Universitas Indonesia (UI) dan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia mengadakan kolaborasi penelitian mengenai tata ruang perkotaan berkelanjutan dengan fokus pada Transit-Oriented Development (TOD). Kolaborasi ini akan diperkuat melalui seminar bersama yang mengkaji pelajaran dari pembangunan ibu kota baru di Malaysia untuk diterapkan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Depok, Sorotnesia.com — Universitas Indonesia (UI) melalui Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) terus memperkuat upaya pengembangan tata ruang perkotaan berkelanjutan melalui kolaborasi penelitian dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia. Diskusi mendalam yang berlangsung pada 21 Agustus 2024 di Collage of Built Environment, UiTM, Malaysia, bertujuan untuk mengkaji potensi kerja sama riset terkait implementasi konsep Transit-Oriented Development (TOD) di kawasan metropolitan Jakarta dan Kuala Lumpur.
Konsep TOD mengedepankan aksesibilitas terhadap transportasi publik, dengan mengintegrasikan stasiun-stasiun transportasi massal dengan hunian, perkantoran, serta fasilitas umum. Diskusi ini menyoroti beberapa aspek penting, termasuk dampak sosio-demografis, mobilitas penduduk, dan perubahan harga properti di sekitar kawasan TOD di Jakarta dan Kuala Lumpur.
Koordinator Klaster Riset Penataan Ruang dan Kawasan Berorientasi Transit (PR-TOD) SIL UI, Dr. Hayati Sari Hasibuan, menyatakan bahwa pengembangan TOD di Jakarta berdampak pada kenaikan harga lahan dan bangunan, terutama di sekitar stasiun-stasiun transportasi publik seperti MRT, LRT, dan Commuter Line.
“Pengembangan kawasan TOD di wilayah metropolitan Jakarta mendorong peningkatan harga tanah dan bangunan, khususnya di sekitar stasiun MRT, LRT, dan Commuter Line, yang menjadi pusat transit utama bagi masyarakat Jabodetabek,” jelas Dr. Hayati, dikutip Sorotnesia dari situs resmi UI.
Dalam diskusi tersebut, Prof. Drs. Raldi H Koestoer, Dosen Tetap SIL UI dan Analis Kebijakan Ahli Utama (AKAU), menegaskan pentingnya kajian lebih lanjut mengenai keterjangkauan harga properti di kawasan TOD. Menurutnya, penelitian ini sangat penting agar pemanfaatan kawasan TOD dapat dioptimalisasi bagi masyarakat berpenghasilan menengah yang mengandalkan transportasi massal.
“Kajian mengenai keterjangkauan harga properti di kawasan TOD di metropolitan Jakarta dan Kuala Lumpur perlu dilakukan untuk memastikan TOD dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat,” ujarnya.
Kolaborasi penelitian ini akan dilanjutkan dalam seminar bersama yang dijadwalkan pada 18 September 2024 di Depok, dengan tema “Future Sustainable City Development on The Change of Jakarta’s State Capital Status To IKN: Lessons from Malaysia”. Seminar ini akan menghadirkan sejumlah narasumber dari UiTM, seperti Dr. TPr. Marlyana Azzyati Marzukhi, Kepala Pusat Studi Perencanaan Kota dan Wilayah (FSPU), dan Dr. Muhammad Hakim Danial, Dosen Senior FSPU. Para pakar ini akan berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai pengembangan kota berkelanjutan, dengan menyoroti pelajaran yang dapat diambil dari pembangunan ibu kota baru di Malaysia untuk diterapkan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Indonesia.
Di akhir diskusi, tim peneliti yang tergabung dalam Program Riset Strategic Research Partnership (SRP) Bilateral Strategic Alliance (UI-UiTM BISA) berharap kolaborasi ini akan meluas tidak hanya pada penelitian, tetapi juga pada program pertukaran pelajar, workshop, pengabdian masyarakat, dan praktik lapangan mengenai tata ruang berkelanjutan dari berbagai perspektif.
Peneliti muda SIL UI yang terlibat dalam kolaborasi ini termasuk Bellanti Nur Elizandri, S.Ars., M.Si., dan Chrisna T Permana, Ph.D., yang saat ini juga merupakan dosen tetap di Universitas Sebelas Maret.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta solusi-solusi inovatif dalam penataan ruang perkotaan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk Jakarta dan Kuala Lumpur, tetapi juga untuk kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara.
Penulis : Wira Pratama
Editor : Anisa Putri
Sumber Berita: ui.ac.id