Mahasiswa Peternakan UNS sukses mengelola ayam broiler di Teaching Farm dengan sistem modern close house. Program magang ini membekali peserta pengalaman praktis, mulai dari persiapan kandang hingga panen, dengan hasil yang memuaskan. Fasilitas lengkap dan bimbingan tenaga ahli menjadikan kegiatan ini langkah strategis dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
Surakarta, Sorotnesia.com – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terus memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan praktis di lapangan. Salah satunya adalah kegiatan magang di Teaching Farm Universitas Sebelas Maret (UNS) yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan UNS. Dalam magang ini, mahasiswa mempraktikkan pengelolaan ayam broiler secara profesional mulai dari persiapan kandang hingga panen.
Magang ini berlangsung dari tanggal 7 September hingga 24 Desember dan terbagi dalam dua periode pemeliharaan ayam broiler. Ahmad Najwa Ajrun ‘Adhim, salah satu peserta magang, menjelaskan tujuan utama mereka memilih Teaching Farm UNS sebagai lokasi magang.
“Saya ingin memperdalam ilmu terkait dunia perunggasan, khususnya ayam broiler. Dengan fasilitas kandang modern close house yang tersedia, kami bisa mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam praktik langsung di lapangan,” ujar Ahmad.
Teaching Farm UNS dilengkapi dengan kandang ayam broiler berteknologi modern, yaitu sistem close house. Sistem ini memungkinkan kontrol penuh terhadap suhu, kelembapan, ventilasi, dan pencahayaan, sehingga mendukung pertumbuhan ayam yang optimal. Selain itu, fasilitas ini dilengkapi dengan mess untuk mahasiswa, kamar mandi, dan peralatan pendukung lainnya.
“Fasilitas yang ada benar-benar membantu kami dalam mempraktikkan manajemen pemeliharaan ayam secara profesional,” ungkap Abdu Azis Putra Pratama.
Proses pemeliharaan ayam broiler diawali dengan persiapan kandang, termasuk pemeriksaan peralatan seperti tempat pakan, tempat minum, dan sistem pemanas. Ventilasi diatur agar sirkulasi udara optimal, dan suhu kandang dipastikan stabil sebelum DOC (Day Old Chick) tiba. Selanjutnya, mahasiswa mengelola pakan, air minum, dan obat-obatan untuk memastikan kesehatan ayam.
“Pada masa awal chick-in dan brooding, kami harus memantau kondisi ayam secara intensif. Masa brooding adalah masa yang paling kritis, sehingga perhatian ekstra sangat diperlukan untuk menjaga kenyamanan ayam,” jelas Ahmad Hafizh Yuniansa.
Selama proses pemeliharaan, tantangan yang dihadapi meliputi gangguan sistem ventilasi, risiko penyakit, dan kepadatan ayam. “Kami menerapkan biosekuriti ketat, seperti disinfeksi rutin dan kontrol akses manusia, untuk mengatasi risiko penyakit menular. Selain itu, perawatan peralatan dilakukan secara berkala agar sistem ventilasi tetap optimal,” tambah Bagas Fatkhur Rohman.
Setelah menjalani dua periode pemeliharaan, hasil panen menunjukkan keuntungan yang memuaskan. Pada periode pertama, pendapatan mencapai Rp5.450 per ekor, sementara periode kedua meningkat menjadi Rp6.149 per ekor.
“Hasil ini menunjukkan bahwa performa ayam broiler cukup baik, dengan Indeks Produksi (IP) di atas 400,” kata Bima Whira Prakhosha.
Tahapan menjelang panen meliputi pemeriksaan data ayam, pengurangan pakan untuk mengurangi sisa dalam saluran pencernaan, dan seleksi ayam berdasarkan kondisi fisik. Proses panen dilakukan secara efisien untuk meminimalkan stres pada ayam.
Setelah panen, mahasiswa membersihkan kandang untuk mempersiapkannya bagi siklus berikutnya. Langkah ini meliputi pengangkutan sekam, pembersihan peralatan, penyemprotan desinfektan, dan pembersihan area sekitar kandang.
“Proses ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan memastikan kualitas kandang tetap terjaga,” jelas Daffa Athala Ardiansyah.

Program magang di Teaching Farm UNS memberikan manfaat besar bagi para peserta. Mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung dalam mengelola ayam broiler secara modern.
Fairuz Nabil Syafrudin menyatakan, “Kami belajar bagaimana sistem kerja kandang close house, manajemen produksi, dan evaluasi performa ayam seperti FCR, mortalitas, dan pertumbuhan bobot badan.”
Falerio Silvi Anos menambahkan, “Pengalaman ini sangat berharga karena kami juga belajar tentang teknologi modern yang mendukung efisiensi produksi di industri perunggasan.”
Magang di Teaching Farm UNS membekali mahasiswa dengan keahlian praktis dalam pengelolaan ayam broiler, mulai dari persiapan kandang hingga panen. Dengan fasilitas modern dan bimbingan dari tenaga ahli, program ini menjadi wadah ideal untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan di bidang peternakan unggas. Pengalaman ini diharapkan mampu mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja secara lebih kompeten.
Penulis : Tim MBKM UNS
Editor : Anisa Putri