Mahasiswa MBKM UNS Berdayakan UMKM Desa Dayu dengan Digital Marketing dan Desain Kemasan

- Redaksi

Rabu, 11 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sesi pemaparan materi oleh Alif Arna Danan Abdul Faathir, Owner dari produk Ampyang Jawa. Foto: Tim MBKM UNS Desa Dayu

Sesi pemaparan materi oleh Alif Arna Danan Abdul Faathir, Owner dari produk Ampyang Jawa. Foto: Tim MBKM UNS Desa Dayu

Mahasiswa MBKM UNS sukses menjalankan program pemberdayaan UMKM Desa Dayu dengan pelatihan digital marketing dan desain kemasan. Program ini membantu pelaku usaha memahami strategi pemasaran online dan meningkatkan daya tarik produk melalui kemasan kreatif, dengan harapan memperluas pasar dan memperkuat ekonomi lokal.

Karanganyar, Sorotnesia.com – Desa Dayu menjadi saksi keberhasilan program pemberdayaan masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat untuk Memperkuat Branding Desa Dayu melalui Optimalisasi UMKM Desa Dayu” yang dilaksanakan oleh mahasiswa MBKM UNS pada (18/11/2024). Program ini bertujuan untuk membantu pelaku UMKM Desa Dayu meningkatkan kapasitas pemasaran melalui digital marketing, sekaligus mendesain kemasan dan label produk agar lebih menarik dan sesuai target pasar.

Putri Daniella Fitria Sukmawati, salah satu mahasiswa peserta program, menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan ini.”

Kami memulai dengan memberikan motivasi kepada pelaku UMKM, kemudian dilanjutkan dengan materi tentang labelling, kemasan, dan strategi pemasaran digital. Selain itu, kami juga mengadakan sesi tanya jawab untuk memastikan para peserta memahami setiap tahapan,” ujarnya.’

Rika Setianingrum, rekan Putri, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman pelaku UMKM terkait pemasaran melalui marketplace.

“Sebagian besar pelaku UMKM belum memahami cara membuat akun, mengelola produk, atau menerapkan strategi digital. Kami fokus memberikan pendampingan dalam hal ini,” tambahnya.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN UIN Walisongo Dorong Kesadaran Gender Lewat Seminar “Perempuan dan Keadilan” di Tamanrejo
Sesi review kemasan produk UMKM KWT Ngudi Rejeki. Foto: Tim MBKM UNS Desa Dayu
Sesi review kemasan produk UMKM KWT Ngudi Rejeki. Foto: Tim MBKM UNS Desa Dayu

Narasumber kegiatan, Alif Arna Danan Abdul Faathir, Owner dari produk Ampyang Jawa, menilai pentingnya marketplace dalam mengembangkan bisnis.

“Marketplace membuka akses lebih luas ke konsumen. Selain itu, produk yang dijual bisa lebih dikenal masyarakat,” jelas Alif. Ia juga memberikan materi tentang cara membuat akun dan mengelola produk di Shopee dan TikTok, dua platform yang menjadi fokus pelatihan ini.

Langkah-langkah mendesain kemasan juga menjadi perhatian utama dalam program ini. Menurut Tania Dwi Khoirunnisa, proses dimulai dari menentukan inspirasi desain, membuat sketsa konsep, hingga mencetak dan merakit kemasan.

“Kami memberikan pengetahuan tentang kemasan yang fungsional dan menarik agar sesuai dengan target pasar,” katanya.

Alif menambahkan bahwa desain kemasan yang baik harus memiliki ciri khas, menarik, dan sesuai dengan ukuran produk. “Label harus eye-catching, tidak terlalu besar atau kecil, dan mencerminkan brand produk. Ini penting untuk membangun kepercayaan konsumen,” jelasnya.

Respon positif datang dari pelaku UMKM yang merasa terbantu dengan pelatihan ini. Antusiasme mereka terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber selama sesi berlangsung.

“Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui pemasaran yang lebih luas dan produk yang lebih bernilai tambah,” ujar Trieva Puspa Nirbaya, salah satu mahasiswa peserta.

Baca Juga :  Ciptakan Sekolah Aman Bebas Perundungan: Mahasiswa KKN Posko 21 UIN Walisongo Adakan Sosialisasi Anti-Bullying di SDN Pagertoya

Tri Asih Rahmadini menambahkan bahwa monitoring akan dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program ini.

