Gresik, Sorotnesia.com – Masalah gizi masih menjadi tantangan serius di sejumlah daerah, termasuk di Desa Lasem, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Lasem tahun 2025, tercatat sebanyak 8 anak mengalami stunting, 8 anak mengalami gizi kurang (underweight), dan 8 ibu hamil menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK). Kondisi ini menandakan pentingnya intervensi gizi yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, terutama di tingkat rumah tangga.
Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam kelompok BBK 6 menjalankan program pengabdian masyarakat yang fokus pada edukasi gizi seimbang. Dengan mengusung pendekatan “Isi Piringku”, mereka berupaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat khususnya para ibu rumah tangga tentang pentingnya pola makan bergizi yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 dan 12 Juli 2025 di Balai Desa Lasem. Sasaran program mencakup kader Posyandu, ibu-ibu penerima makanan tambahan (PMT), anggota PKK, serta sejumlah tokoh masyarakat. Program edukasi ini dikemas dalam dua sesi utama, yakni penyuluhan interaktif bertema “Piring Sehatku Hari Ini” dan demo memasak menu sehat Kroket Bayam.
Pada sesi penyuluhan, para peserta dibagi menjadi kelompok kecil dan diberikan tantangan untuk menyusun menu harian yang meliputi sarapan, makan siang, dan makan malam. Setiap menu harus mengikuti prinsip Isi Piringku, yakni porsi makan ideal dalam satu piring terdiri dari 1/3 makanan pokok, 1/6 lauk-pauk, 1/3 sayur, dan 1/6 buah.
Suasana penyuluhan berlangsung meriah dan interaktif. Para ibu tampak antusias menyusun menu, bahkan tidak sedikit yang menampilkan kreativitas dalam mencampurkan bahan makanan lokal. Penilaian dilakukan berdasarkan kecepatan, ketepatan proporsi isi piring, serta kreativitas menu yang dihasilkan.
Setelah sesi penyuluhan, peserta diajak untuk mengikuti demo memasak sehat dengan resep Kroket Bayam. Menu ini dipilih karena selain praktis dibuat, bahan-bahannya tersedia di sekitar lingkungan warga dan mengandung gizi yang lengkap seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin A dan C, zat besi, dan kalsium.
Para peserta tidak hanya menyimak, tetapi juga terlibat langsung dalam proses memasak. Mereka diberi kesempatan menyiapkan bahan, mengolah, hingga menyajikan hasil masakan. Tak hanya itu, peserta juga diminta menjelaskan ulang manfaat gizi dari setiap bahan yang digunakan sebagai bentuk penguatan pemahaman.
Untuk mengetahui efektivitas kegiatan, panitia melakukan pre-test dan post-test kepada para peserta. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan: skor rata-rata peserta meningkat dari 45% menjadi 80%, yang berarti ada peningkatan pemahaman sebesar 35%.

Selain itu, seluruh peserta berhasil menyusun menu harian yang sesuai dengan prinsip Isi Piringku, dan sebanyak 90% peserta menyatakan tertarik mencoba resep Kroket Bayam di rumah.
Salah satu peserta, Bu Lifa, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Lasem, menyampaikan tanggapan positif terhadap program ini.
Ia menilai, “Menu kroket bayam ini bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk makanan tambahan balita stunting di Desa Lasem. Selain bergizi, cara membuatnya juga cukup sederhana dan bisa dimodifikasi sesuai selera anak-anak,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesinambungan kegiatan semacam ini agar pola makan sehat bisa benar-benar menjadi kebiasaan masyarakat.
Program edukasi yang menggabungkan teori dan praktik ini terbukti efektif dalam meningkatkan literasi gizi dan kemampuan memasak sehat di kalangan ibu rumah tangga. Lebih dari sekadar kampanye, kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan potensi pangan lokal guna mendukung ketahanan gizi keluarga.
Keberhasilan program ini memberikan harapan bahwa pendekatan edukasi berbasis “Isi Piringku” dapat direplikasi di desa-desa lain. Metode yang menyenangkan, berbasis bahan lokal, dan aplikatif terbukti mampu mendorong perubahan perilaku konsumsi yang lebih sehat. Dengan kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan perangkat desa, cita-cita menurunkan angka stunting serta meningkatkan kesehatan masyarakat bisa tercapai secara berkelanjutan.
Penulis : Karisma Ningtyas | Universitas Airlangga
Editor : Anisa Putri