Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia

- Jurnalis

Kamis, 16 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi/dutadamaisulawesiselatan.id

Ilustrasi/dutadamaisulawesiselatan.id

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang membentang dari Sabang hingga Merauke, memiliki keragaman luar biasa dalam suku, bahasa, agama, ras, dan adat istiadat. Keanekaragaman ini menjadi kekayaan yang harus dijaga melalui persatuan dan kesatuan untuk menjaga keutuhan bangsa.

Dalam konteks ini, penting bagi setiap warga negara untuk memahami dan mengamalkan wawasan Nusantara, sebuah konsep nasional yang menjadi landasan harmoni dalam keberagaman. Wawasan Nusantara mendorong kita untuk memandang perbedaan secara bijaksana, dewasa, dan arif sehingga mendukung terciptanya persatuan bangsa.

Namun, di tengah dinamika masyarakat modern, tantangan terhadap keberagaman tetap ada. Konflik antar suku, kekerasan berbasis agama, dan gerakan separatisme di beberapa wilayah masih menjadi ancaman nyata.

Selain itu, kesenjangan sosial-ekonomi, melemahnya solidaritas sosial, dan kerukunan hidup bermasyarakat turut memengaruhi stabilitas persatuan nasional. Masalah ini harus mendapatkan perhatian serius karena dapat merusak integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan wawasan Nusantara harus terus dikembangkan di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari individu, keluarga, hingga kelompok masyarakat.

Menurut Budisantoso (1997), pemahaman wawasan Nusantara memiliki esensi penting dalam menciptakan harmoni dalam keberagaman. Ketika wawasan ini diterapkan, masyarakat akan lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan kelompok atau golongan tertentu.

Dengan demikian, wawasan Nusantara berfungsi sebagai penjabaran tujuan nasional yang mendukung potensi geografis, keragaman budaya, dan kekayaan agama Indonesia. Hal ini menjadi modal utama dalam membangun pola pikir kebangsaan yang berorientasi pada persatuan.

Selain itu, wawasan Nusantara juga memiliki dimensi batiniah dan lahiriah. Secara batiniah, wawasan ini didasarkan pada Pancasila untuk membentuk mental bangsa yang harmonis dalam cipta, rasa, dan karsa.

Baca Juga :  Revolusi Gaya Hidup Digital: Ketika Kita Kehilangan Sentuhan Manusia

Sementara secara lahiriah, wawasan Nusantara berperan sebagai pedoman organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian kebijakan nasional (Kaelan & Zubaidi, 2012). Dengan implementasi yang konsisten, wawasan Nusantara dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa, keutuhan wilayah, dan identitas nasional dalam menghadapi ancaman masa kini dan masa depan.

Salah satu elemen penting dalam pengembangan wawasan Nusantara adalah peran pemuda. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009, pemuda adalah warga negara Indonesia berusia 16–30 tahun yang memiliki potensi besar dalam mendukung kemajuan bangsa.

Sebagai generasi yang dinamis, kreatif, dan intelektual, pemuda diharapkan mampu menjadi motor penggerak dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui organisasi kepemudaan, pemuda dapat berkontribusi secara aktif dalam mengamalkan nilai-nilai wawasan Nusantara.

Organisasi kepemudaan memiliki peran strategis sebagai wadah pembentukan karakter dan peningkatan kesadaran nasionalisme. Dalam organisasi ini, pemuda didorong untuk memahami empat pilar kebangsaan: menjaga keutuhan NKRI, menghormati keragaman bangsa, bersikap patriotik berdasarkan nilai Pancasila, dan memegang teguh UUD 1945. Ketika nilai-nilai ini tertanam kuat, Indonesia akan menjadi negara yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Sebagai contoh, peran organisasi kepemudaan dapat terlihat dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, sosial, ekonomi, dan pertahanan. Dalam politik, pemuda dapat mendorong terciptanya demokrasi yang sehat dan inklusif.

Dalam bidang ekonomi, mereka dapat berkontribusi pada kemandirian ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Di sektor sosial-budaya, organisasi kepemudaan dapat menggalakkan nilai-nilai kearifan lokal dan memperkuat solidaritas antar komunitas.

