Mahasiswa KKN UNS 130 menggelar sosialisasi pembuatan Mini Biopori Composter di Desa Tlogoharjo, Wonogiri. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga secara mandiri dan ramah lingkungan. Acara diikuti 50 peserta dan mendapat respons positif dari warga.
Tlogoharjo, Sorotnesia.com – Permasalahan sampah rumah tangga terus menjadi tantangan besar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, sekitar 40,84% sampah di Indonesia berasal dari sisa makanan, sementara 19% adalah sampah plastik.
Sisanya terdiri dari kayu dan ranting, kertas, logam, kain, karet, kulit, serta kaca. Tingginya volume sampah yang tidak terkelola dengan baik berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan dan memperburuk kondisi ekosistem.
Sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif sampah, Kelompok KKN UNS 130 yang bertugas di Dusun Tlogo, Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, mengadakan sosialisasi pembuatan Mini Biopori Composter pada (30/1/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, agar dapat memanfaatkan sampah organik dan anorganik secara mandiri, ramah lingkungan, dan ekonomis.
Febrina Aditya Zahliyanti, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta, menjadi pemateri utama dalam kegiatan ini.
Ia menekankan bahwa inovasi biopori komposter selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.

“Kami berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Tlogoharjo dalam mengelola sampah rumah tangga dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Dengan adanya Mini Biopori Composter, sampah yang biasanya dibuang begitu saja dapat dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan tanah dan mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir,” ujar Febrina.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari warga, dengan partisipasi lebih dari 50 peserta. Mereka antusias dalam mengikuti penjelasan serta demonstrasi pembuatan biopori komposter.
Proses pembuatannya cukup sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti botol plastik bekas, garpu, lilin, tanah, tanaman, dan sampah rumah tangga.
Dalam sesi praktik, peserta diajak untuk mencoba langsung pembuatan biopori dengan langkah-langkah berikut:
- Memanaskan garpu dan melubangi botol plastik dengan garpu yang telah dipanaskan.
- Menanam botol yang sudah dilubangi ke dalam media tanam.
- Menutup botol dengan tanah agar tertanam sempurna.
- Memasukkan sampah organik ke dalam botol yang telah tertanam.
- Menutup kembali bagian atasnya dengan tanah untuk mempercepat proses kompos.
Dengan metode ini, sampah organik dapat terurai secara alami dan menjadi pupuk kompos yang berguna bagi tanaman. Selain itu, sistem biopori juga membantu meningkatkan daya serap tanah terhadap air, sehingga dapat mengurangi risiko genangan dan erosi.
Salah satu peserta, Siti Rahayu, mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Saya baru tahu bahwa sampah rumah tangga bisa diolah dengan cara yang begitu sederhana. Ini sangat bermanfaat dan mudah diterapkan di rumah,” ujarnya.
Kelompok KKN UNS 130 berharap program ini dapat terus diterapkan oleh masyarakat meskipun mereka sudah tidak berada di lokasi. Dengan adanya edukasi yang berkelanjutan, diharapkan semakin banyak warga yang mampu mengelola sampah rumah tangga dengan cara yang lebih baik dan berkelanjutan.
Penulis : TIM KKN UNS 130
Editor : Anisa Putri