Dinda Rahmalia, mahasiswa PBI FKIP Uhamka, berhasil mengukir prestasi internasional dengan esainya tentang pendidikan Indonesia dan Korea. Esai tersebut lolos dalam konferensi akademik internasional dan diterbitkan dalam buku, memperkuat kolaborasi akademis antara Indonesia dan Korea Selatan.
Uhamka, Sorotnesia.com – Esai Dinda Rahmalia, Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) berhasil lolos dalam Konferensi Akademik Internasional yang diselenggarakan oleh Korea-Indonesia Connection (KIC) FISIP UI dengan tema World Population Day: Advancing Future Generations in Indonesia and Korea.
Dinda merupakan satu-satunya mahasiswa dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) yang berhasil lolos dalam ajang bergengsi ini. Esainya yang berjudul Unlocking Discrimination and Inequality in Education in Indonesia Leading to Korea membawanya unggul, bersaing dengan peserta dari perguruan tinggi lain seperti UGM, IPB, UNJ, serta berbagai universitas luar negeri.
Esai yang membahas perbandingan taraf pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan ini kemudian dimuat dalam buku Advancing Future Generations: Population Issues in Indonesia and Korea. Buku tersebut telah diterbitkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, dalam acara Korea-Indonesia Connection: Networking and Book Launching yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Para penulis, akademisi, dan pemangku kepentingan dari Korea Selatan hadir dalam acara tersebut untuk bertukar pikiran mengenai isu-isu terkini antara Korea Selatan dan Indonesia, guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Purnama Syae Purrohman, Dekan FKIP Uhamka, menyatakan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam kompleksitas masalah kependudukan dunia. Menurutnya, gagasan yang diusung oleh para akademisi akan berdampak pada peningkatan kualitas kependudukan, terutama dalam aspek kesejahteraan, kesehatan, dan kemakmuran masyarakat.
“Pendidikan tinggi harus berkontribusi terhadap penyelesaian masalah populasi dunia. Karena masalah kependudukan akan berkorelasi dengan kesejahteraan, kesehatan, dan keberlanjutan kemanusiaan,” ujarnya.