Sementara itu, di bidang pertahanan dan keamanan, pemuda berperan dalam menjaga keutuhan bangsa dari ancaman internal maupun eksternal.

Baca Juga :  Etika Komunikasi: Kunci Figur Publik Menjaga Kepercayaan Masyarakat

Selain peran strategis tersebut, organisasi kepemudaan juga memiliki tujuan spesifik. Secara umum, organisasi ini bertujuan untuk menyatukan pemuda berdasarkan visi bersama, memperkokoh persatuan bangsa, dan mengembangkan potensi individu agar siap bersaing di tingkat global.

Secara khusus, organisasi kepemudaan berupaya memperkuat eksistensi melalui kegiatan yang relevan, melatih keterampilan anggota, dan memberikan masukan konstruktif kepada pemerintah demi kebijakan yang lebih pro-rakyat.

Dalam pelaksanaannya, organisasi kepemudaan sering kali menghadapi tantangan, seperti minimnya dukungan sumber daya atau kurangnya kesadaran di kalangan pemuda itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi kepemudaan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan potensi pemuda.

Program-program pelatihan, seminar, dan kegiatan sosial bisa menjadi sarana efektif untuk meningkatkan pemahaman wawasan Nusantara di kalangan pemuda.

Pemuda adalah aset bangsa yang harus diberdayakan secara optimal. Dengan potensi kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mereka miliki, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Namun, keberhasilan ini hanya dapat tercapai jika pemuda memiliki pemahaman yang kuat tentang wawasan Nusantara dan komitmen untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi kepemudaan, sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan pemuda, memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi yang berintegritas dan berdaya saing.

Melalui peran aktif organisasi kepemudaan, wawasan Nusantara tidak hanya menjadi konsep abstrak, tetapi juga menjadi prinsip hidup yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan begitu, semangat persatuan dan kesatuan bangsa akan tetap terjaga, dan Indonesia dapat terus melangkah maju sebagai bangsa yang kuat dan bermartabat.

Penulis : Afifah Nur Halimah / Universitas Dharmas Indonesia

Editor : Fadli Akbar

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sarjana Muslim di Tengah Tantangan Dunia Kerja
Islam dan Luka Ekologis: Menimbang Kembali Etika Pertambangan dalam Perspektif Syariat
Antara Husnuzan dan Trust Issue: Menjaga Keseimbangan di Tengah Dunia yang Rumit
Fatwa-Fatwa Kontemporer Ulama Dunia soal Perang: Antara Jihad dan Kemanusiaan
Pernikahan Dini dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Indonesia: Antara Syariat dan Regulasi Negara
Kenapa Tata Cara Shalat Berbeda? Ini Penjelasan Menurut Mazhab
BNPL: Inovasi Finansial atau Jeratan Riba?
Perbedaan Pendapat Ulama: Kekuatan atau Kelemahan Bagi Umat Islam ?

Berita Terkait

Senin, 30 Juni 2025 - 21:30 WIB

Sarjana Muslim di Tengah Tantangan Dunia Kerja

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:40 WIB

Islam dan Luka Ekologis: Menimbang Kembali Etika Pertambangan dalam Perspektif Syariat

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:10 WIB

Antara Husnuzan dan Trust Issue: Menjaga Keseimbangan di Tengah Dunia yang Rumit

Jumat, 27 Juni 2025 - 19:30 WIB

Fatwa-Fatwa Kontemporer Ulama Dunia soal Perang: Antara Jihad dan Kemanusiaan

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:29 WIB

Pernikahan Dini dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Indonesia: Antara Syariat dan Regulasi Negara

Berita Terbaru

Dua profesional sedang bekerja bersama dengan penuh fokus, mencerminkan etos kerja yang terencana, terstruktur, dan produktif sebagaimana diajarkan dalam Islam. Foto: Pexels/Mikhail Nilov

Opini

Sarjana Muslim di Tengah Tantangan Dunia Kerja

Senin, 30 Jun 2025 - 21:30 WIB