Seminar “Perempuan dan Keadilan” oleh KKN UIN Walisongo di Tamanrejo mengajak peserta untuk memahami dan menangkal diskriminasi gender. Dengan diskusi interaktif, peserta diajak menilai peran gender di masyarakat dan dampaknya bagi perempuan.
Tamanrejo, Sorotnesia.com – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 28 dari UIN Walisongo Semarang sukses menggelar seminar bertajuk “Perempuan dan Keadilan” yang membahas secara mendalam tentang diskriminasi gender yang masih dialami oleh perempuan di berbagai aspek kehidupan.
Seminar yang berlangsung di Balai Desa Tamanrejo pada Minggu, 3 November 2024, pukul 19.00 ini dihadiri oleh para pemuda dari Karang Taruna setempat. Dalam acara ini, hadir Safira, Ketua Kopri Kota Semarang, sebagai narasumber utama yang membagikan pengalaman dan pandangannya tentang kesetaraan gender.
Seminar ini dimulai dengan kegiatan interaktif yang melibatkan peserta untuk memahami bagaimana peran dan pembagian tugas dalam rumah tangga sering kali memperkuat stereotip gender. Safira mengajak peserta untuk membuat daftar aktivitas yang dilakukan oleh “ayah” dan “ibu” selama 24 jam.
Hasil diskusi ini membuka mata peserta tentang beban kerja yang tidak seimbang, terutama di kalangan perempuan yang sering kali menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus pencari nafkah. Melalui contoh-contoh konkret, Safira menekankan bahwa pemahaman yang salah tentang peran gender ini dapat menyebabkan diskriminasi terhadap perempuan, khususnya dalam lingkup keluarga.
Diskusi menjadi semakin menarik ketika salah satu peserta, Anisa, mengajukan pertanyaan mengenai body shaming dalam rumah tangga dan apakah hal tersebut termasuk bentuk kekerasan. Menanggapi hal ini, Safira menjelaskan bahwa tindakan body shaming, terutama dalam hubungan suami istri, dapat dikategorikan sebagai kekerasan emosional jika merendahkan harga diri seseorang.

“Setiap bentuk komentar negatif yang merusak harga diri, termasuk body shaming, bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan hubungan interpersonal,” tegasnya. Ia juga mendorong agar setiap pasangan saling menghargai dan tidak menjadikan fisik sebagai sasaran kritik.
Sesi tanya jawab menjadi momen yang penuh antusiasme dengan beragam pertanyaan seputar kesetaraan gender dan tantangan yang dihadapi perempuan. Salah satu peserta seminar turut berbagi pengalaman tentang diskriminasi yang ia alami dalam pekerjaan, di mana perempuan sering kali dianggap kurang mampu dibandingkan laki-laki.
Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan hak-hak perempuan di ruang publik dan bagaimana peran gender seharusnya tidak membatasi potensi perempuan dalam berkarier maupun dalam keluarga.
Acara ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang edukasi, tetapi juga sebagai platform bagi peserta untuk mengeksplorasi pengalaman pribadi dan memperkuat kesadaran gender dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, seminar ini mengundang para peserta untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka, dengan tujuan mengurangi diskriminasi gender dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi perempuan.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol dukungan terhadap inisiatif ini. Tim KKN Posko 28 UIN Walisongo berharap seminar ini dapat memotivasi masyarakat Desa Tamanrejo untuk terlibat dalam upaya menciptakan keadilan gender.
Ke depannya, tim KKN ini berkomitmen untuk melanjutkan program-program edukatif serupa guna memperluas wawasan masyarakat mengenai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan di wilayah mereka.
Dengan pendekatan yang inovatif dan diskusi yang mendalam, seminar ini berhasil menarik perhatian masyarakat terhadap pentingnya menghadapi isu diskriminasi gender dengan cara yang positif dan edukatif. Melalui upaya ini, diharapkan terwujudnya lingkungan yang menghargai peran perempuan dan laki-laki secara setara.
Penulis : Tim KKN Posko 28 Desa Tamanrejo
Editor : Intan Permata