Pemerintah resmi meluncurkan Danantara sebagai super holding BUMN dengan modal awal Rp1.000 triliun. Lembaga ini akan mengelola aset hingga US$900 miliar dan fokus pada investasi strategis. Konsepnya meniru Temasek Singapura, dengan harapan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
Jakarta, Sorotnesia.com – Pemerintah resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pada 24 Februari 2025. Lembaga ini digadang-gadang sebagai embrio super holding yang akan mengelola aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan potensi kelolaan mencapai ribuan triliun rupiah.
Pada tahap awal, Danantara akan menaungi tujuh BUMN besar, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Namun, dalam perkembangannya, Danantara disebut-sebut akan mengelola seluruh aset BUMN.
Jika mengacu pada tujuh BUMN tersebut, total aset yang akan dikelola oleh Danantara pada tahap awal diperkirakan mencapai Rp9.000 triliun. Angka tersebut mencerminkan besarnya potensi lembaga ini dalam mengelola investasi dan pengembangan ekonomi nasional.
Peluncuran Danantara sejalan dengan pengesahan Undang-Undang BUMN dalam sidang paripurna DPR pada 4 Februari 2025. Dalam regulasi tersebut, modal awal Danantara ditetapkan paling sedikit sebesar Rp1.000 triliun, yang bersumber dari konsolidasi modal BUMN tahun buku 2023 sebesar Rp1.135 triliun.
Draf UU BUMN Pasal 3F menjelaskan bahwa modal Danantara berasal dari penyertaan modal negara (PMN) dan sumber lainnya. PMN tersebut dapat berupa dana tunai, aset negara, maupun saham milik negara. Lebih lanjut, aturan ini juga membuka peluang bagi Danantara untuk memperoleh tambahan modal dari sumber investasi lainnya.
Presiden Prabowo Subianto turut menyinggung peran Danantara dalam perekonomian Indonesia saat menjadi pembicara dalam World Government Summit 2025 melalui konferensi video. Ia menyampaikan bahwa ke depan, Danantara diproyeksikan akan memiliki dana kelolaan mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun (kurs Rp16.350 per dolar AS).
“Pemerintah juga akan meluncurkan Danantara Indonesia, dana kekayaan negara baru dengan aset kelolaan melebihi US$900 miliar,” ungkap Prabowo.
Kehadiran Danantara menimbulkan berbagai pertanyaan publik, terutama terkait perannya yang tampaknya akan mengambil alih fungsi Indonesia Investment Authority (INA), sovereign wealth fund (SWF) yang telah lebih dulu berdiri. Namun, pemerintah menegaskan bahwa Danantara akan memiliki tiga fungsi utama, yakni Sovereign Wealth Fund seperti INA, Development Investment, dan Asset Management.
Dalam konsepnya, Danantara disebut-sebut ingin meniru Temasek Holdings milik Singapura yang telah sukses mengelola aset negara secara komersial. Temasek yang didirikan pada 25 Juni 1974, awalnya hanya memiliki portofolio senilai 354 juta dolar Singapura dan kini telah berkembang menjadi 389 miliar dolar Singapura.
Temasek berinvestasi di berbagai sektor, termasuk transportasi, industri keuangan, media dan teknologi, komunikasi, serta pertanian. Pola ini kemungkinan akan menjadi referensi utama bagi strategi investasi Danantara ke depan.
Danantara diberi kewenangan untuk melakukan investasi baik secara langsung maupun tidak langsung, serta bekerja sama dengan holding investasi, holding operasional, dan pihak ketiga. Hal ini memberi fleksibilitas bagi lembaga tersebut dalam mengembangkan strategi pengelolaan aset negara.
Dalam jangka panjang, dana kelolaan Danantara diproyeksikan akan diarahkan untuk investasi pada proyek-proyek strategis dan berkelanjutan, termasuk di sektor energi terbarukan, manufaktur maju, dan produksi pangan. Pemerintah berharap langkah ini akan berkontribusi terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun.
Meskipun membawa potensi besar, pembentukan Danantara juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal transparansi dan tata kelola investasi. Pemerintah diharapkan dapat memastikan bahwa mekanisme pengelolaan dana berjalan secara profesional dan akuntabel, sehingga kehadiran Danantara benar-benar membawa manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia.
Penulis : Wira Pratama
Editor : Anisa Putri