KKN UIN Walisongo Posko 21 menggelar sosialisasi pencegahan pernikahan dini di Desa Pagertoyo. Acara ini membahas risiko kesehatan, pentingnya kedewasaan mental, dan dampak sosial pernikahan dini, sekaligus menanamkan pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.
Semarang, Sorotnesia.com – Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 21 menyelenggarakan sosialisasi pencegahan pernikahan dini bersama remaja dan karang taruna Desa Pagertoyo, Sabtu (16/11/24). Bertempat di Balai Dusun Mangli, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif pernikahan dini sekaligus pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.
Program ini merupakan bagian dari kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 83 Divisi Kesehatan dan Lingkungan UIN Walisongo, merespons tingginya kasus pernikahan dini di Desa Pagertoyo.
Kegiatan dibuka dengan pemutaran film edukasi “Mateng Wit” yang menggambarkan risiko pernikahan tanpa kesiapan mental dan fisik. Film berdurasi 35 menit ini menyampaikan bahwa pernikahan memerlukan banyak persiapan, termasuk kedewasaan mental dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Fasih, pemateri dari Divisi Kesehatan dan Lingkungan. Ia menjelaskan bahaya pernikahan dini dari aspek kesehatan. “Pada fase remaja, organ reproduksi masih dalam tahap berkembang. Kehamilan di usia muda sangat berisiko, terutama bagi perempuan. Rahim yang belum kuat dapat menyebabkan keguguran atau kanker serviks,” jelas Fasih.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan mental sebelum menikah. “Ketidakmatangan emosional bisa memicu stres, krisis percaya diri, hingga ketidakmampuan menyelesaikan konflik dalam rumah tangga,” tambahnya.
Antusiasme peserta terlihat dalam sesi diskusi yang berlangsung interaktif. Salah seorang remaja mengungkapkan bahwa acara ini memberinya wawasan baru tentang pentingnya pendidikan dan menunda pernikahan hingga benar-benar siap.
Dinda, anggota Divisi Kesehatan dan Lingkungan, berharap kegiatan ini dapat mengubah cara pandang remaja terhadap pernikahan dini. “Masa remaja adalah masa emas. Kita harus memanfaatkannya untuk belajar dan mempersiapkan masa depan,” ungkapnya.
Sumanah, kader posyandu Desa Pagertoyo, mengapresiasi inisiatif ini. “Sosialisasi ini penting untuk mencegah putus sekolah akibat pernikahan dini. Dengan pendidikan yang lebih baik, generasi muda dapat membangun desa ini menjadi lebih maju,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, KKN UIN Walisongo berharap dapat menanamkan kesadaran pada remaja tentang pentingnya menjaga pergaulan, menunda pernikahan dini, dan mempersiapkan masa depan dengan matang.
Penulis : KKN UIN Walisongo Posko 21
Editor : Anisa Putri