: Urgensi AI yang Aman dan Etis
Gagasan Bisnis Kreatif, Siswi MAN 2 Tuban Raih Juara 1 Nasional dalam Ajang Business Plan
Bill Gates Kunjungi Sekolah di Jakarta, Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Perpusnas Luncurkan Program KKN Tematik Literasi 2025, Gandeng 20 Perguruan Tinggi untuk Tingkatkan Literasi Desa
AI dan Mahasiswa : Antara Malaise Intelektual dan Kebingungan Ilmu
UMKM Joyosuran Kian Tangguh Berkat Pendampingan Mahasiswa UNS Berbasis Technosociopreneurship
Adakan Konferensi Pers, Aliansi Cipayung Situbondo Tolak Undang-undang TNI dan Sampaikan Tuntutan

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:56 WIB

Penyuluhan “Ecodana” Mahasiswa UPN Jatim Dorong Ibu-Ibu PKK Surabaya Lebih Melek Keuangan dan Peduli Lingkungan

Jumat, 13 Juni 2025 - 09:54 WIB

Menjaga Kemanusiaan di Era Kecerdasan Buatan: Urgensi AI yang Aman dan Etis

Minggu, 25 Mei 2025 - 16:40 WIB

Gagasan Bisnis Kreatif, Siswi MAN 2 Tuban Raih Juara 1 Nasional dalam Ajang Business Plan

Jumat, 16 Mei 2025 - 12:51 WIB

Bill Gates Kunjungi Sekolah di Jakarta, Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

Kamis, 15 Mei 2025 - 11:13 WIB

Perpusnas Luncurkan Program KKN Tematik Literasi 2025, Gandeng 20 Perguruan Tinggi untuk Tingkatkan Literasi Desa

Berita Terbaru