KKN UNS Dorong Pemberdayaan Warga Legundi Lewat Pemanfaatan Sekam Padi

- Jurnalis

Sabtu, 30 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa KKN UNS saat memberikan pelatihan pembuatan sekam bakar. Foto: KKN UNS Desa Legundi

Mahasiswa KKN UNS saat memberikan pelatihan pembuatan sekam bakar. Foto: KKN UNS Desa Legundi

Ngawi, Sorotnesia.com – Inovasi ramah lingkungan lahir dari tangan-tangan kreatif mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Legundi, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. Mereka berhasil menyulap limbah sekam padi yang selama ini terbuang percuma menjadi media tanam yang bermanfaat sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.

Program yang diinisiasi sejak akhir Juli 2025 ini melibatkan masyarakat setempat, terutama kelompok ibu-ibu PKK. Tidak hanya mengedepankan aspek lingkungan, kegiatan ini juga diarahkan untuk memperkuat pemberdayaan sosial dan membuka peluang ekonomi baru.

Desa Legundi merupakan wilayah pertanian dengan hamparan sawah luas. Setiap musim panen, tumpukan sekam padi menjadi pemandangan umum. Selama ini, limbah tersebut hanya dibakar begitu saja sehingga menimbulkan polusi udara dan tidak memberi manfaat nyata.

Ketua KKN UNS Desa Legundi, Rantau Naufal Abroor, menjelaskan bahwa pemilihan sekam padi sebagai fokus utama program berangkat dari hasil observasi lapangan. “Sekam jumlahnya melimpah, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Kami ingin menjadikan potensi lokal ini sebagai solusi nyata bagi warga,” ungkap mahasiswa Prodi Ilmu Hukum itu.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa kebiasaan warga yang sudah akrab dengan kegiatan menanam tanaman hias maupun tanaman obat keluarga menjadi alasan kuat mengapa program sekam bakar mudah diterima. “Kebun rumah tangga sudah ada, tinggal diberi tambahan inovasi melalui media tanam sekam bakar,” katanya.

Mahasiswa KKN UNS saat mendampingi peserta saat mengaplikasikan sekam bakar untak tanaman dalam polibag. Foto: KKN UNS Desa Legundi
Mahasiswa KKN UNS saat mendampingi peserta saat mengaplikasikan sekam bakar untak tanaman dalam polibag. Foto: KKN UNS Desa Legundi

Lurah Legundi, Suyitno, menyambut positif inovasi yang dibawa mahasiswa KKN UNS. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga langkah awal menuju pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.

“Program ini memberi nilai tambah yang jelas. Warga bukan hanya belajar mengurangi limbah, tetapi juga menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Kami berharap setelah mahasiswa selesai KKN, kegiatan ini tetap berjalan bersama PKK maupun kelompok tani,” ujar Suyitno.

Baca Juga :  English for Daily Life: Mahasiswa KKN 29 UNS Tingkatkan Keterampilan Bahasa Inggris Anggota Forum Komunitas Difabel Boyolali

Pemerintah desa juga berkomitmen memberikan dukungan berkelanjutan agar program tidak berhenti sebatas kegiatan sesaat. “Kami ingin ini menjadi kebiasaan baru yang membawa manfaat jangka panjang,” tambahnya.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UNS, Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., Ph.D., menegaskan bahwa kegiatan ini telah menyentuh kebutuhan riil masyarakat. “KKN bukan hanya transfer teori, tetapi pengalaman aplikatif yang bisa langsung dirasakan manfaatnya. Sekam bakar ini berdampak pada pelestarian lingkungan sekaligus memberi peluang ekonomi,” tuturnya.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan dalam dua sesi. Pertemuan pertama pada 22 Juli 2025 fokus pada pengenalan sekam bakar dan praktik pembuatannya. Pertemuan kedua pada 1 Agustus 2025 dilanjutkan dengan praktik menanam sayuran menggunakan media campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar.

Koordinator program, Dewi Sundari dari Prodi Bimbingan dan Konseling, menekankan pentingnya pendekatan sederhana agar mudah dipahami. “Ibu-ibu tidak hanya menerima teori, tetapi langsung praktik membuat sekam bakar hingga menggunakannya untuk menanam. Kami juga menyelipkan aspek psikologis, karena berkebun bisa menjadi rutinitas yang menenangkan dan menurunkan stres,” jelasnya.

Peserta pelatihan terlihat sangat antusias. Banyak yang aktif bertanya seputar cara merawat tanaman, bahkan berbagi pengalaman berkebun. “Ketika diberi ilmu baru, mereka sangat bersemangat. Apalagi hasilnya bisa langsung dirasakan,” tambah Dewi.

Untuk memastikan keberlanjutan, setiap peserta dibekali bibit sayuran siap tanam. Hasilnya mulai terlihat. Beberapa ibu PKK melaporkan perkembangan kebun mereka dengan media sekam bakar. Ada yang bahkan menunjukkan foto pertumbuhan tanaman mereka kepada mahasiswa KKN.

