Mahasiswa BBK 5 UNAIR Tanjungsari 2 berkolaborasi dengan SOTH Surabaya dalam program Jago Parenting. Kegiatan ini mengajarkan pola asuh demokratis, konsep diri yang positif, dan cara melindungi anak dari pengaruh media. Melalui diskusi dan games interaktif, orang tua mendapatkan wawasan dalam membimbing anak di era digital.
Surabaya, Sorotnesia.com – Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) Tanjungsari 2 berkolaborasi dengan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Surabaya, yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Surabaya dan BKKBN Jawa Timur, dalam program inovatif “Jago Parenting”.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Kelas PAUD Kantor Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, pada Rabu, 22 Januari 2025 dan diikuti oleh puluhan orang tua.
Program ini berfokus pada konsep diri yang positif, pola pengasuhan yang tepat, serta perlindungan anak dari dampak negatif media. Tujuannya adalah membekali orang tua dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mendidik anak secara bijak di era digital.
Mahasiswa BBK 5 UNAIR Tanjungsari 2 berperan sebagai fasilitator dalam program ini. Raniyah dan Josephine, selaku perwakilan dari divisi acara BBK 5, mengungkapkan bahwa banyak orang tua masih mengalami kesulitan dalam memahami pola pengasuhan yang efektif.
“Jago Parenting hadir sebagai solusi bagi para orang tua agar lebih memahami konsep pengasuhan yang baik,” ujar mereka.
Sementara itu, DP3APPKB Surabaya turut berperan sebagai mitra yang menjembatani mahasiswa dengan peserta program. Mahasiswa dari kelompok Tanjungsari 1 juga berbagi pengalaman serta tips dan trik seputar pengasuhan.
“Orang tua harus fokus pada refleksi diri dan berpikir positif, daripada membandingkan diri dengan orang lain,” ujar Revalina, salah satu mahasiswa fasilitator.
Dalam sesi diskusi, mahasiswa menekankan pentingnya pola asuh demokratis. Prinsip utama dalam pola asuh ini mencakup komunikasi terbuka, pemberian pujian atas usaha, serta menghindari kekerasan verbal maupun non-verbal yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak.
Mahasiswa juga menyoroti peran media dalam kehidupan anak. Maulana, mahasiswa fasilitator dari kelompok Tanjungsari 2, menjelaskan bahwa anak-anak saat ini tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan media digital.
“Media memiliki dampak positif dan negatif. Di satu sisi, anak bisa dengan mudah mengakses informasi, tetapi di sisi lain, mereka juga rentan terhadap kejahatan siber dan konten negatif,” jelasnya.
Maulana menambahkan bahwa pengawasan orang tua sangat diperlukan dalam mengontrol akses anak terhadap media. Tanpa pengawasan, anak bisa dengan mudah mengakses informasi yang tidak sesuai dengan usianya.
Mahasiswa fasilitator juga menekankan bahwa orang tua harus menjadi contoh dalam penggunaan media elektronik.
“Orang tua harus menetapkan aturan usia penggunaan media sosial, mengawasi aktivitas anak, membatasi waktu penggunaan gadget, serta memberikan contoh yang baik dalam penggunaan teknologi,” ujar salah satu mahasiswa.
Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tua. Oleh karena itu, orang tua perlu membangun komunikasi yang baik, memberikan edukasi, menjalin kedekatan emosional, serta menciptakan kegiatan alternatif untuk mengalihkan perhatian anak dari paparan media yang berlebihan.

Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga diisi dengan sesi games interaktif berbasis konsep kuis Family 100. Dalam permainan ini, peserta diajak untuk menebak jawaban berdasarkan hasil survei, sehingga mereka lebih mudah memahami dan mengingat materi yang telah disampaikan.
Bu Eka, salah satu peserta yang memenangkan games, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa BBK 5 atas pemaparan materi yang menarik.
“Terima kasih kepada mahasiswa BBK 5 atas penyampaian materi dan games-nya. Saya jadi lebih memahami inti dari materi ini dan siap menerapkannya di rumah bersama anak. Terima kasih juga atas hadiahnya,” ujarnya dengan antusias.
Program Jago Parenting bertujuan untuk membina tumbuh kembang dan membentuk karakter anak sejak usia dini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pola asuh dan peran media, diharapkan orang tua dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi anak-anak mereka.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arist Merdeka Sirait, “Keluarga adalah garda terdepan dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif.”
Penulis : Raniyah Shafiyah Adha dan Nurvani Inaroh | Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga
Editor : Anisa Putri