Mahasiswa KKN Posko 26 UIN Walisongo mengunjungi UMKM gula aren di Dusun Wonokerso, Kendal, untuk mempelajari proses tradisional produksi gula aren. Selain itu, mereka memberikan dukungan berupa kuali baru untuk membantu kelancaran produksi dan mendorong pengembangan UMKM lokal.
Kendal, Sorotnesia.com – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Salah satu sektor yang terus bertahan adalah industri gula aren, yang menghasilkan pemanis alami berkualitas dengan tetap mempertahankan metode produksi tradisional.
Pada 24 Oktober 2024, mahasiswa KKN Posko 26 UIN Walisongo mengunjungi rumah produksi gula aren milik Pak Surono di Dusun Wonokerso, Desa Sumberahayu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam proses produksi gula aren dan perannya dalam mendukung perekonomian lokal.

Pak Surono telah menjalankan home industry gula aren selama puluhan tahun. Pohon aren, yang tumbuh di kawasan Gunung Batu, menjadi sumber utama bahan baku. Proses produksi dimulai dengan menggual atau memukul tongkai tandan bunga untuk merangsang keluarnya air nira. Proses ini dilakukan dua kali seminggu selama 1-2 bulan hingga bunga gugur.
Air nira yang terkumpul dalam jerigen berisi campuran bahan seperti rebusan gamping, tatal nangka, garam, dan air untuk mencegah fermentasi. Setiap malam, sekitar 10 liter air nira dihasilkan, meskipun jumlahnya sering kali tidak menentu.
Proses produksi gula aren melibatkan beberapa tahapan, yaitu:
- Penyaringan air nira sebanyak dua kali untuk memastikan kebersihan.
- Pemanasan air nira selama 2-3 jam di dalam kuali hingga mengental.
- Pencetakan ke dalam wadah plastik, kemudian didiamkan hingga gula mengeras.
Setiap kuali air nira menghasilkan sekitar 2 kilogram gula aren. Dua cetakan gula ini biasanya dijual seharga Rp25.000 per kilogram.
Kemasan gula aren masih sangat sederhana, menggunakan plastik putih biasa. Selain itu, produk ini belum memiliki sertifikasi Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), sehingga pemasaran hanya terbatas di sekitar Dusun Wonokerso.
Dalam kunjungan ini, mahasiswa KKN memberikan kenang-kenangan berupa kuali baru kepada Pak Surono. Harapannya, kuali ini dapat menunjang kelancaran produksi gula aren dan membantu pengembangan usahanya.
Produk gula aren dari Dusun Wonokerso memiliki peluang besar untuk menjangkau pasar lebih luas, terutama dengan cita rasa otentik dan nilai tradisional yang dimilikinya. Dengan pendampingan yang tepat, seperti pengurusan sertifikasi PIRT dan inovasi dalam kemasan, produk ini berpotensi menjadi komoditas unggulan di tingkat nasional.
Kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo memberikan dampak positif, tidak hanya pada peningkatan efisiensi produksi, tetapi juga pada motivasi pelaku UMKM untuk terus berkembang.
Penulis : Meyrilla Khaerunnisa Widhiana | UIN Walisongo
Editor : Bani Kamilawati