Yuk Sama-sama Mencegah Kenakalan Remaja

- Jurnalis

Sabtu, 11 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Usia remaja berkisar antara 12 hingga 21 tahun. Masa ini adalah masa ketika seseorang mengalami perkembangan yang mendorong dirinya untuk mengetahui lebih banyak hal. Namun, masalah dapat timbul karena rasa ingin tahu yang berlebihan. Masalah yang berkaitan dengan remaja ini sering disebut sebagai “Kenakalan Remaja.”

Kenakalan remaja mencakup segala perbuatan yang melanggar aturan dalam masyarakat dan dilakukan oleh remaja. Fenomena sosial ini sering ditemukan di kalangan pelajar. Berkelahi adalah salah satu contoh kenakalan remaja yang sering terjadi.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2015, angka kenakalan remaja di Indonesia mencapai 7.762 kasus. Jumlah yang cukup mengkhawatirkan ini memerlukan perhatian serius dari para orang tua, pendidik, dan masyarakat luas.

Keluarga, pergaulan, dan remaja itu sendiri memiliki peran penting dalam kenakalan remaja. Dalam keluarga, jika orang tua bersikap otoriter, kenakalan remaja dapat muncul sebagai bentuk pemberontakan terhadap aturan yang terlalu kaku.

Sebaliknya, jika orang tua terlalu permisif, remaja dapat mencari perhatian melalui perilaku yang menjurus pada kenakalan. Bahkan pada keluarga yang demokratis, tekanan tetap bisa muncul, terutama jika komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Dari sisi pergaulan, tekanan dari teman sebaya atau sahabat dekat sering memicu remaja untuk melakukan tindakan yang tidak semestinya demi solidaritas atau penerimaan.

Pada dasarnya, tindakan kenakalan remaja seringkali adalah upaya untuk menarik perhatian, baik dari orang tua maupun teman-teman mereka. Remaja yang memiliki kesadaran diri yang kuat biasanya mampu menahan diri untuk tidak terjerumus ke dalam kenakalan. Sebaliknya, remaja yang memiliki kontrol diri yang lemah cenderung lebih mudah terpengaruh oleh tekanan lingkungan.

Contoh kenakalan remaja yang sering terjadi di masyarakat Indonesia meliputi tawuran, bolos sekolah, berkelahi, pergi dari rumah tanpa pamit, menonton video pornografi, mengendarai kendaraan tanpa SIM, mabuk-mabukan, mengambil barang tanpa izin, balap liar, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan pencurian.

Baca Juga :  Peran Orang Tua dalam Perkembangan Belajar Anak

Penyalahgunaan narkoba, misalnya, sering disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari orang tua serta minimnya pendidikan agama dan moral yang diberikan kepada remaja. Faktor-faktor ini semakin memperburuk situasi ketika remaja tidak memiliki akses ke kegiatan positif yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari perilaku negatif.

Penyebab kenakalan remaja dapat dibagi menjadi dua faktor utama, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja seringkali menyebabkan krisis identitas. Pada tahap ini, remaja berusaha mencari jati diri mereka, namun tidak semua berhasil melakukannya dengan baik.

Kegagalan dalam menemukan jati diri dapat membuat remaja melakukan berbagai bentuk kenakalan sebagai bentuk pelarian. Selain itu, kontrol diri yang lemah menyebabkan remaja sulit membedakan antara perilaku yang dapat diterima dan yang tidak. Bahkan jika mereka mengetahui perbedaannya, mereka seringkali gagal mengendalikan diri untuk bertindak sesuai norma.

Faktor eksternal mencakup kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Ketika seorang anak merasa tidak diinginkan atau diabaikan, mereka cenderung mencari perhatian melalui tindakan yang menyimpang.

Hal ini terutama terlihat di sekolah, di mana remaja sering menunjukkan perilaku nakal untuk mendapatkan perhatian dari teman sebaya atau guru. Selain itu, lingkungan pergaulan yang buruk juga dapat menjadi pemicu utama. Remaja yang bergaul dengan teman-teman yang memiliki kebiasaan buruk lebih rentan untuk ikut-ikutan melakukan hal yang sama.

