Perilaku seksual menyimpang merupakan tindakan yang tidak normal dan dilakukan pada objek atau situasi yang tidak sesuai. Tindakan semacam ini dapat merusak masa depan seseorang serta menimbulkan permasalahan serius dalam kehidupan sosialnya. Saat ini, perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin memprihatinkan.
Hubungan antar lawan jenis seringkali melewati batas yang seharusnya, tanpa kesadaran akan dampak negatifnya. Maraknya berita di media sosial menunjukkan banyaknya anak di bawah umur yang menjadi korban pelecehan, baik oleh teman, tetangga, maupun orang dekat lainnya. Masalah ini tidak hanya terjadi pada anak-anak dan remaja, tetapi juga pada orang dewasa, sehingga menimbulkan keresahan yang meluas.
Kemajuan teknologi semakin memperburuk situasi ini. Akses yang mudah terhadap konten tidak layak dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang, khususnya generasi muda. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena perilaku seksual menyimpang telah merusak banyak masa depan generasi muda Indonesia.
Jika dibiarkan, masalah ini dapat mengancam kelangsungan bangsa. Kasus-kasus yang tersebar di media sosial menunjukkan dampak nyata dari perilaku ini, termasuk kerusakan mental korban yang dalam beberapa kasus bahkan menyebabkan kehilangan nyawa. Fenomena ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
Generasi muda adalah aset penting sumber daya manusia (SDM). Namun, tantangan yang mereka hadapi semakin berat. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Komnas Perempuan menerima lebih dari 4.374 pengaduan terkait kekerasan seksual.
Sebagian besar pelaku adalah orang-orang terdekat korban, seperti pacar, mantan pacar, atau tetangga. Berdasarkan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2024 yang diluncurkan oleh KemenPPPA, sekitar 11,5 juta anak atau 50,78% mengalami kekerasan seksual, dengan mayoritas korban adalah perempuan. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan menjadi peringatan serius bagi kita semua.
Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk mengambil tindakan nyata. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada remaja mengenai bahaya perilaku menyimpang.
Selain itu, pemblokiran situs-situs yang memuat konten tidak layak harus dilakukan secara tegas. Pemerintah juga perlu menegakkan hukum dengan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku kekerasan seksual.
Selain tindakan hukum, masyarakat juga memiliki peran penting dalam memberikan hukuman sosial yang dapat memberikan efek jera kepada pelaku. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk menghentikan perilaku menyimpang ini agar tidak terus meluas.
Kesadaran diri menjadi kunci utama bagi generasi muda untuk melindungi diri dari pengaruh buruk. Penting bagi mereka untuk menjaga batas pergaulan dan tidak mudah terprovokasi oleh iming-iming yang mengarah pada perilaku menyimpang.
Selain itu, penting juga untuk selalu mengingat efek buruk yang dapat terjadi akibat tindakan yang melanggar norma. Sebagai contoh, banyak dari pelaku penyimpangan seksual memanfaatkan media sosial atau aplikasi pencari jodoh untuk menjebak korbannya. Perilaku seperti ini sangat merugikan, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat luas.
Al-Qur’an memberikan pedoman penting mengenai bahaya mendekati zina, seperti yang tertulis dalam Surat Al-Isra ayat 32: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” Larangan ini bukan tanpa alasan, melainkan demi menjaga kehormatan dan masa depan yang lebih baik.
Hubungan tanpa batas, termasuk pacaran, sering menjadi awal dari perilaku menyimpang yang lebih serius. Maka, penting bagi generasi muda untuk mematuhi nilai-nilai moral dan agama yang diajarkan.
Generasi muda sebagai harapan bangsa harus mampu mengelola pikiran dan perilaku mereka dengan bijaksana. Pemerintah juga harus lebih serius dalam melindungi masa depan generasi muda Indonesia. Tidak ada toleransi bagi pelaku penyimpangan seksual, dan hukuman yang tegas harus diberikan, sekecil apa pun kasusnya. Dengan langkah ini, diharapkan tidak ada lagi korban yang dirugikan akibat perilaku menyimpang.
Perempuan sering menjadi korban utama dalam kasus-kasus semacam ini. Dampak yang mereka rasakan sering kali lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Ibarat gelas yang pecah, meskipun diperbaiki, bekasnya akan tetap terlihat. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpikir sebelum bertindak agar tidak menyesal di kemudian hari.
Generasi muda harus mampu menjaga diri, baik dalam pergaulan maupun dalam setiap keputusan yang mereka ambil. Pemerintah, masyarakat, dan individu harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua.
Masalah perilaku seksual menyimpang bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dengan kerja sama yang erat, edukasi yang tepat, dan penegakan hukum yang konsisten, diharapkan kasus-kasus seperti ini dapat diminimalisir.
Mari bersama-sama menjaga generasi muda Indonesia agar tetap berada di jalur yang benar, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Penulis : Vigel Ramanda / Program Studi Manajemen / Universitas Dharmas Indonesia
Editor : Anisa Putri