“Kami akan mendampingi Ketua KWT Ngudi Rejeki agar bisa mengkoordinir keberlanjutan program secara mandiri,” ujarnya.

Sebagai pelaku usaha, Alif berbagi pengalaman membangun branding produk Ampyang Jawa.

“Saya memulai dari ide sederhana, memanfaatkan bahan lokal seperti kacang, dan mencoba memasarkan melalui marketplace dan media sosial. Ini bisa menjadi pelajaran bagi UMKM di Desa Dayu,” ungkapnya.

Ia juga memberikan saran kepada pelaku UMKM yang baru beralih ke pemasaran digital. “Kunci sukses adalah memahami target pasar, memilih platform yang tepat, dan memanfaatkan iklan digital. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika dibutuhkan,” pesannya.

Dokumentasi bersama  Narasumber, Dosen Pembimbing, Ketua RT, dan KWT Ngudi Rejeki. Foto: Tim MBKM UNS Desa Dayu
Dokumentasi bersama Narasumber, Dosen Pembimbing, Ketua RT, dan KWT Ngudi Rejeki. Foto: Tim MBKM UNS Desa Dayu

Para mahasiswa MBKM UNS juga berperan penting dalam menganalisis potensi pasar dan merekomendasikan penggunaan marketplace seperti Shopee dan TikTok.

“Kami berharap produk UMKM Desa Dayu dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan semakin dikenal,” tutup Alif.

Dengan program ini, mahasiswa MBKM UNS membuktikan kontribusi nyata mereka dalam mendampingi pelaku UMKM untuk memperkuat branding dan daya saing produk lokal. Harapannya, keberlanjutan program ini dapat terus memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Desa Dayu.

Penulis : Tim MBKM UNS Desa Dayu

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Standardisasi Penaksir Digencarkan, Pegadaian Perkuat Kompetensi Industri Gadai Nasional
Dari Gulma Jadi Solusi, Mahasiswa UNS Dorong Pertanian Berkelanjutan di Boyolali
Bukan Sekadar Diversifikasi, Mahasiswa Teknik Pertanian FATEPA Unram Dorong Pengembangan Gula Semut Bernilai Tinggi di Giri Madia
Aksi Mahasiswa UPN Jatim Nyalakan Semangat Toleransi di Panti Asuhan
Tim Hibah GAMINAYU UNS Perkuat Budaya Literasi dan Pembelajaran Interaktif di Sekolah Dasar
Otomatisasi Layanan Kesehatan: Mahasiswa UNPAM Kembangkan Sistem Informasi Klinik Pratama untuk Kementerian Kehutanan
Pemkot Palembang Jajaki Kerja Sama Investasi dan Pendidikan dengan Konsulat AS untuk Sumatera
KKN UIN Walisongo Adakan Pelatihan membuat Sabun Ampas Kopi Eco-Conscious Bersama Warga Ngareanak

Berita Terkait

Jumat, 26 Desember 2025 - 13:13 WIB

Standardisasi Penaksir Digencarkan, Pegadaian Perkuat Kompetensi Industri Gadai Nasional

Kamis, 25 Desember 2025 - 16:56 WIB

Dari Gulma Jadi Solusi, Mahasiswa UNS Dorong Pertanian Berkelanjutan di Boyolali

Kamis, 11 Desember 2025 - 20:36 WIB

Bukan Sekadar Diversifikasi, Mahasiswa Teknik Pertanian FATEPA Unram Dorong Pengembangan Gula Semut Bernilai Tinggi di Giri Madia

Kamis, 11 Desember 2025 - 17:27 WIB

Aksi Mahasiswa UPN Jatim Nyalakan Semangat Toleransi di Panti Asuhan

Selasa, 2 Desember 2025 - 10:29 WIB

Tim Hibah GAMINAYU UNS Perkuat Budaya Literasi dan Pembelajaran Interaktif di Sekolah Dasar

Berita Terbaru

Opini

Era Globalisasi dan Etika Penggunaan Handphone

Senin, 29 Des 2025 - 05:25 WIB

Opini

Fatwa di Ujung Jari: Tantangan Bermadzhab di Era Algoritma

Minggu, 28 Des 2025 - 20:49 WIB

Sumber Gambar: Dok. laduni.id

Opini

Strategi Dakwah Walisongo di Zaman Kontemporer

Sabtu, 27 Des 2025 - 18:39 WIB