“Respon warga sangat positif. Ada kebanggaan tersendiri ketika tanaman tumbuh subur dengan media baru yang mereka buat sendiri,” ujar Dewi.

Baca Juga :  Peringatan Maulid Nabi di Masjid Besar Al-Falah Rowokangkung, 700 Jamaah Hadir dan Suasana Penuh Kekhidmatan

Partisipasi warga tidak terbatas pada keikutsertaan pelatihan, melainkan juga menyediakan lahan kosong dan fasilitas untuk proses pembuatan sekam bakar. Dengan keterlibatan aktif ini, kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat semakin terasa.

Program sekam bakar selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pada poin 12, kegiatan ini mendorong konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dengan mengubah limbah menjadi produk berguna. Sementara pada poin 15, kegiatan ini mendukung pelestarian ekosistem daratan melalui penghijauan rumah tangga dan pengurangan penggunaan pupuk kimia.

Dokumentasi bersama setelah pelaksanaan pelatihan pembuatan sekam bakar. Foto: KKN UNS Desa Legundi
Dokumentasi bersama setelah pelaksanaan pelatihan pembuatan sekam bakar. Foto: KKN UNS Desa Legundi

Selain manfaat lingkungan, mahasiswa juga mengajarkan cara mengemas produk sekam bakar dan memperkenalkannya ke pasar digital. Langkah ini membuka peluang ekonomi baru bagi warga.

“Harapannya, sekam bakar tidak hanya digunakan sendiri, tetapi bisa dipasarkan sebagai produk lokal yang bernilai ekonomi,” terang Dewi.

Tidak bisa dipungkiri, kegiatan ini juga memperkuat ikatan sosial masyarakat. “Melalui kegiatan ini, warga saling berbagi pengalaman, saling menyemangati, dan semakin erat kebersamaannya,” ujar Dewi.

Program ini pun menjadi bukti kontribusi nyata mahasiswa UNS. “Kami ingin meninggalkan sesuatu yang berkelanjutan. Sekam bakar mungkin sederhana, tapi bisa berdampak luas,” tutupnya.

Dengan dukungan pemerintah desa, masyarakat, serta pihak akademisi, pelatihan sekam bakar di Desa Legundi tidak hanya menghasilkan media tanam ramah lingkungan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis, mempererat kebersamaan, dan membuka peluang ekonomi.

Kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong dalam mengelola potensi lokal untuk menuju desa mandiri, ramah lingkungan, dan berdaya secara sosial-ekonomi. Dari sekam padi yang semula dianggap limbah, lahir harapan baru untuk masa depan Desa Legundi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Penulis : Wira Pratama

Editor : Anisa Putri

Follow WhatsApp Channel sorotnesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mahasiswa KKN UNS Gaungkan Edukasi Gizi dan Kemandirian Pangan di Jogotirto
Sinergi Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Kreatif: Transformasi Desa Poja Bersama Mahasiswa KKN UNS
KKN 225 UNS di Desa Ngumpul Dorong Digitalisasi dan Edukasi Keuangan UMKM
Mahasiswa KKN UNS Hadirkan Pojok Baca Kreatif, Tingkatkan Semangat Literasi Siswa SD MIS Ishlahul Ummah NW Paok Rempek di Lombok Utara
Sosialisasi Hipertensi dan PHBS, KKN UNS Dorong Kesadaran Kesehatan Lansia di Desa Jrakah
KKN 62 UNS Dorong Desa Sewurejo Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Lewat Biopori
Mahasiswa KKN 14 UNS Dorong Nilai Tambah Jagung di Desa Semanggi lewat Inovasi Keripik
Dari Scan ke Refleksi, Program SEMAR Perkuat Literasi Kritis Peserta Didik SMP Negeri 3 Magelang

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 20:00 WIB

Mahasiswa KKN UNS Gaungkan Edukasi Gizi dan Kemandirian Pangan di Jogotirto

Kamis, 11 September 2025 - 15:51 WIB

Sinergi Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Kreatif: Transformasi Desa Poja Bersama Mahasiswa KKN UNS

Rabu, 10 September 2025 - 17:42 WIB

KKN 225 UNS di Desa Ngumpul Dorong Digitalisasi dan Edukasi Keuangan UMKM

Selasa, 9 September 2025 - 20:20 WIB

Sosialisasi Hipertensi dan PHBS, KKN UNS Dorong Kesadaran Kesehatan Lansia di Desa Jrakah

Minggu, 7 September 2025 - 14:30 WIB

KKN 62 UNS Dorong Desa Sewurejo Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Lewat Biopori

Berita Terbaru

Mochi warna-warni dengan isian buah segar seperti stroberi, kiwi, dan pisang, bikin kudapan khas Jepang ini makin lezat sekaligus menyehatkan.
Sumber: bakingworld.id

Esai

Mengapa Mochi Bisa Kenyal? Ini Penjelasan Sainsnya!

Selasa, 16 Sep 2025 - 07:53 WIB