Mengatasi kenakalan remaja memerlukan pendekatan yang komprehensif. Orang tua harus menerapkan aturan yang jelas beserta konsekuensinya. Aturan yang diterapkan tidak harus terlalu kaku, namun harus konsisten agar anak memahami batasan yang ada. Selain itu, meluangkan waktu bersama keluarga juga sangat penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis.

Dengan demikian, remaja merasa mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Menghindari sikap kasar dan mencela, serta berkomunikasi secara terbuka juga dapat membantu mencegah remaja terjerumus ke dalam kenakalan. Ketika remaja merasa dihargai dan didengar, mereka cenderung lebih terbuka untuk berbagi masalah yang mereka hadapi.

Baca Juga :  Menghargai Waktu Sebagai Inti Kehidupan

Selain peran keluarga, lembaga pendidikan juga memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi kenakalan remaja. Sekolah harus menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Guru dapat berperan sebagai pembimbing yang memberikan contoh positif kepada siswa.

Program-program ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial dapat menjadi alternatif bagi remaja untuk menyalurkan energi mereka ke arah yang lebih produktif. Dengan terlibat dalam kegiatan positif, remaja dapat mengembangkan potensi mereka sekaligus menjauh dari pengaruh negatif.

Tindakan rehabilitasi untuk remaja nakal dapat dilakukan di pusat-pusat rehabilitasi anak, seperti Wisma Pamardi Siwi (yang dikelola oleh Kepolisian) atau panti asuhan rehabilitasi anak nakal (Departemen Sosial).

Kerja sama antara keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat penting dalam proses ini. Masyarakat juga dapat berperan aktif dengan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif bagi remaja, seperti melalui program-program kemasyarakatan yang melibatkan pemuda. Hal ini dapat membantu remaja merasa dihargai dan memiliki tempat dalam masyarakat.

Selain itu, pendekatan spiritual juga dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kenakalan remaja. Pendidikan agama yang kuat dapat membantu remaja memiliki landasan moral yang kokoh. Remaja yang memahami nilai-nilai agama cenderung lebih mampu mengendalikan diri dan membedakan antara hal yang benar dan salah. Oleh karena itu, keluarga dan lembaga pendidikan perlu memberikan perhatian khusus pada aspek ini.

Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi kenakalan remaja, kita dapat berperan aktif dalam mencegah fenomena ini agar tidak semakin meluas di masyarakat. Kenakalan remaja bukanlah masalah yang bisa diabaikan, melainkan tanggung jawab bersama yang membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

Semoga dengan upaya yang terus dilakukan, generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, berprestasi, dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Penulis : Abellio Saputra / Universitas Dharmas Indonesia

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hukum: Fungsi, Masalah, dan Solusi dalam Implementasinya
Pers – Peran, Tantangan, dan Solusinya
Peran Anak Muda dalam Meningkatkan Ekonomi di Era Digital
Perilaku Bullying di Kalangan Remaja: Sebuah Ancaman Serius
Bahaya Narkoba bagi Pelajar, Ancaman Nyata bagi Masa Depan
Peran Penting Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Keselamatan Lalu Lintas: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Menelusuri Ketidakadilan di Papua: Pelanggaran HAM dan Peran Otonomi Khusus

Berita Terkait

Senin, 17 Februari 2025 - 18:20 WIB

Hukum: Fungsi, Masalah, dan Solusi dalam Implementasinya

Senin, 17 Februari 2025 - 17:39 WIB

Pers – Peran, Tantangan, dan Solusinya

Minggu, 9 Februari 2025 - 20:59 WIB

Peran Anak Muda dalam Meningkatkan Ekonomi di Era Digital

Minggu, 9 Februari 2025 - 18:26 WIB

Perilaku Bullying di Kalangan Remaja: Sebuah Ancaman Serius

Minggu, 9 Februari 2025 - 16:57 WIB

Bahaya Narkoba bagi Pelajar, Ancaman Nyata bagi Masa Depan

Berita Terbaru